Vulvar Cancer - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 5, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Mar 27, 2019 Waktu baca: 3 menit

Apakah Kanker Vulva?

Kanker vulva adalah jenis kanker langka yang terjadi pada wanita. Vulva merupakan bagian luar organ genital (alat kelamin) wanita. Vulva melingkupi beberapa bagian antara lain labia majora dan labia minora, klitoris, mulut vagina, dan perineum. 

Kanker vulva biasanya terbentuk secara perlahan, menjangkiti wanita berusia lebih dari 65 tahun, dan sangat jarang terjadi pada wanita dibawah usia 50 tahun yang belum mengalami menopause.

Tipe kanker vulva

Tipe kanker vulva yang paling umum terjadi yaitu:

  • Karsinoma sel skuamosa, adalah tipe kanker yang paling umum dan bermula pada bagian permukaan vulva. Beberapa tipe sel skuamosa berkaitan dengan HPV (human papilloma virus).
  • Melanoma, adalah tipe kanker yang bermula dari sel penghasil pigmen di lapisan kulit vulva. Kasus kanker vulva jenis ini terjadi pada 6 dari 100 kasus.

Apakah Penyebab Kanker Vulva?

Penyebab

Hingga saat ini penyebab kanker vulva belum dapat dipastikan dengan jelas. Kanker vulva diduga terjadi ketika terdapat perubahan DNA akibat mutasi genetik sehingga menyebabkan sel-sel tumbuh dengan cepat, tidak terkontrol, kehilangan fungsi normal sel, dapat menyebar ke area lain tubuh, dan membentuk sebuah benjolan.

Meski penyebab pasti kanker vulva belum diketahui, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjangkit penyakit ini, yaitu:

  • Pertambahan usia. Rata-rata usia pasien dengan kanker vulva adalah 65 tahun
  • Terpapargt;infeksi HPV (human papilloma virus)
  • Merokok
  • Memiliki kekebalan tubuh rendah, misalnya karena HIV atau AIDS
  • Memiliki riwayat abnormalitas pada sel vulva, misalnya vulval intraepithelial neoplasia (VIN)
  • Memiliki permasalah kulit disekitar vulva

Gejala

Tanda dan gejala yang muncul pada kanker vulva antara lain:

  • Rasa gatal di sekitar kemaluan yang tidak kunjung hilang
  • Rasa nyeri dan sakit di vulva
  • Perdarahan yang bukan dari siklus menstruasi
  • Perubahan kulit pada daerah sekitar vulva, seperti adanya perubahan warna atau penebalan
  • Adanya benjolan seperti kutil atau luka terbuka
  • Rasa terbakar ketika berkemih
  • Rasa nyeri di area panggul setelah berhubungan seksual
  • Muncul tahi lalat di area vulva yang dapat berubah bentuk atau warna

Komplikasi

Kanker vulva yang terdeteksi sejak dini sebelum lanjut usia memiliki kesempatan untuk sembuh lebih besar. Secara umum, 7 dari 10 wanita yang didiagnosis dengan kanker vulva akan bertahan hidup setidaknya 5 tahun. 

Meski demikian, pada beberapa kasus kanker vulva dapat terjadi kekambuhan walaupun telah dilakukan pengobatan total.

Pencegahan Kanker Vulva

Meski kanker vulva tidak dapat dicegah secara sempurna, tetapi Anda dapat mengurangi risiko untuk terkena kanker dengan:

  • Melakukan seks secara aman dengan menggunakan kondom agar tidak terinfeksi HPV
  • Melakukan pemeriksaan serviks secara rutin
  • Berhenti merokok
  • Vaksinasi HPV

Bagaimana Pengobatan Kanker Vulva?

Diagnosis

Diagnosis kanker vulva adalah untuk mengetahui keberadaan sel kanker serta untuk mengetahui apakah sel kanker telah menyebar ke organ lain. Pemeriksaan fisik juga akan dilakukan untuk melihat apakah ada kelainan di area vulva.

Beberapa tes penunjang yang akan dilakukan untuk mendiagnosis kanker vulva, termasuk:

  • Tes kolposkopi , untuk mencari adanya tanda-tanda kanker vulva. 
  • Tes sistoskopi, menggunakan tabung kecil disertai dengan kamera dan lampu, kemudian dimasukan ke dalam kandung kemih.
  • Biopsi 
  • Pemeriksaan pada area panggul, untuk mengetahui penyebaran kanker.
  • Tes pemindaian (X-ray, CT scan, MRI scan, dan PET scan ), pada area dada, paru-paru, kelenjar getah bening, perut atau organ lain, untuk mengetahui penyebaran kanker di area ini.

Terapi atau penanganan

Terdapat beberapa jenis terapi standar untuk kanker vulva. Pilihan terapi atau penangan kanker vulva akan bergantung pada karakteristik kanker, misalnya tipe kanker, stadium, usia pasien, dan kondisi umum lainnya.

  • Terapi laser menggunakan cahaya berintensitas tinggi untuk membunuh sel-sel kanker. Terapi ini cenderung tidak menghasilkan banyak luka dan perdarahan.
  • Operasi merupakan metode yang paling umum dipilih untuk mengangkat sel kanker vulva. Prosedur ini bertujuan untuk mengangkat jaringan kanker di vulva dan nodus limfa atau untuk mengangkat vulva sebagian atau keseluruhan (vulvektomi)
  • Prosedur pelvic exenteration jika kanker telah menyebar ke luar dari vulva ke organ-organ lainnya.
  • Prosedur rekonstruksi dengan mengambil kulit dari bagian tubuh lain untuk menutup area tersebut.
  • Radioterapi merupakan terapi untuk menghancurkan sel kanker dengan bantuan radiasi sinar X. Terapi ini dapat dilakukan sebelum atau sesudah operasi serta dapat dikombinasikan dengan kemoterapi
  • Kemoterapi yaitu penggunaan obat-obatan kimia untuk membunuh sel kanker. Terapi ini dapat menjadi pilihan bagi pasien yang tidak merespon terhadap prosedur terapi lain, pasien dengan kanker stadium lanjut, dan sel kanker telah menyebar ke bagian organ tubuh lain

Aktivitas seksual setelah pengobatan kanker vulva

Permasalahan yang umum terjadi setelah pengobatan kanker vulva adalah permasalah seksual dan psikologis. Prosedur vulvektomi, operasi pengangkatan seluruh bagian vulva, dapat menyebabkan perubahan yang signifikan pada anatomi genital wanita. 

Perubahan anatomi dapat menimbulkan efek antara lain rasa nyeri saat berhubungan seksual, kesulitan mencapai orgasm, kesulitan dalam berkemih, dan tekanan psikologis. Oleh karena itu, konseling dan operasi rekonstruksi vulva dapat menjadi pilihan untuk mengatasi masalah tersebut.


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app