Dampak Berhubungan Seksual Saat Hamil Muda

Dipublish tanggal: Feb 26, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jul 19, 2019 Waktu baca: 3 menit
Dampak Berhubungan Seksual Saat Hamil Muda

Berhubungan seks saat hamil merupakan salah satu pertanyaan umum yang banyak ditanyakan ibu hamil ketika berkonsultasi kehamilan. 

Sering kali seorang perempuan yang sedang mengandung mengalami gairah seksual yang memuncak, dan tak jarang wanita hamil begitu menggairahkan di mata lelaki. Apakah aman melakukan seks saat hamil muda? Jawabannya, aman.

Selama tidak ada masalah selama hamil, maka hubungan seksual aman dilakukan. Masalah yang mungkin terjadi selama kehamilan yang menyebabkan hubungan seksual sebaiknya dihindari misalnya adanya perdarahan, infeksi seperti keputihan, atau kondisi kesehatan ibu selama hamil yang kurang baik misalnya penyakit jantung atau tekanan darah tinggi.

Menurut penelitian di Johns Hopkins Medicine Center, seks selama kehamilan awal dinyatakan aman dan tidak akan menyakiti bayi Anda, dan jika memang Anda memiliki catatan kehamilan yang tidak bermasalah. 

Janin Anda pada dasarnya dilindungi oleh cairan ketuban yang terdapat pada rahim dan otot-otot rahim yang kuat. Maka itu, aktivitas seksual tidak akan mempengaruhi perkembangan bayi Anda

Namun, dokter kandungan Anda mungkin menyarankan Anda untuk tidak berhubungan seks saat hamil muda jika memiliki kondisi ibu hamil seperti berikut:

  • Anda pernah keguguran
  • Anda mengalami perdarahan vagina atau bercak darah sering selama kehamilan
  • Sering sakit perut atau kram selama diketahui masa kehamilan
  • Rahim ibu hamil cenderung lemah
  • Anda hamil kembar atau lebih dari dua bayi dalam kandungan
  • Janin memiliki plasenta yang rendah (plasenta previa)

Anda mungkin juga disarankan untuk menghindari seks selama kehamilan (hamil muda ataupun hamil tua) jika pasangan memiliki penyakit kelamin seperti herpes genital, gonore atau bahkan HIV AIDS. 

Jika pasangan Anda memiliki herpes genital, berhubungan seks selama kehamilan dapat berisiko dalam mempengaruhi perkembangan janin. Disarankan pasangan Anda mungkin harus menggunakan kondom jika menderita penyakit menular seksual, demi mencegah risiko infeksi yang bisa menular ke ibu maupun janin.

Apa saja dampak yang dapat timbul ketika berhubungan seksual saat Anda hamil muda?

Selama tidak mengalami kondisi-kondisi medis tersebut di atas, hubungan seks yang dilakukan wanita hamil dianggap aman. Meski begitu, tidak ada salahnya untuk tetap memahami hal-hal yang bisa membahayakan dan mungkin berdampak buruk jika Anda berhubungan seksual saat hamil muda, seperti:

1. Terinfeksi penyakit kelamin

Memastikan kebersihan dildo ataupun vibrator yang digunakan saat berhubungan seksual harus dilakukan. Apalagi jika Anda ingin menggunakan sex toy tersebut sebagai alat bantu membangkitkan gairah. 

Selain memperhatikan kebersihannya, dalam menggunakan sex toy ini, Anda juga harus memahami batasan-batasan penggunaanya. Jangan menggunakan alat bantu seks ini terlalu keras pada vagina Anda.

2. Pendarahan

Pendarahan saat hamil muda bisa terjadi jika Anda melakukan seks anal. Pasalnya, seks anal pada wanita hamil dapat menyebabkan terjadinya trauma plasenta yang memicu terjadinya pendarahan serius yang membahayakan janin dan diri Anda. 

Seks anal juga tidak dianjurkan untuk Anda yang mengalami plasenta previa dan wasir. Pada penderita wasir, seks anal hanyalah akan memperburuk kondisi yang dialami.

3. Mengancam keselamatan bayi Anda

Melakukan hubungan seksual saat hamil muda dapat mengancam bayi Anda bila pasangan Anda melakukan seks oral dengan cara yang kurang tepat. Seperti meniup vagina yang dapat memicu terjadinya emboli udara. 

Saat meniup vagina, gelembung udara akan masuk ke vagina dan masuk ke sirkulasi darah sehingga dapat mengancam nyawa bayi dan diri Anda.

4. Hindari berhubungan seksual jika pasangan mengidap penyakit tertentu

Melakukan hubungan seks saat hamil muda juga berisiko menyebabkan bayi lahir cacat dan keguguran bila pasangan memiliki riwayat mengidap penyakit kelamin, seperti herpes genital. 

Meskipun jarang terjadi, ibu hamil yang tertular dan terinfeksi herpes di awal trimester pertama dapat menularkan virusnya ke janin melalui plasenta. Ini dapat menyebabkan terjadinya cacat lahir dan keguguran. Selain itu, herpes juga dapat tertular kepada bayi setelah dilahirkan dan dapat mengakibatkan komplikasi yang parah.

Demi meminimalkan kemungkinan adanya bahaya berhubungan seksual saat hamil muda, Anda disarankan untuk memeriksakan kondisi kesehatan secara rutin kepada dokter umum atau dokter kandungan. 

Periksakan juga kesehatan pasangan dan janin untuk mendapatkan kepastian seutuhnya. Perhatikan jika Anda merasakan kram selama beberapa menit usai berhubungan seksual, maka tidak perlu panik karena ini terbilang normal. 

Kram yang tidak kunjung hilang atau terjadinya gejala-gejala lain, seperti adanya pendarahan, patut diwaspadai dan segera konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. 


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Rados SN, et al. (2014). Sexuality during pregnancy: What is important for sexual satisfaction in expectant fathers? DOI: (https://doi.org/10.1080/0092623X.2014.889054)
Mayo Clinic Staff. (2018). Sex during pregnancy: What’s OK, what’s not. (https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/sex-during-pregnancy/art-20045318)
Lyager A. (2013). Sex-induced air embolism in women. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24629465)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app