Cegukan - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 30, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Apr 26, 2019 Waktu baca: 6 menit

Cegukan adalah kontraksi berulang dan tak terkendali dari otot diafragma. Diafragma Anda adalah otot yang berada tepat di bawah paru-paru Anda. Otot ini menandai batas antara dada dan perut Anda. 

Diafragma berfungsi untuk mengatur pernapasan. Ketika diafragma Anda berkontraksi, paru-paru Anda sedang menghirup oksigen. Saat diafragma Anda rileks, paru-paru Anda melepaskan karbon dioksida.

Diafragma yang berkontraksi di luar dari ritme normal dapat menyebabkan cegukan. Setiap spasme diafragma membuat laring dan pita suara menutup secara tiba-tiba. 

Hal ini lah yang menghasilkan aliran udara yang tiba-tiba masuk ke dalam paru-paru. Tubuh Anda akan bereaksi dengan suatu kondisi yang biasa disebut dengan cegukan, sehingga menciptakan karakteristik suara cegukan.

Singultus adalah istilah medis untuk cegukan.

Terjadinya cegukan

Tidak ada cara untuk mengetahui kapan cegukan terjadi. Pada setiap spasme, biasanya ada sedikit pengencangan dada atau tenggorokan sebelum Anda membuat suara cegukan yang khas.

Sebagian besar kasus cegukan berawal dan berakhir dengan tiba-tiba, tanpa ada tanda-tanda yang jelas. Episode terjadinya cegukan umumnya hanya berlangsung beberapa menit. 

Cegukan yang berlangsung lebih dari 48 jam dianggap cegukan yang persisten. Cegukan yang berlangsung lebih dari dua bulan dianggap cegukan yang tidak bisa ditangani, atau sulit dikendalikan.

Penyebab cegukan

Banyak penyebab cegukan yang telah diidentifikasi. Namun, tidak ada daftar pemicu cegukan yang pasti. Cegukan sering kali datang dan pergi tanpa alasan yang jelas.

Kemungkinan penyebab umum cegukan jangka pendek meliputi:

  • Makan yang berlebihan
  • Makan makanan pedas
  • Mengkonsumsi alkohol
  • Minum minuman berkarbonasi, seperti soda
  • Mengkonsumsi makanan yang sangat panas atau sangat dingin
  • Perubahan suhu udara yang tiba-tiba
  • Menelan udara sambil mengunyah permen karet
  • Kegembiraan atau stres emosional
  • Aerophagia (menelan terlalu banyak udara)

Cegukan yang berlangsung lebih dari 48 jam dikategorikan berdasarkan jenis iritasi yang menyebabkan episode tersebut.

Mayoritas cegukan persisten disebabkan oleh cedera atau iritasi pada saraf vagus atau frenikus. Saraf vagus dan frenikus dapat mengendalikan pergerakan diafragma Anda. Saraf ini mungkin dapat dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut:

Penyebab lain dari cegukan mungkin melibatkan sistem saraf pusat (SSP). SSP terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Jika SSP rusak, tubuh Anda mungkin kehilangan kemampuan untuk mengendalikan cegukan. Kerusakan SSP yang dapat menyebabkan cegukan persisten meliputi:

  • Stroke
  • Multiple sclerosis (penyakit saraf degeneratif kronis)
  • Tumor
  • Meningitis dan ensefalitis (infeksi yang dapat menyebabkan pembengkakan di otak)
  • Trauma kepala atau cedera otak
  • Hydrocephalus (akumulasi cairan di otak)
  • Neurosifilis dan infeksi otak lainnya

Cegukan yang berlangsung lebih lama juga bisa disebabkan oleh:

  • Terlalu sering menggunakan alkohol
  • Penggunaan tembakau
  • Reaksi anestesi setelah operasi
  • Golongan obat tertentu, termasuk barbiturat, steroid, dan obat penenang
  • Diabetes
  • Ketidakseimbangan elektrolit
  • Gagal ginjal
  • Malformasi arteriovenosa (suatu kondisi di mana arteri dan vena tersangkut di otak)
  • Perawatan kanker dan kemoterapi
  • Penyakit Parkinson (penyakit otak degeneratif)

Terkadang, prosedur medis secara tidak sengaja dapat menyebabkan Anda mengalami cegukan jangka panjang. Cegukan dapat disebabkan oleh prosedur yang digunakan untuk mengobati atau mendiagnosis kondisi lain, termasuk:

  • Menggunakan kateter untuk mengakses otot jantung
  • Penempatan stent esofagus untuk menopang membuka kerongkongan
  • Bronkoskopi (Instrumen yang digunakan untuk melihat ke dalam paru-paru Anda)
  • Trakeostomi (pembuatan lubang di leher untuk memungkinkan pernapasan di sekitar obstruksi jalan napas)

Faktor risiko cegukan

Cegukan dapat terjadi pada usia berapa pun. Cegukan bahkan dapat terjadi saat janin masih dalam kandungan ibu. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan Anda mengalami cegukan.

Anda mungkin lebih rentan mengalami cegukan jika:

  • Seorang laki-laki
  • Mengalami masalah mental atau emosional yang intens, mulai dari kecemasan hingga kegembiraan
  • Telah menerima anestesi umum (Anda ditidurkan selama operasi)
  • Menjalani operasi, terutama operasi perut

Mengobati cegukan

Kebanyakan masalah cegukan bukanlah suatu keadaan yang darurat. Namun episode cegukan yang berkepanjangan dapat menjadi tidak nyaman dan mengganggu kehidupan sehari-hari. 

Hubungi dokter Anda jika Anda memiliki cegukan yang bertahan lebih dari dua hari. Dokter Anda dapat menentukan keparahan cegukan Anda sehubungan dengan kesehatan Anda secara keseluruhan dan kondisi lainnya.

Ada banyak pilihan untuk mengobati cegukan. Biasanya, kasus cegukan jangka pendek akan teratasi dengan sendirinya. Namun, ketidaknyamanan mungkin dapat terjadi jika cegukan tersebut bertahan lebih dari beberapa menit.

Meskipun tidak ada pengobatan yang terbukti dapat menghentikan cegukan, namun beberapa cara dibawah ini dapat Anda lakukan dirumah untuk mengatasi masalah cegukan:

  • Bernapas ke dalam kantong plastik.
  • Makanlah satu sendok teh gula pasir.
  • Tahan nafas Anda beberapa detik.
  • Minumlah segelas air dingin.
  • Tarik lidah Anda keluar.
  • Angkat uvula Anda dengan sendok. Uvula adalah potongan jaringan berdaging yang menggantung di atas bagian belakang tenggorokan Anda.
  • Mencoba untuk secara sengaja bersendawa.
  • Lipat lutut ke arah dada dan pertahankan posisi tersebut.
  • Coba manuver Valsava dengan menutup mulut dan hidung Anda dan menghembuskan napas dengan paksa.
  • Relaks dan bernapas dengan lambat dan terkendali.

Jika Anda masih mengalami cegukan setelah 48 jam, bicarakan dengan dokter Anda. Dokter Anda mungkin mencoba lavage lambung (pemompaan lambung) atau pijat sinus karotis (memijat arteri karotis utama di leher).

Jika penyebab cegukan Anda tidak jelas, dokter Anda dapat merekomendasikan beberapa tes. Tes ini dapat membantu mendeteksi penyakit atau kondisi yang mendasarinya. Tes-tes berikut ini mungkin berguna dalam menentukan penyebab cegukan yang persisten atau tidak terkendali:

  • Tes darah untuk mengidentifikasi tanda-tanda infeksi, diabetes, atau penyakit ginjal
  • Tes fungsi hati
  • Pencitraan diafragma dengan X-ray dada, CT scan, atau magnetic resonance imaging (MRI)
  • Ekokardiogram untuk menilai fungsi jantung
  • Endoskopi, yang menggunakan tabung tipis dan terang dengan kamera di ujungnya untuk menyelidiki kerongkongan, tenggorokan, lambung, dan usus Anda
  • Bronkoskopi, yang menggunakan tabung tipis dan terang dengan kamera di ujungnya untuk memeriksa paru-paru dan saluran udara

Mengobati setiap penyebab yang mendasari cegukan biasanya akan menghilangkan cegukan Anda. Jika cegukan persisten yang tidak memiliki penyebab yang jelas, ada beberapa obat anti cegukan yang mungkin dapat diresepkan. Obat yang lebih biasa digunakan termasuk:

  • Chlorpromazine dan haloperidol (obat antipsikotik)
  • Benzodiazepines (kelas obat penenang)
  • Benadryl (antihistamin)
  • Metoclopramide (obat mual)
  • Baclofen (pelemas otot)
  • Nifedipine (obat tekanan darah)
  • Obat kejang, seperti gabapentin

Ada juga opsi yang lebih invasif, yang dapat digunakan untuk mengatasi kasus-kasus cegukan yang ekstrem. Opsi-opsi tersebut termasuk:

  • l Intubasi nasogastrik (memasukkan selang melalui hidung ke perut)
  • Injeksi anestesi untuk memblokir saraf frenikus Anda
  • Implantasi bedah alat pacu jantung diafragma, perangkat bertenaga baterai yang merangsang diafragma Anda dan mengatur pernapasan
  • Konsekuensi dari Cegukan yang Tidak Diobati

Episode cegukan jangka panjang bisa menjadi kondisi yang tidak nyaman dan bahkan membahayakan kesehatan Anda. Jika tidak diobati, cegukan berkepanjangan dapat mengganggu pola tidur dan makan Anda, yang mengarah ke:

Bagaimana mencegah terjadinya cegukan

Tidak ada metode yang terbukti mampu untuk mencegah cegukan. Namun, jika Anda sering mengalami cegukan, Anda dapat mencoba mengurangi paparan pemicu yang diketahui dapat memicu terjadinya cegukan.

Berikut ini beberapa hal yang dapat membantu mengurangi terjadinya cegukan:

  • Jangan makan berlebihan.
  • Hindari minuman berkarbonasi.
  • Lindungi diri Anda dari perubahan suhu yang tiba-tiba.
  • Jangan minum alkohol.
  • Tetap tenang, dan cobalah untuk menghindari reaksi emosional atau fisik yang berlebihan.

Komplikasi Cegukan

Cegukan yang berkepanjangan akan mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan menyebabkan komplikasi sebagai berikut:

  • Penurunan berat badan dan dehidrasi yang disebabkan oleh terganggunya aktifitas makan dan menelan
  • Insomnia karena cegukan mengganggu pola dan kualitas tidur
  • Kelelahan karena terganggunya pola tidur dan asupan nutrisi
  • Permasalahan dalam berkomunikasi karena cegukan mengganggu orang untuk berbicara
  • Depresi
  • Tertundanya proses penyembuhan luka operasi
  • Ritme jantung yang tidak teratur (irregular)
  • Kondisi gastro-esophageal reflux (GERD) atau penyakit asam lambung

15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Alli, RA. WebMD (2018). Why do I Hiccup? (https://www.webmd.com/digestive-disorders/qa/what-causes-hiccups)
National Organization for Rare Disease (2018). Hiccups. (https://rarediseases.org/rare-diseases/hiccups-chronic/)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app