Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi Alergi Pada Bayi

Dipublish tanggal: Agu 31, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 31, 2020 Waktu baca: 3 menit
Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi Alergi Pada Bayi

Kasus alergi pada bayi sesungguhnya cukup sering terjadi. Alergi biasanya timbul ketika sistem imun tubuh mengeluarkan reaksi tertentu terhadap paparan zat asing, baik yang terlanjur  bersentuhan, dihirup, ditelan, atau diinjeksikan. 

Sebenarnya, setiap tubuh mempunyai yang namanya ambang batas toleransi. Ini artinya jika paparan zat asing tadi masih di bawah ambang batas toleransi tersebut, maka tubuh masih sanggup menanggungnya. 

Lain halnya bila paparannya berlebihan sehingga melewati batas. Dalam hal ini sistem kekebalan akan mengeluarkan reaksi alergi untuk melindungi tubuh. 

Karenanya tak heran jika pada mulanya bayi seperti tidak alergi terhadap sesuatu, tapi mendadak ia kemudian jadi alergi. Hal ini mungkin terjadi apalagi bila tubuhnya terlalu sering terpapar alergen (zat pemicu alergi) tertentu. 

Penyebab dan gejala Alergi pada bayi

Walau tidak mudah menemukan penyebab alergi pada bayi, namun beberapa hal di bawah ini kerap jadi alergen. Apa sajakah itu, dan bagaimana pula gejalanya?! Simak yang mau lewat berikut:

  • Faktor genetik 

Hasil riset menunjukkan bayi yang terlahir dari orang tua dengan riwayat alergi, memiliki kemungkinan lebih besar (hingga 70%) menderita alergi juga.  

Untuk lebih detailnya, ceritakan pada dokter soal alergi apa yang Anda miliki, serta apa saja gejala yang mungkin timbul seandainya buah hati juga memiliki alergi serupa. 

  • Makanan atau obat

Umumnya reaksi alergi akibat makanan atau obat muncul setelah itu masuk ke dalam tubuh buah hati. Gejala yang timbul di sini bisa ringan, tapi dapat juga membahayakan nyawa. Munculnya reaksi alergi pun bisa dalam hitungan menit, atau beberapa jam setelah ia makan. 

Bahkan ada pula reaksi alergi terhadap obat seperti ruam misalnya, yang baru muncul beberapa hari kemudian.

Gejala alergi makanan atau obat pada bayi biasanya mencakup munculnya ruam pada kulit disertai gatal; bersin atau napas pendek. Selain itu, alergi makanan dapat juga menyebabkan bayi mual, muntah, diare, serta sakit perut

Pada beberapa kasus, bibir atau leher si kecil bisa juga bengkak karenanya. Sedangkan reaksi alergi makanan atau obat paling fatal adalah anafilaksis, yang muncul ketika paparan alergen memicu produksi zat kimia berlebih dalam tubuh. 

Zat kimia inilah yang membuat tubuh syok sehingga tekanan darah menurun drastis. Saluran pernapasan jadi menyempit sehingga terjadi sesak napas. Segera bawa bayi ke UGD jika sampai timbul gejala demikian.

Perlu diketahui bahwa penyebab anafilaksis pada bayi paling umum adalah karena alergi protein susu sapi. Contoh alergi makanan lain juga sering terjadi adalah telur, kacang, ikan, kedelai, dan kerang. 

  • Lingkungan 

Kasus alergi karena lingkungan rata-rata baru muncul ketika anak berusia 1½ tahun. Contoh yang paling klasik adalah alergi terhadap serbuk sari, tungau, bulu binatang, jamur, atau kecoak. 

Gejala alergi karena lingkungan biasanya berdampak pada area kepala dan dada saja, misalnya seperti bersin, mata merah dan gatal, batuk, dada terasa sesak, hingga hidung meler. 

Walau begitu, tidak menutup kemungkinan juga bisa timbul ruam atau gatal pada kulitnya kalau itu terkena sampo, sabun, deterjen atau produk lainnya. 

Gigitan serangga seperti tawon atau lainnya harus diwaspadai juga karena selain menyebabkan kulit gatal, merah, serta bengkak, alergen ini juga dapat memicu anafilaksis. 

Bayi memang Alergi ataukah sedang Sakit?

Hidung meler dan batuk yang merupakan reaksi alergi yang dapat dengan mudah disalahpahami sebagai gejala masuk angin. Lantas bagaimana membedakan keduanya?

Salah satu cara mengetahuinya adalah dengan mengamati gejalanya. Masuk angin pada bayi tergolong sering terjadi dan umumnya bisa sembuh dalam waktu beberapa hari hingga minggu. Lain halnya dengan gejala alergi yang rata-rata bertahan lebih lama.

Kunci pembeda selanjutnya adalah ada-tidaknya gejala sampingan yang muncul, seperti demam misalnya. Biasanya ini disebabkan oleh penyakit dan bukannya alergi. Selain itu, alergi juga tidak membuat tubuh sakit seperti yang disebabkan masuk angin. 

Cara mengatasi Alergi pada bayi

Cara mengatasi alergi pada bayi yang pertama pastilah dengan mencari tahu penyebab alerginya. Kalau sudah tahu, Anda bisa menjauhkan alergen tersebut dari buah hati. 

Soal makanan misalnya, tak mengapa kalau menunda dulu pemberian makanan yang berpotensi memicu reaksi alergi pada bayi. Dalam hal ini, jangan segan untuk minta petunjuk dokter.

Cara berikutnya adalah dengan menjaga kebersihan rumah, khususnya ranjang, mainan anak, hingga area yang paling sering disinggahinya. Dengan begitu penyebab alergi seperti debu, tungau, atau jamur bisa dihindarkan.

Bayi juga perlu dijauhkan dari para perokok supaya tak sampai mengalami gangguan pernapasan

Solusi terakhir adalah dengan obat-obatan, biasanya jenis antihistamin dan kortikosteroid. Namun untuk ini, Anda diimbau berkonsultasi lebih dulu dengan dokter spesialis anak.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Food allergies in babies and young children. NHS (National Health Service). (https://www.nhs.uk/conditions/pregnancy-and-baby/food-allergies-in-babies-and-young-children/)
Allergic reaction in baby: Treatment and pictures. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/322484)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app