Delusions Of Grandeur - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 18, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 4 menit

Anda pasti pernah berhadapan dengan orang yang sifatnya mau menang sendiri. Dengan kata lain, orang tersebut selalu merasa paling benar dan tak terbantahkan. Lebih parahnya lagi, ada pula orang yang sampai mengaku-ngaku sebagai nabi atau orang pintar yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Mudah saja, Anda bisa menyebutnya sebagai orang gila. Namun dalam dunia psikologis, orang tersebut mungkin mengalami delusions of grandeur.

Apa itu delusions of grandeur?

Delusions of grandeur disebut juga khayalan keagungan. Delusions of grandeur adalah gangguan kejiwaan yang membuat seseorang merasa seperti tokoh supernatural atau selebriti. Orang dengan gangguan ini percaya bahwa mereka memilki kemampuan, harta, atau kekuatan super yang tak dimiliki orang lain.

Mereka menganggap dirinya lebih pintar dan jenius daripada orang-orang di sekitarnya. Beberapa di antaranya bahkan mengaku menemukan benda pusaka yang sakti, padahal kenyataannya tidak demikian. Contohnya kasus batu ajaib 'Ponari' yang dapat mengobati berbagai penyakit, dan sebagainya.

Jenis gangguan delusi ini sering dikaitkan dengan gangguan kesehatan mental lainnya. Mulai dari skizofrenia, gangguan bipolar, atau beberapa jenis demensia.

Mengenai delusions of grandeur

Jenis

Delusi jenis apapun memiliki 4 karakteristik utama, yaitu:

  • Memiliki kepercayaan tertentu, padahal orang lain menganggapnya bertentangan
  • Penderita tidak menerima kritikan lain soal kepercayaannya dan tidak peduli jika hal tersebut terbukti salah
  • Kepercayaannya tidak masuk akal
  • Kepercayaan tersebut berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari

Sementara itu, delusions of grandeur sendiri terbagi menjadi 4 jenis, yaitu:

  • Mempunyai bakat, kekuatan, atau kemampuan rahasia yang tak dimiliki orang lain.
  • Percaya dirinya orang terkenal, bahkan sering disalahgunakan sebagai cara untuk menipu.
  • Mempunyai misi rahasia. Misalnya, mereka percaya memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan suatu pesan langsung kepada presiden.
  • Percaya dirinya seorang ahli agama.

Penyebab

Penyebab delusions of grandeur belum diketahui secara pasti. Para ahli menduga bahwa faktor budaya dapat memengaruhi tingkat delusi seseorang. Ini karena budaya dapat memengaruhi pengetahuan dan cara pandang seseorang terhadap dunia. 

Selain itu, ada beberapa kondisi lainnya yang dapat memicu delusi keagungan ini, di antaranya:

Sekitar 50 persen penderita skizofrenia mungkin mengalami delusi keagungan. Skizofrenia adalah masalah kejiwaan yang ditandai dengan delusi, halusinasi, dan sulit membedakan mana kenyataan dan imajinasi semata.

Orang dengan skizofrenia dapat mengalami delusi yang mengganggu. Mulai dari perubahan mood, susah fokus, masalah daya ingat, dan sulit menyelesaikan tugas sehari-hari. 

Sama seperti skizofrenia, gangguan delusi juga dapat memicu delusions of grandeur. Namun, orang dengan gangguan delusi tidak mengalami halusinasi dan gejala skizofrenia lainnya.

  • Bipolar

Bipolar adalah masalah kejiwaan yang ditandai dengan periode depresi dan diikuti oleh periode mania. Selama periode mania, seseorang bisa merasa bahagia dan percaya diri yang tinggi. Nah, kondisi inilah yang dapat memicu delusions of grandeur.

Saking bahagianya, penderitanya tak ragu untuk menghabiskan terlalu banyak uang. Namun sayangnya, mereka juga mengalami susah tidur, hiperaktif, dan berperilaku agresif.

Orang dengan narcissistic personality disorder (NPD) disebut juga dengan orang haus pujian. Penderitanya selalu berusaha menarik perhatian orang lain supaya dipuji dan diakui keberadaannya.

Tak hanya itu, penderita NPD juga ingin dianggap hebat oleh orang-orang di sekitarnya. Hal inilah yang dapat memicu gejala delusi keagungan.

Kebanyakan orang menganggap demensia sebagai gangguan daya ingat. Padahal, demensia juga dapat mengurangi keammpuan seseorang untuk berpikir jernih. Kondisi ini dapat memengaruhi cara berpikir, proses perencanaan, dan cara mereka berinteraksi dengan orang lain.

Ketika demensia terjadi, beberapa orang mengalami delusi hingga delusions of grandeur. Gejalanya tidak hanya berkhayal sesuatu yang menyimpang, tapi juga gangguan memori yang signifikan.

  • Trauma otak

Kerusakan pada otak juga dapat mengubah cara berpikir seseorang, sehingga berpotensi menyebabkan delusi. Salah satu contohnya, cedera otak dapat menyebabkan halusinasi, masalah daya ingat, perubahan kepribadian, dan sulit membaca.

Kebanyakan cedera otak disebabkan oleh trauma, seperti kecelakaan mobil yang membuat kepala terbentur. Lesi otak, stroke, dan tumor otak juga dapat merusak otak.

Gejala

Gejala delusions of grandeur yang paling utama adalah percaya dengan kehebatannya sendiri. Mereka tidak memedulikan omongan orang lain, sekalipun kehebatannya diragukan oleh semua orang.

Contoh sebuah kepercayaan yang dianggap khayalan adalah sesuatu yang tidak masuk akal dan salah. Misalnya, seseorang mengaku sebagai presiden atau malaikat dari langit, padahal sebenarnya hanya orang biasa. Nah, inilah yang dapat disebut dengan gejala delusions of grandeur.

Selain itu, ada tanda dan gejala lainnya yang dialami oleh penderita gangguan kejiwaan ini, yaitu:

  • Susah bergaul dengan orang lain karena kepercayaannya yang menyimpang
  • Meyakini khayalannya walaupun terbukti salah
  • Gampang marah pada orang-orang yang menolak kepercayaannya
  • Berusaha sekuat tenaga supaya orang lain memercayainya
  • Berperilaku seolah keyakinan yang dianut itu benar

Pencegahan delusions of grandeur

Karena penyebabnya belum jelas, maka tidak ada cara khusus yang dapat mencegah terjadinya delusions of grandeur. Namun, jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala-gejala di atas, segera kunjungi dokter atau psikiater terdekat.

Semakin cepat gejalanya terdeteksi, maka ini dapat mencegah gejaladelusions of grandeur semakin parah. Perawatan sedini mungkin juga dapat membantu memperbaiki hubungan keluarga, teman, dan orang-orang terdekat lebih harmonis.

Pengobatan delusions of grandeur

Faktanya, delusions of grandeur cenderung sulit diobati. Sebab biasanya, orang-orang dengan kondisi ini sangat percaya dengan khayalan yang mereka anut, sehingga tidak mempan diberikan obat.

Namun, obat antipsikotik cukup membantu mengobati gejala delusi. Bila disebabkan oleh gangguan bipolar, maka obat lithium dapat diberikan untuk menyeimbangkan suasana hati pasien. Jadi, pengobatan ini hanya difokuskan untuk mengurangi gejala, bukan menyembuhkan penyebab delusions of grandeur itu sendiri.

Selain dengan obat-obatan, pasien juga dianjurkan untuk melakukan terapi untuk mengatasi delusi. Bila dilakukan secara rutin dan sesuai jadwal, terapi tersebut dapat membantu memperbaiki hubungan pasien dengan orang lain. Dengan begitu, penderita delusions of grandeur dapat memiliki hidup yang bahagia dan terlepas dari khayalan buatannya sendiri.


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Timothy J. Legg, Ph.D., CRNP, Delusions of Grandeur (https://www.medicalnewstoday.com/articles/321649.php).

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app