Fotemustine: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 17, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Mei 27, 2019 Waktu baca: 3 menit

Fotemustine merupakan salah sau jenis obat yang digunakan sebagai terapi melanoma metastatik. Obat ini dapat mencegah penyebaran sel-sel ganas ke organ tubuh lain dan mematikan rantai sel. Obat ini merupakan salah satu kemoterapi tahap pertama pada pencegahan penyebaran sel tumor kulit ganas.

Mengenai Fotemustine

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Bubuk, pelarut, injeksi 

Kandungan:

Obat kemoterapi 

Farmakologi obat kemoterapi Fotemustine

Fotemustine merupakan agen nitrosourea alkylating yang menjadi terapi lini pertama pada penyakit melanoma metastatik. Obat ini bekerja dengan menghentikan penyebaran sel tumor melalui dua cara. Yang pertama adalah menyerang DNA sel tumor dan mematikan pusat sel, cara lain adalah menghentikan penyebaran sel yang membagi satu sama lain sehingga tidak tersebar ke organ tubuh lain atau bermetastase.

Manfaat Fetomustine

Fetomustine merupakan obat jenis kemoterapi yang digunakan pada penyakit melanoma metastatik dan sebagai terapi lini kedua pada penyakit glioblastoma.

Melanoma metastatik

Melanoma merupakan salah satu jenis kanker yang paling sering ditemui dan menyerang bagian kulit tubuh manusia. Terjadinya melanoma diawali dengan melanosit. Melanosit ini berfungsi sebagai sumber pewarnaan pada kulit. Terjadinya melanoma dimulai dari munculnya bercak pada permukaan kulit yang tidak ada sebelumnya, secara perlahan sel tumor menyebar ke organ tubuh lain, kondisi disebut metastase.

Melanoma yang diawali pada permukaan kulit menimbulkan gejala diantaranya:

  • Benjolan atau bercak di bawah permukaan kulit yang teraba
  • Perubahan warna bercak menjadi kehitaman
  • Pembesaran kelenjar getah bening pada leher, ketiak, dan paha

Gejala pada melanoma kulit tidak terlalu signifikan dan gejala awal tersebut bahkan sering dihiraukan penderita. Apabila sel tumor semakin mnyebar, maka akan timbul gejala lainnya seperti:

Gioblastoma

Glioblastoma merupakan salah satu jenis kanker pada organ otak yang cukup ganas. Bentuk khas kanker glioblastoma adalah berupa sel berbentuk bintang di otak. Sel kanker ini dapat menyebar dengan cepat dan berkembang. Gejala yang ditimbulkan antara lain:

  • Nyeri kepala terus-menerus
  • Kejang
  • Muntah
  • Gangguan bicara
  • Pandangan kabur
  • Perubahan mood
  • Gangguan berpikir

Gejala diatas juga dikaitkan adanya peningkatan tekanan intrakranial otak akibat pertumbuhan sel tumor yang menekan bagian otak seperti saraf-saraf pusat. 

Obat fotemustine ternyata juga dapat digunakan sebagai terapi lini kedua pada penyakit glioblastoma progresif setelah pemberian obat kemoterapi temozolamide. Pemberian radiotearpi dengan temozolomide dilanjutkan dengan fotemustine ternyata dapat memberikan efek baik dalam penanggulangan penyakit. 

Dosis dan cara pemberian Fotemustine

Obat fotemustine tersedia dalam injeksi intravena sediaan 208 mg dalam satu botol. Injeks diberikan dengan pelarut etil alkohol 3,35 ml.

  • Dosis awal pada pasien dewasa diberikan dosis 100 mg/m2 BSA setiap minggu selama 3 minggu berturut-turut. 
  • Dosis pemeliharaan setelah 3 minggu dapat dilanjutkan dengan sediaan 100 mg/m2. Dosis pemeliharaan diberikan 4 sampai 5 minggu setelah induksi.

Obat ini hanya dapat diberikan dengan dosis obat yang sudah disesuaikan oleh dokter atau tenaga medis berpengalaman agar terhindar dari efek samping hingga overdosis.

Efek samping Fotemustine

Efek samping yang ditimbulkan selama pemberian obat kemoterapi fotemustine antara lain:

  • Muntah selama 2 jam pemberian injeksi obat
  • Penurunan kadar platelet di dalam darah yang menyebabkan rentan pendarahan
  • Resiko infeksi lebih tinggi akibat penurunan sel darah putih
  • Gatal pada permukaan kulit
  • Diare berat
  • Nyeri perut

Interaksi Fotemustine

Beberapa jenis obat memiliki beberapa interaksi terkait pemberian obat fotemustine:

Perhatian khusus terkait pemberian Fotemustine

Informasi penting yang perlu diketahui sebelum mengonsumsi fotemustine, meliputi: 

  • Obat ini tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan menyusui
  • Obat ini tidak boleh diberikan pada gangguan organ ginjal
  • Obat ini tidak boleh diberikan pada gangguan darah
  • Obat ini tidak boleh diberikan pada anak-anak

8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Fotemustine - C9H19ClN3O5P. U.S. National Library of Medicine National Center for Biotechnology Information. (https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Fotemustine)
Daponte, A., Signoriello, S., Maiorino, L. et al. Phase III randomized study of fotemustine and dacarbazine versus dacarbazine with or without interferon-α in advanced malignant melanoma. J Transl Med 11, 38 (2013). https://doi.org/10.1186/1479-5876-11-38. Journal of Translational Medicine. (https://translational-medicine.biomedcentral.com/articles/10.1186/1479-5876-11-38)
Avril, M., Aamdal, S., Grob, J., Hauschild, A., Mohr, P., & Bonerandi, J. et al. (2004). Fotemustine Compared With Dacarbazine in Patients With Disseminated Malignant Melanoma: A Phase III Study. Journal Of Clinical Oncology, 22(6), 1118-1125. https://doi.org/10.1200/jco.2004.04.165. ASCO Publications. (https://ascopubs.org/doi/10.1200/JCO.2004.04.165)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app