Hindari 5 Bahan Pelumas Seks yang Berbahaya bagi Vagina

Saat terangsang, maka wajar bagi vagina wanita basah. Namun, ternyata tidak semua wanita mengalami vagina basah saat terangsang.
Dipublish tanggal: Mei 24, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Hindari 5 Bahan Pelumas Seks yang Berbahaya bagi Vagina

Saat terangsang, maka wajar bagi vagina wanita basah. Namun, ternyata tidak semua wanita mengalami vagina basah saat terangsang. Sebaliknya, ada juga yang mengalami vagina kering ketika bergairah. Dampaknya, pengalaman seks akan menjadi kurang menyenangkan. 

Tapi, tenang saja! Saat ini tersedia banyak produk pelumas seks atau lubrikan yang mampu menyelamatkan gairah Anda dan pasangan ketika di tempat tidur.

Tahukah Anda fungsi pelumas seks? Lubrikan ini berfungsi untuk membasahi vagina maupun vulva seperti halnya cairan alami yang seharusnya dikeluarkan ketika terangsang sehingga meningkatkan efek pelumasan terhadap diri sendiri dan memungkinkan hubungan seksual terjadi tanpa gesekan. 

Bahkan, ada juga produk pelumas seks tertentu yang mampu meningkatkan gairah atau kenikmatan seksual. Ada juga produk lubrikan yang berfungsi ganda untuk membunuh sperma sehingga menghindari kehamilan terjadi.

Namun, jangan salah pilih produk pelumas seks secara ngawur. Sebab, ada juga lubrikan yang mengganggu keseimbangan garam maupun pH alami pada vagina sehingga menyebabkan risiko tertularnya jamur vagina ata bacterial vaginosis

Nah, untuk lebih jelasnya, berikut ini kami sampaikan beberapa bahan kima yang harus Anda hindari ketika memilih pelumas seks.

Gliserin

Memang, kandungan gliserin dan alkohol gula ini berfungsi untuk meningkatkan kekentalan pelumas. Bahkan, gliserin yang terkandung dalam pelumas seks akan menyebabkan cairan pelumas menjadi lebih kental dan lengket. 

Namun, tahukah Anda, ternyata kadar gliserin dalam pelumas seks yang tinggi tidaklah baik bagi kesehatan vagina. Alkohol gula yang tinggi pada pelumas seks akan mengakibatkan terjadinya infeksi jamur vagina maupun infeksi saluran kencing.

Petrokimia

Beberapa bahan petrokimia seperti propilen glikol, petroleum, dan polietilen glikol sering ditemukan pada produk-produk pelumas seks. Bahan tersebut berguna untuk menghangatkan ketika berhubungan seksual. Namun, sebenarnya kandungan ini tidak begitu penting. 

Tahukah Anda, gairah seksual yang diterima dari rangsangan, akan menyebabkan pemanasan alami sendiri dari organ intim, sehingga adanya bahan petrokimia ini tidak diperlukan. Dampak bahan petrokimia juga dapat melapisi kulit sehingga fungsi normal maupun penyerapan cairan akan terganggu. 

Khususnya bahan propilen glikol menyebabkan jaringan vagina teriritasi.

Pengawet

Bahan berbahaya lain dalam pelumas seks yang perlu dihindari adalah pengawet seperti paraben, asam sitrat, benzil alkohol, dan phenoxyethanol. Adanya bahan ini pada lubrikan akan menyebabkan kulit menjadi panas, timbul ruam gatal, dan lengket.

Memang, tujuan kandungan paraben dan phenoxyethanol berguna untuk membunuh kuman, namun pengawet ini juga mudah terserap tubuh sekaligus. Parahnya, bahan ini mampu meniru estrogen sehingga ketika masuk ke tubuh menyebabkan iritasi kulit, kerusakan reproduksi, keracunan, melemahnya sistem imun, hingga mempengaruhi fungsi sistem saraf pada bayi yang dikandungnya. 

Paraben juga meningkatkan risiko kanker payudara.

Benzocaine

Kandungan benzocaine dalam pelumas seks akan mengakibatkan area kulit yang terkena menjadi mati rasa. Ketika Anda merasakan sakit ketika berhubungan seksual menggunakan lubrikan ini, maka itulah cara tubuh memperingatkan Anda untuk berhenti. 

Jika tidak, akan berisiko cidera, sobekan pada jaringan vagina, dan masalah lain.

Spermasida nonoxynol-9 (n-9)

Berdasarkan penelitian, kandungan N-9 menyebabkan luka di daerah saluran vagina, anus, dan penis. Karena bentuknya berupa luka terbuka, maka pengguna juga berisiko tertular HIV dan penyakit seks lainnya. 

Untuk itu, pelumas seks dengan bahan N-9 tidak dianjurkan. Bahan ini juga mengganggu populasi bakteri dalam vagina maupun uretra sehingga tidak seimbang.

Lalu, pelumas seks seperti apa yang yang aman bagi kesehatan organ ini? Nah, untuk pelumas seks yang baik, disarankan untuk memilih produk lubrikan berbahan organik yang aman bagi organ intim.


22 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Wolf LK. (2012). Studies raise questions about safety of lubricants. (http://cen.acs.org/articles/90/i50/Studies-Raise-Questions-Safety-Personal.html)
Sutton KS, et al. (2012). To lube or not to lube: Experiences and perceptions of lubricant use in women with and without dyspareunia. DOI: (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22082320)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app