Hernia - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Sep 25, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Mar 27, 2019 Waktu baca: 7 menit

Hernia adalah keluarnya isi usus dari suatu lubang yang menimbulkan benjolan. Jaringan dari organ dapat keluar dari rongga sehingga menimbulkan kondisi hernia. Hernia terjadi akibat kekuatan dinding otot yang melemah. 

Titik lemah tersebut membuat lapisan otot tidak kuat menjaga isi perut sehingga bagian dari usus akan keluar menjadi sebuah tonjolan. Berbagai jenis hernia dinamakan sesuai lokasi benjolan itu muncul. 

Gejala yang timbul juga disesuaikan dengan kondisi hernia yang terjadi dan sirkulasi darah di dalam organ yang masuk ke rongga. 

Penyebab Hernia

Pada prinsipnya, semua penyakit hernia disebabkan oleh kombinasi dari tekanan dan pembukaan atau kelemahan otot atau fasia; tekanan akan mendorong suatu organ atau jaringan melewati pembukaan atau titik lemah yang ada. Namun, terkadang kelemahan otot atau titik lemak telah ada sejak lahir tapi lebih sering terjadi kemudian hari.

Apa saja yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam perut berpotensi menyebabkan hernia, termasuk:

  • Mengangkat benda berat tanpa menstabilkan otot-otot perut
  • Batuk atau bersin yang berlangsung berat dan lama (persisten)
  • Diare atau sembelit
  • Faktor lain berupa: obesitas, gizi buruk, dan merokok, yang semuanya dapat melemahkan otot dan lebih memungkinkan terjadinya penyakit hernia.
  • Beberapa aktivitas yang meningkatkan tekanan di daerah perut lainnya seperti batuk, konstipasi, melahirkan, asites, dan muntah berulang. 

Macam-macam Hernia

Hernia paling sering terjadi pada bagian abdominal atau perut, tetapi juga dapat terjadi pada daerah kelamin atau buah zakar pria. Beberapa perbedaan hernia yang perlu anda ketahui adalah sebagai berikut.

  • Pada hernia inguinalis (turun berok), usus atau kandung kemih menonjol melalui dinding perut atau ke dalam kanalis inguinalis di selangkangan, sehingga selangkangan akan menonjol bahkan jika berat akan masuk ke kantung buah zakar. Sekitar 96% dari semua hernia di selangkangan merupakan jenis inguinalis, dan sebagian besar terjadi pada laki-laki karena kelemahan alami di daerah tersebut.
  • Pada hernia insicional, usus akan menonjol melalui dinding perut di lokasi operasi pada perut sebelumnya. Hernia incisional ini paling umum terjadi pada orang tua atau orang dengan kelebihan berat badan  setelah operasi perut.
  • Hernia femoralis terjadi ketika usus memasuki saluran yang yang disebut kanalis femoralis ke paha bagian atas. Berbeda dengan inguinalis, Hernia femoralis ini paling sering terjadi pada wanita, terutama mereka yang sedang hamil atau obesitas.
  • Pada hernia umbilikalis, bagian dari usus kecil melewati dinding perut di dekat pusar. Hal ini sering terjadi pada bayi baru lahir, itu juga sering menimpa wanita obesitas atau mereka yang memiliki banyak anak.
  • Hernia hiatus terjadi ketika lambung bagian atas masuk ke atas melalui hiatus. Hiatus merupakan sebuah lubang pada diafragma tempat lewatnya esofagus (kerongkongan). Sehingga sebagian lambung berada di rongga dada (normalnya semua bagain lambung harusnya berada di rongga perut).

Sifat Hernia

Sebelum kita mengetahui gejala apa saja yang dirasakan seseorang dengan hernia, anda perlu mengenali apa saja sifat-sifat hernia. Karena dari sifat hernia anda dapat mengetahui kondisi hernia seperti apa yang sedang dialami.

Hernia responsible 

Hernia di sini dapat simasukkan kembali secara manual dengan tangan sendiri atau dokter. Nyeri yang dirasakan sangat minim

Hernia irresponsible

Sifat hernia seperti ini berlawanan dengan responsible, dimana benjolan tidak dapat dimasukkan kembali ke rongga perut.

Hernia strangulata 

Hernia strangulata dapat terjadi bila isi usus yang terperangkap sudah terjepit sekaligus terpuntir dan tidak bisa dikembalikan ke rongga perut sehingga sirkulasi darah menjadi tidak lancar.  

 Hal ini menyebabkan nekrosis karena terhambatnya peredaran darah akibat jepit pada lubang hernia. Seseorang dengan hernia strangulata akan mengeluhkan rasa nyeri disertai demam.

Gejala Hernia

Gejala khusus yang timbul pada hernia yaitu: 

  • Terasa Benjolan 

Benjolan akan terasa pada lokasi sesuai terjadinya hernia, seperti benjolan dilipat paha pada femoral hernia. 

  • Nyeri 

Gejala hernia sangat tidak jauh dari kata nyeri, mungkin nyeri pada hernia responsible tidak terlalu terasa karena dapat mudah dikembalikan. Jika dikondisikan seperti hernia irresponsible atau strangulata, nyeri akan terasa tajam dan terbakar. 

  • Mual dan Muntah

Rasa mual dan muntah akan dirasakan pada hernia dengan sifat inkarserata dimana terjebaknya bagian isi usus di kantung hernia karena tekanan pada rongga perut.

  • Demam 

Demam dirasakan pada hernia kronis karena ini merupakan tanda-tanda inflamasi atau nekrosis karena telah terjadi terkuncinya hernia di kantungnya, ditambah terhambatnya peredaran darah di bagian usus yang terjebak. 

Nyeri ulu hati juga dapat terjadi terutama pada hernia epigastrik karena lokasi hernianya tepat di epigastrum. 

Gejala lain yang mungkin tidak spesifik terjadi antara lain edema, pendarahan, retensi urin, dan urin berdarah.

Pencegahan hernia

Munculnya hernia tentu didasari oleh faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut dapat menimbulkan benjolan yang terjadi secara spontan walaupun ukurannya tidak besar. 

Kombinasi dari lemahnya otot, tekanan, dan sifat hernia menjadi faktor penyebab pembentukan hernia. Terdapat beberapa pencegahan yang dapat anda lakukan untuk mengurangi resiko hernia.

Mengurangi mengangkat beban berat  

Banyak orang mendambakan badan yang kekar dan ideal. Cara yang dilakukan adalah dengan mengikuti olahraga beban atau gym. 

Dengan latihan angkat beban maka terjadi peningkatan massa otot, sendi, dan jaringan di dalam tubuh karena pembakaran dari lemak dan protein menjadi energi untuk membentuk badan yang kekar. 

Sayangnya banyak orang yang kurang paham dengan teknik mengangkat beban. Saat mengangkat beban, terdapat tekanan yang cukup tinggi di dalam organ tubuh anda, terutama pada dada dan perut. 

Tenaga mengedan untuk mengangkat beban yang terlalu tinggi akan meningkatkan tekanan tubuh anda sehingga bagian usus akan keluar melalui lubang kanalis atau otot yang lemah. 

Latihan yang kurang teratur membuat otot dan tekanan tubuh tidak terbiasa dengan latihan. Mengatur teknik pernapasan sangat penting saat melakukan latihan beban. Gunakan otot perut anda untuk bernapas sehingga ruang perut tertap terjaga tekanannya.

Menjaga berat badan ideal 

Kesehatan sangatlah penting tidak hanya sebatas menghindari resiko hernia, tetapi menjaga tubuh anda sehingga terhindar dari penyakit. 

Menjaga berat badan dengan mengonsumsi makanan sehat sangat bermanfaat dalam mempertahankan tubuh. Badan yang berat memudahkan bagian usus keluar melalui lapisan perut yang lemah dan menyebabkan hernia.

Hindari Konstipasi  

Tekanan otot dan jaringan ikat di perut akan berkontraksi saat anda buang air besar. Konstipasti tentu mempersulit pengeluaran air besar, sehingga saat mengedan bisa saja timbul hernia. 

Mengonsumsi makanan tinggi serat sangat bermanfaat untuk mencegah konstipasi dan mengurangi resiko hernia. Air putih merupakan cara terbaik bila anda mengalami konstipasi dan kekurangan makanan berserat

Air putih membantu pengeluaran makanan dari usus besar sehingga anda tidak peru tekanan ekstra untuk mengedan.

Menghindari Polusi dan Rokok 

Polusi dan rokok menyebab hernia? Ini bisa saja terjadi. Orang yang memiliki kebiasaan merokok pada suatu waktu akan merasakan batuk yang berkepanjangan. 

Bahwa batuk akan meningkatkan tekanan rongga perut sehingga menjadi hernia karena benjolan keluar melalui lubang kanalis atau otot yang lemah. 

Polusi dapat menimbulkan alergi pada tenggorokan dan hidung sehingga kita akan mengalami respon batuk, dan jika berlebihan, hernia dapat terjadi.

Pengobatan hernia

Komplikasi yang perlu dikhawatirkan adalah terputusnya sirkulasi darah pada bagian usus di kantung hernia akibat jepitan pada lubang hernia yang terlalu kencang atau terpeluntirnya bagian usus di kantung hernia. Hernia seperti ini akan menimbulkan gejala nyeri yang sangat hebat dan demam. 

Kondisi ini jelas mengakibatkan kerusakan pada organ bahkan dapat menyebabkan kematian. Maka perlu tindakan segera untuk mengurangi kerusakan organ. Penanganan utama yag dilakukan untuk hernia adalah operasi. 

Beberapa pengobatan hernia:

Penggunaan Sabuk 

Sebelum melakukan tindakan operasi, dokter akan melakukan pemeriksaan radiologi menggunakan Ultrasound untuk memonitor kondisi hernia yang sedang terjadi. 

Hernia dalam tahap yang tidak gawat dapat di pantau (watchful waiting) untuk melihat proses perjalanan hernia dan apakah dapat menyebabkan gejala berat hingga komplikasi. Pada hernia yang dipantau pasien akan mendapat pengobatan simtomatis serta penggunaan sabuk hernia.  

Selain teknik operasi, terdapat juga penanganan hernia secara suportif, contohnya seperti hernia support belt. Hernia belt memiliki bentuk seperti celana dalam dengan lapisan yang keras dan padat pada bagian pubis yang berfungsi menahan tekanan pada hernia. 

Struktur dan bahan pada bet ini cukup elastis, walaupun memang tidak nyaman saat dikenakan. Alat ini dapat menahan titik lemah hernia secara sementara, terutama saat anda membawa beban yang berat, karena kondisi hernia akan meningkat bila diikuti dengan tekanan yang berlebihan. Alat ini sering digunakan pada terapi hernia inguinal.

Kondisi hernia juga tidak perlu memerlukan operasi apabila tidak ditemukannya kegawatan selama pemantauan berlangsung.

Operasi Hernia Terbuka 

Dalam teknik operasi, tindakan open hernia surgery dilakukan dengan memberikan anestesi lokal atau spinal untuk tahap awalnya. Setelah itu dokter akan melakukan insisi atau penyayatan pada kantung hernia, dan memasukan kembali bagian usus ke dalam tempat semula. 

Lubang dari otot tempat keluarnya bagian usus akan ditutup dengan jahitan. Sayangnya teknik operasi ini memiliki resiko pembentukan luka paska operasi yang permanen.

Teknik Laparoskopi 

Operasi lain yang juga sering digunakan adalah dengan laparoskopi. Teknik laparoskopi ditangani oleh ahli bedah yang mahir dengan melakukan 3  pembukaan kecil sepanjang 1 sentimeter di sekitar hernia dan memasukkan kamera kecil untuk melihat proses operasi, ditambah dengan dua buah alat bernama trocar yang berfungsi untuk memperbaiki herniaagar terlepas dari jeratannya. 

Teknik laparoskopi memiliki tingkat inflamasi dan pendarahan yang lebih kecil dibanding operasi hernia biasa karena tidak memerlukan pembukaan atau penyayatan yang lebih besar. 

Selain itu, pemulihan paska operasi dengan teknik laparoskopi akan lebih cepat dibanding dengan teknik operasi hernia biasa. Pemulihan total paska operasi laparoskopi maksimal berlangsung selama 1 bulan.

Mengenali faktor resiko dan pencegahan sangat penting agar terhindar dari hernia. Makanan, olahraga, dan pola hidup yang teratur membantu meningkatkan kekuatan dan kesehatan tubuh sehingga tingkat munculnya hernia dapat berkurang. 

 


21 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
DerSarkissian, C. WebMD (2017). Understanding Hernia – the Basics. (https://www.webmd.com/digestive-disorders/understanding-hernia-basics)
Kapoor, VK. Medscape (2018). Open Inguinal Hernia Repair. (https://emedicine.medscape.com/article/1534281-overview)
Choi, N. Healthline (2017). Hernia. (https://www.healthline.com/health/hernia)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app