Fetal Distress - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 11, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Apr 26, 2019 Waktu baca: 4 menit

Apakah Gawat Janin Itu?

Gawat janin atau yang dikenal dengan istilah fetal distress adalah kondisi kedaruratan pada janin selama periode menjelang persalinan atau selama periode persalinan. Gawat janin adalah komplikasi yang tidak biasa saat persalinan akibat kurangnya pasokan oksigen pada janin dan mengancam kesehatan janin. Gawat janin biasa disebut juga sebagai hipoksia janin.  Kondisi ini bisa terjadi sebelum persalinan atau selama proses persalinan.

Gawat janin dapat disebabkan oleh berbagai hal, baik dari masalah tali pusat, infeksi pada rahim, melewati tanggal persalinan, maupun kondisi dari sang ibu termasuk diabetes, hipertensi ,berusia di atas 35 tahun dan mengandung janin kembar.

Penyebab Gawat Janin

Rendahnya kadar oksigen pada janin dapat disebabkan karena:

  • Masa kehamilan yang lama
  • Berat badan janin rendah
  • Terjadi perdarahan
  • Adanya infeksi pada janin
  • Ketuban pecah lama
  • Plasenta abrupsi
  • Permasalahan sensitivitas rhesus pada bayi
  • Cairan ketuban yang volumenya tidak normal (terlalu banyak atau terlalu sedikit)
  • Gangguan aliran darah dari ibu ke janin karena tali pusar ibu tertekan
  • Mengalami sindrom aspirasi mekonium - yang mengakibatkan iritasi pada paru-paru, infeksi, serta menghalangi jalangt;napas janin
  • Oligohidramnion - yang mengakibatkan oksigen melalui tali pusat berkurang
  • Hamil kembar
  • Memiliki riwayat hipertensi, diabetes, atau anemia

Faktor risiko Gawat Janin

Risiko gawat janin akan meningkat pada wanita yang mengalami atau memiliki riwayat:

  • Janin meninggal dalam kandungan
  • Hambatan pertumbuhan janin dalam rahim (Intrauterine growth restriction/IUGR)
  • Janin lebih dari satu
  • Riwayat hipertensi (darah tinggi)
  • Obesitas
  • Merokok
  • Diabetes gestasional atau penyakit kronis lainnya
  • Pre-eklamsia
  • Perdarahan berulang menjelang kehamilan
  • Hamil pada usia lebih dari 35 atau 40 tahun

Gejala Gawat Janin

Gejala yang paling umum terjadi pada kondisi gawat janin adalah sebagai

  • Adanya penurunan pergerakan janin yang terasa oleh ibu (kurang dari 10 kali/hari). Pergerakan janin adalah cara terbaikgt;untuk mengetahui kondisi kesehatan janin. Janin yang sehat biasanya memiliki pergerakan yang kuat, sering, dan teratur.
  • Usia kandungan lebih dari 42 minggu
  • Hasil pemeriksaan USG yang abnormal.
  • Adanya peningkatan resistensi pembuluh darah plasenta pada usia 34 minggu
  • Hasil pemeriksaan detak jantung janin lebih dari rentang normal (120 – 160 kali/menit)
  • Volume cairan ketuban yang meningkat atau menurun
  • Ukuran diameter perut ibu lebih kecil dari ukuran normal usia kehamilan
  • Air ketuban berwarna kehijauan atau berbau

Diagnosis Gawat Janin

Kondisi gawat janin dapat dilakukan melalui pemantauan detak jantung bayi secara berkala selama kehamilan atau dikenal dengan Fetal Heart Rate (FHR) Monitoring.

Selain itu, USG doppler juga dapat dilakukan untuk melihat aliran darah, baik pembuluh darah arteri atau vena pada janin. Akan tetapi tes ini dapat dilakukan setelah usia kehamilan mencapai 34 minggu atau lebih.

Komplikasi Gawat Janin

Gawat janin dapat menyebabkan terjadinya asfiksia atau kondisi gangguan pernapasan pada bayi baru lahir sehingga bayi tidak dapat bernapas selama beberapa waktu setelah dilahirkan.

Terapi atau penanganan Gawat Janin

Penanganan utama gawat janin adalah melalui resusitasi intrauterin. Metode ini meliputi penanganan dengan:

  • mengganti posisi tidur ibu menjadi miring ke kiri untuk menurunkan tekanan pada pembuluh darah vena cava di perut
  • memastikan jumlah asupan cairan ibu tercukupi untuk menghindari dehidrasi
  • memantau kadar oksigen ibu
  • amnioinfusion (memasukkan cairan kedalam rongga amnion/ketuban untuk menurunkan tekanan pada tali plasenta)
  • memberikan obat-obatan untuk menunda persalinan prematur dengan menghentikan kontraksi
  • memberikan infus dekstrose hipertonik secara intravena

Akan tetapi apabila metode penanganan diatas dinilai tidak efektif atau terjadi kasus kegawat daruratan, tindakan yang dilakukan adalah dengan mengeluarkan bayi sesegera mungkin dengan menggunakan ekstraksi forcep, ekstraksi cunam, vakum ekstraksi, atau bedah caesar.

Bagaimana efek gawat janin pada bayi?

Apabila terdapat mekonium (kotoran bayi) pada cairan ketuban dan bayi Anda menghirup cairan tersebut, terdapat kecil kemungkinan risiko gangguan pada saluran pernapasan. Kejadian ini disebut dengan sindrom aspirasi mekonium (meconium aspiration syndrome) yang dapat menimbulkan:

  • kemungkinan iritasi pada jaringan paru-paru
  • infeksi pada saluran pernapasan
  • menghalangi atau menyumbat jalan napas bayi

Pada kondisi ini dokter akan memberikan penanganan untuk membebaskan dan membersihkan jalan napas bayi dari air ketuban segera setelah bayi dilahirkan. Apabila diperlukan, bayi akan dirawat di ruang perawatan intensif bayi sampai terjadi perbaikan kondisi.

Namun apabila bayi tidak menghirup cairan ketuban yang terkontaminasi mekonium, dokter akan melakukan observasi atau pengawasan ketat terhadap tanda-tanda vital pernapasan bayi setelah dilahirkan. Tanda-tanda tersebut antara lain suhu tubuh, kesadaran umum, pergerakan dada, warna kulit, asupan nutrisi, kekuatan otot, dan denyut jantung.

Pencegahan Gawat Janin

Gawat janin dapat terjadi oleh berbagai macam sebab yang terkadang berada diluar kendali Anda. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan memantau kondisi kehamilan melalui pergerakan janin dalam perut dan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care ke dokter/bidan untuk meminimalisir faktor risiko penyebab gawat janin. Apabila bayi Anda mengalami gawat janin, Anda dapat berbicara dan berkonsultasi mengenai perasaan yang dialami agar tidak menimbulkan stres emosional atau kecemasan.


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Payne, J. Patient (2016). Fetal Distress. (https://patient.info/doctor/fetal-distress)
Moldenhauer, J.S. MSD Manual (2018). Consumer Version. Fetal Distress. (https://www.msdmanuals.com/home/women-s-health-issues/complications-of-labor-and-delivery/fetal-distress)
Shiel, W.C. MedicineNet (2018). Medical Definition of Fetal Distress (https://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=3418)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app