12 Penyebab Hipertensi (Darah Tinggi) Primer dan Sekunder

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 5 menit
12 Penyebab Hipertensi (Darah Tinggi) Primer dan Sekunder

Di Indonesia, penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi cukup banyak jumlahnya. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013 saja ada sekitar 25,8 persen masyarakat kita yang mengalami hipertensi, dan jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Selain karena penyebab hipertensi yang sebagian besar belum bisa dipastikan, minimnya pengetahuan dan si penderitanya sendiri yang malas untuk melakukan kontrol tekanan darah membuat mereka tidak menyadari jika terkena hipertensi.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah diatas 140/90 mmHg. Kondisi ini sangat berbahaya, karena dapat mengganggu fungsi ginjal dan jantung, dan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya demensia vaskuler.

Berapa Tekanan Darah Normal Orang Dewasa?

Tekanan darah merupakan ukuran dari seberapa kuatnya jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Diperlukan tekanan darah yang normal agar tubuh dapat bekerja maksimal. Berikut ini akan kami sajikan pembacaan tekanan darah normal, pra-hipertensi, tekanan darah tinggi tahap 1 dan 2, tekanan darah tinggi pada orang di atas usia 60 tahun yang dilihat dari angka tertinggi (sistolik) dan angka terbawah (diastolik).

  • Normal : kurang dari 120/80 mmHg.
  • Pra-hipertensi : antara 120/80 dan 139/89 mmHg.
  • Tekanan darah tinggi tahap 1 : antara 140/90 dan 159/99 mmHg
  • Tekanan darah tinggi tahap 2 : di atas 160/100 mmHg.
  • Tekanan darah tinggi pada orang di atas usia 60 tahun : di atas 150/90 mmHg.

Selengkapnya bisa Anda lihat disini: Tabel Tekanan Darah Normal dan Tidak Normal

Jika setelah melakukan kontrol, ternyata tekanan darah Anda berada di atas normal, konsultasikan segera dengan dokter mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menurunkannya.

Simak artikel informatif berikut:

Apa yang Menjadi Penyebab Hipertensi?

Umumnya penyebab hipertensi dibedakan menjadi dua, yaitu hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder.

Penyebab Hipertensi Primer (Esensial)

Hipertensi primer disebut juga dengan hipertensi esensial. Hipertensi ini paling sering ditemui, dan secara keseluruhan jumlahnya mencapai 90 sampai 95 %. Pada kasus ini penyebab hipertensi belum dapat dipastikan. Malah dalam beberapa kasus sama sekali tidak ada penyebab maupun faktor yang jelas.

Meskipun begitu, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan resiko terjadinya hipertensi primer, diantaranya:

1. Merokok

Tahukah Anda bahwa merokok dapat meningkatkan tekanan darah dan melukai dinding arteri sekaligus mempercepat proses pengerasannya. Bukan rahasia lagi, begitu banyak racun yang terkandung pada sebatang rokok dan efeknya bukan hanya untuk si perokok itu sendiri, orang lain pun bisa terkena imbasnya. Oleh karena itu, berhentilah merokok demi mencegah terjadinya hipertensi dan berbagai penyakit lainnya.

2. Obesitas

Kelebihan berat badan atau obesitas sangat erat kaitannya dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Berat badan yang berlebih akan meningkatkan volume darah untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi yang lebih banyak, yang secara otomatis akan menaikkan tekanan darah.

Lakukanlah diet sehat, tinggalkan makanan-makanan junk food, dan perbanyalah konsumsi sayuran dan buah-buahan. Selain menjadi penyebab hipertensi, obesitas juga dapat menjadi penyebab diabetes, stroke, dan penyakit jantung koroner.

3. Kurang Berolahraga

Hipertensi sering dialami oleh seseorang yang kurang berolahraga. Anda tahu alasannya? karena orang yang jarang berolahraga atau terlalu sering bersantai-santai tanpa banyak melakukan aktivitas cenderung memiliki detak jantung yang lebih cepat. Nah, meningkatnya detak jantung ini akan berimbas pada kerja jantung yang lebih keras, sehingga akan meningkatkan tekanan darah.

Jadi berolahragalah secara teratur, jangan bermalas-malasan. Tidak perlu yang terlalu berat, pilihlah saja olahraga yang ringan seperti bersepeda, jalan santai atau berenang. Lakukan teratur selama 20 hingga 45 menit sehari sebanyak 2-3 kali seminggu.

4. Konsumsi Garam yang Berlebihan

Menurut American Heart Association, kadar garam yang berlebih dalam tubuh (lebih dari 1.500 miligram per hari) dapat menjadi penyebab darah tinggi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. Dengan mengurangi konsumsi garam sehari-hari dapat menurunkan tekanan darah hingga 2-8 mmHg.

5. Konsumsi Alkohol Berlebih

Seseorang yang mengonsumsi alkohol berlebih, khususnya minum minuman keras akan beresiko tinggi mengalami hipertensi dan memicu terjadinya kerusakan pada organ jantung dan dinding arteri.

6. Stress

Stress akan meningkatkan produksi hormon kortisol dan adrenalin, yang keduanya dapat meningkatkan kerja jantung. Jika terjadi terus menerus maka jantung pun akan mengalami gangguan dan memicu terjadinya peningkatan tekanan darah.

7. Usia

Seiring bertambahnya usia, tekanan darah pun akan meningkat secara alami. Terlebih jika masih membiasakan pola makan yang buruk dengan banyak mengonsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh atau kolesterol, merokok dan mengonsumsi minuman keras. Jadi terapkanlah gaya hidup sehat sejak dini, agar kedepannya seiring dengan bertambahnya usia, tubuh tidak akan mudah terserang penyakit.

Penyebab Hipertensi Sekunder

Berbeda dengan hipertensi primer yang menjadi kasus hipertensi terbanyak, pada hipertensi sekunder hanya ada sekitar 5-10% yang mengalaminya. Penyebab hipertensi ini pun dapat langsung diidentifikasi dan umumnya disebabkan oleh penyakit (gangguan fungsi ginjal menempati urutan teratas), peningkatan produksi hormon, konsumsi pil KB (khususnya yang mengandung estrogen), dan kehamilan. Berikut penjelasannya.

1. Gangguan Fungsi Ginjal

Gangguan fungsi ginjal menjadi penyebab utama dari hipertensi sekunder. Hal ini dipicu karena ginjal mengeluarkan hormon renin akibat dari terganggunya gangguan aliran darah menuju ke ginjal. Ketika ginjal terlalu banyak mengeluarkan hormon renin maka tekanan darah pun akan naik.

2. Sleep Apnea

Sleep Apnea merupakan suatu kondisi yang menyebabkan menurunnya pasokan oksigen saat tidur akibat dari kerusakan dinding pembuluh darah. Kondisi ini menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah dan tekanan pada sistem kardiovaskular.

3. Meningkatnya Produksi Hormon

Penyakit seperti sindrom Cushing dapat menyebabkan peningkatan hormon kortisol secara berlebih. Ketika tubuh menghasilkan hormon kortisol dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang dibutuhkan maka akan memberi tekanan pada tubuh dan menyebabkan hipertensi.

4. Obat-Obatan

Konsumsi obat-obatan seperti pil KB, dekongestan, obat antidepresi, obat anti-inflamasi non-streoid (NSAID), dan obat-obat lainnya dengan kandungan tertentu dapat meningkatkan tekanan darah dalam tubuh. Oleh karena itu, ketika menggunakan obat-obatan sebaiknya ikutilah selalu resep dokter dan segera hentikan pemakaiannya jika dirasa ada efek samping yang tidak biasa.

5. Kehamilan

Ada sekitar 10 persen ibu hamil yang mengalami hipertensi dan sebenarnya kondisi ini memang lumrah terjadi. Terutama pada wanita yang baru pertama kali hamil. Dikatakan mengalami hipertensi, jika ibu hamil memiliki tekanan darah di atas 140/90 mmHg. Namun jika tidak ditangani dengan benar, kondisi ini dapat mengakibatkan preeklampsia (tekanan darah tinggi yang menyebabkan rusaknya organ tubuh dan ditemukannya protein dalam urine).

Setelah Anda mengetahui penyebab-penyebab hipertensi ini dan merasa mengalaminya, maka segera saja kunjungi dokter. Jangan sungkan untuk melakukan kontrol tekanan darah, untuk memastikan apakah tekanan darah Anda normal atau termasuk tinggi.


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Tips From Other Journals - American Family Physician (https://www.aafp.org/afp/2002/0901/p851a.html)
Diabetes and hypertension: What is the relationship? (https://www.medicalnewstoday.com/articles/317220.php)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app