Jangan Sampai Penyakit Penis Ini Terjadi Pada Anda

Di antaranya ialah priapismus, penyakit yang menyebabkan penis mengalami ereksi terus-menerus selama lebih dari empat jam dan menimbulkan rasa sakit. Priapismus ini terjadi akibat tidak kembalinya darah yang mengalir ke pembuluh darah di area penis.
Dipublish tanggal: Agu 16, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 6, 2020 Waktu baca: 3 menit
Jangan Sampai Penyakit Penis Ini Terjadi Pada Anda

Organ yang satu ini menjadi salah satu organ tubuh yang sangat penting bagi kaum adam. Penis merupakan organ vital pria yang memiliki fungsi sebagai saluran keluarnya urine dan sperma dari dalam tubuh. 

Oleh karena itu, kebersihan dan kesehatan penis harus dijaga dengan baik agar tidak terkena penyakit penis

Mengapa? Karena penis yang terganggu kesehatannya akan menimbulkan rasa sakit dan memengaruhi fungsi seksual serta kesuburan seorang pria. 

Tidak hanya itu, terdapat aspek lain yang akan terkena dampak jika Anda mengalami penyakit penis, seperti stres, masalah dalam hubungan, dan mengalami penurunan kepercayaan diri. 

Beragam jenis penyakit penis yang bisa terjadi 

Jika Anda tidak dengan rajin memperhatikan kebersihan dan kesehatan penis, maka ada berbagai jenis penyakit penis yang bisa saja menyerang. 

Di antaranya ialah priapismus, penyakit yang menyebabkan penis mengalami ereksi terus-menerus selama lebih dari empat jam dan menimbulkan rasa sakit. Priapismus ini terjadi akibat tidak kembalinya darah yang mengalir ke pembuluh darah di area penis. 

Faktor yang sering menyebabkan seseorang terkena penyakit penis meliputi: 

  • Penyalahgunaan narkoba dan minuman keras
  • Penyakit kurang darah (anemia)
  • Terjadi cedera pada alat kelamin
  • Saraf tulang belakang mengalami gangguan 
  • Konsumsi obat-obatan tertentu. 

Penyakit penis priapismus ini harus segera ditangani agar ereksi yang terjadi selama beberapa jam tidak melukai penis dan menimbulkan komplikasi disfungsi ereksi dalam kurun waktu yang cukup lama. 

Selain priapsimus, terdapat beberapa jenis penyakit penis lainnya yang harus diwaspadai agar tidak menimbulkan akibat yang fatal bagi kesehatan, yakni:

1. Peyronie 

Penyakit penis ini ditandai dengan munculnya benjolan keras dalam bentuk plak yang terbentuk di bagian atas atau bawah penis yang mengakibatkan penis melengkung dan menimbulkan rasa sakit. 

Peyronie disebabkan oleh beberapa faktor, seperti trauma atau benturan yang menyebabkan terjadinya pendarahan di dalam penis, peradangan pembuluh darah atau pembuluh limfatik (vaskulitis), genetik, pengaruh usia atau adanya kelainan pada jaringan ikat.

Namun, beberapa faktor diata belum dapat dipastikan menjadi penyebab utama penyakit peyronie ini. 

2. Balanitis 

Penyakit penis yang biasanya terjadi pada pria atau anak lelaki yang belum disunat ini menimbulkan peradangan terjadi di kepala penis. Selain karena belum disunat, balanitis juga terjadi akibat kurangnya perhatian pada kebersihan penis. 

Ketika penis tidak dibersihkan dengan baik dan teratur, maka kulit dibawah kulup akan mengalami peradangan. 

Penis yang kurang bersih memungkinkan bakteri, jamur, kulit mati, kotoran, dan keringat berkumpul di bawah lipatan kulit dan menyebabkan iritasi. 

Jika Anda mengalami balanitis, maka akan ditandai dengan munculnya gejala-gejala, seperti nyeri ketika buang air kecil, ruam pada penis, rasa gatal, timbul kotoran yang menyerap lemak tebal di bawah lipatan kulit atau cairan yang berbau.  

Penis berwarna kemerahan dan membengkak, serta nyeri disekitar kepala penis atau lipatan kulit. 

3. Phimosis 

Penyakit ini terjadi ketika lipatan kulit pada penis terlalu ketat hingga tidak bisa ditarik kembali ke atas kepala penis. Jika terjadi pada bayi dan balita, penyakit ini normal adanya. 

Namun, jika phimosis dialami oleh anak-anak yang berusia lebih dari lima tahun, maka penyakit ini kemungkinan terjadi akibat adanya jaringan parut di bawah lipatan kulit. 

Meskipun demikian, Anda tidak perlu mengkhawatirkan penyakit ini jika tidak menyebabkan kemerahan, nyeri, atau bengkak. 

Namun, apabila gejala-gejala tersebut muncul disertai dengan kesulitan ketika buang air kecil, maka phimosis harus segera ditangani. Seringkali, phimosis yang terjadi pada orang dewasa dihubungkan dengan infeksi seksual menular. 

Ketika mengalami phimosis, penderita akan merasakan nyeri, luka, atau menurunnya rangsangan ketika melakukan hubungan seksual. 

4. Paraphimosis 

Paraphimosis merupakan kebalikan dari phimosis. Paraphimosis merupakan kondisi dimana lipatan kulit yang sudah ditarik ke kepala penis tidak dapat kembali ke posisi semula. Kondisi ini biasanya terjadi setelah ereksi atau aktivitas bercinta. 

Jika tidak segera ditangani, maka penyakit ini dapat menimbulkan nyeri, bengkak, membuat aliran darah ke penis terganggu, dan menimbulkan komplikasi yang serius seperti gangrene

Gangrene merupakan kondisi dimana jaringan mengalami kematian dan pembusukan. 

Paraphimosis dapat menyerang siapa saja, mulai dari laki-laki yang belum sunat, anak-anak dan orang tua. Umunya, penyakit ini akan membuat warna ujung kepala penis berubah menjadi warna biru atau merah tua. 

Oleh karena itu, menjaga kebersihan dan kesehatan sangat penting untuk dilakukan agar tidak terkena penyakit penis yang dapat membahayakan kesehatan. Beberapa cara untuk menghindari penyakit penis ialah sebagai berikut: 

  • Melakukan hubungan seksual dengan aman dan bertanggung jawab 
  • Melakukan vaksinasi
  • Olahraga yang teratur
  • Hindari bergonta ganti pasangan seksual
  • Menjaga kebersihan organ kelamin 
  • Berhenti merokok
  • Mengurangi kebiasaan minum alkohol
  • Memeriksakan penis secara rutin

22 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Martinez-Salamanca JI, et al. Acute phase Peyronie's disease management with traction device: A nonrandomized prospective controlled trial with ultrasound correlation. The Journal of Sexual Medicine. 2014; doi:10.1111/jsm.12400.
Alom M, et al. Efficacy of combined collagenase clostridium histolyticum and RestoreX penile traction therapy in men with Peyronie's disease. The Journal of Sexual Medicine. 2019; doi:10.1016/j.jsxm.2019.03.007.
Ziegelmann M, et al. Outcomes of a novel penile traction device in men with Peyronie's disease: A randomized, single-blind, controlled trial. The Journal of Urology. 2019; doi:10.1097/JU.0000000000000245.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app