Diagnosis Anemia Defisiensi Besi

Dipublish tanggal: Sep 3, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Diagnosis anemia defisiensi besi memang dapat dilihat sekilas dari gejala yang timbul. Contohnya seperti kelelahan, napas pendek, sering pusing, hingga pucat. 

Tapi untuk lebih memastikan diagnosisnya, dokter biasanya menyarankan pasien untuk menjalani tes darah. Jenis pemeriksaan darah yang rata-rata disarankan dokter pertama kali adalah tes hitung darah lengkap (CBC test).

Tes hitung darah lengkap

Melalui tes hitung darah lengkap ini, akan terlihat kadar seluruh komponen yang terkandung dalam darah. Komponen dalam darah yang dimaksud meliputi:

Nah biasanya, seseorang baru didiagnosis mengidap anemia defisiensi besi jika kadar hemoglobin dan hematokritnya berada di bawah batas normal. 

Untuk ini, kita perlu tahu lebih dulu berapa kisaran kadar normal hematokrit dan hemoglobin itu. 

Pada wanita dewasa, kadar hematokrit normal adalah 34,9-44,5%, sedangkan untuk pria dewasa berkisar antara 38,8-50%. 

Sedangkan jumlah hemoglobin normal pada wanita dewasa ialah 12-15,5 gr/ dL. Sementara untuk pria dewasa, kadar normal hemoglobinnya sekitar 13,5-17,5 gr/ dL. 

Selain mendiagnosis anemia defisiensi besi, tes hitung darah lengkap biasanya juga dilakukan ketika seseorang melakukan check up rutin atau sebelum menjalani operasi. 

Hasil tes hitung darah lengkap ini dapat mengindikasikan kesehatan seseorang secara menyeluruh. Pemeriksaan ini sekaligus menginformasikan apakah seseorang mengidap penyakit tertentu atau tidak, contoh leukimia dan penyakit ginjal.

Pemeriksaan darah lainnya

Di samping tes hitung darah lengkap tadi, pemeriksaan darah tambahan mungkin perlu dilakukan. Seringkali, dokter menggunakan bantuan mikroskop untuk memeriksa sampel darah pasien. 

Tujuan pemeriksaan darah lainnya ini antara lain untuk mengukur:

Seberapa parah kondisi anemia defisiensi besi yang diidap seseorang

  • Metode perawatan mana yang kira-kira paling cocok dengan kondisi pasien pengidap anemia defisiensi besi.
  • Berapa banyak kadar zat besi yang terkandung dalam darah pasien.
  • Seberapa banyak kadar ferritin dalam tubuh pasien. - semakin kecil jumlahnya menandakan hanya sedikit pula zat besi yang berhasil disimpan tubuh. Ferritin merupakan jenis protein yang fungsinya menyimpan zat besi dalam tubuh.
  • Seberapa baik kemampuan tubuh dalam mengikat zat besi. Caranya dengan mengukur jumlah transferin, jenis protein yang tugasnya mengangkut zat besi.
  • Berapa banyak sel darah merah yang tidak matang (retikulosit) - kadar ini umumnya rendah pada penderita anemia defisiensi besi.
  • Ukuran maupun bentuk sel darah merahnya (biasanya lewat apusan darah tepi). Umumnya, ukuran sel darah merah penderita anemia defisiensi besi lebih kecil. Selain itu, warna darahnya juga lebih pucat, tak semerah sel darah merah normal.

Pemeriksaan penunjang

Selain tes darah tadi, beberapa pemeriksaan penunjang di bawah ini mungkin perlu dilakukan. Tujuannya untuk mengetahui lebih pasti tentang penyebab anemia defisiensi besinya. 

Sebab dengan mengetahui pasti penyebabnya, apakah karena malnutrisi, perdarahan, atau malabsorpsi zat besi, barulah dapat ditentukan metode pengobatan mana yang paling tepat.  

Pemeriksaan darah dalam feses 

Tes ini baru dilakukan kalau dokter mencurigai penyebab anemia defisiensi besinya adalah karena perdarahan pada saluran cerna.

Endoskopi 

Endoskopi dilakukan dengan cara memasukkan selang fleksibel, yang sudah dipasangi kamera kecil ke dalam tubuh. Fungsi pemeriksaan ini untuk menyingkapkan lokasi pasti tempat perdarahan saluran cerna terjadi.

Sebenarnya ada banyak jenis endoskopi, namun untuk kasus anemia defisiensi besi, tipe pemeriksaan yang paling umum dilakukan meliputi:

  • Kolonoskopi - tes ini untuk mengamati usus besar (kolon).
  • Enteroskopi - melalui pemeriksaan ini, kondisi usus halus pasien bisa tampak jelas.
  • Gastroskopi - guna mengamati kondisi esofagus (kerongkongan), lambung, serta usus 12 jari.
  • Histeroskopi - nah kalau yang ini berfungsi untuk mengamati rahim.

USG panggul

Tes terakhir yang biasa digunakan untuk mendiagnosis anemia defisiensi besi tersebut dikhususkan bagi para perempuan. 

Tentunya tak semua wanita wajib menjalaninya. Pada umumnya, pemeriksaan ini hanya disarankan bagi mereka yang mengeluarkan terlalu banyak darah saat haid. 

Tujuannya tak lain untuk mencari faktor penyebab mengapa perdarahan menstruasinya berlebihan. 

Jadi itulah tadi beberapa pemeriksaan yang biasa dilakukan dokter untuk mendiagnosis defisiensi besi. 


24 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
CBC with differential, blood. Mayo Medical Laboratories. http://www.mayomedicallaboratories.com/test-catalog/Clinical+and+Interpretive/9109.
Iron: Fact sheet for health professionals. National Institutes of Health Office of Dietary Supplements. https://ods.od.nih.gov/factsheets/Iron-HealthProfessional/#h3.
Mahoney DH, et al. Iron deficiency in infants and young children: Treatment. http://www.uptodate.com/home.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app