Cegukan Terus Menerus Ternyata Tanda Bahaya

Beberapa kondisi tubuh bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya cegukan yang terus-menerus seperti iritasi gendang telinga akibat benda asing yang masuk ke telinga, radang pada tenggorokan, pembesaran kelenjar tiroid, tumor hingga kista pada tenggorokan.
Dipublish tanggal: Agu 16, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 10, 2020 Waktu baca: 3 menit
Cegukan Terus Menerus Ternyata Tanda Bahaya

Cegukan merupakan hal yang sering terjadi hampir ke semua orang dan tidak memandang tua maupun muda. Umumnya banyak orang yang mengalami cegukan akibat dari kurang minum, makan terlalu cepat atau kenyang. 

Biasanya cegukan dibiarkan hingga sembuh dengan sendirinya. Namun jika cegukan tidak berhenti maka Anda perlu waspada. Hal ini karena, Anda bisa jadi mengalami penyakit yang serius. 

Banyak yang mengalami cegukan akan sembuh dalam waktu beberapa detik saja dan cegukan akan hilang dengan sendirinya. Hal ini mengakibatkan banyak orang menganggap bahwa cegukan bukan masalah yang besar. 

Perlu Anda ketahui bahwa cegukan adalah akibat dari kontraksi otot diafragma yang terjadi dalam waktu yang tidak bisa ditentukan atau tiba-tiba. 

Akibat dari pita suara menutup pada saat kontraksi otot akan menimbulkan suara cegukan yang khas. 

Berbagai penyebab cegukan

Cegukan bisa terjadi akibat aktivitas yang kurang baik seperti makan permen sambil menelan udara, makan terlalu berlebihan, dan meminum minuman bersoda dalam ukuran yang berlebihan. 

Selain itu, cegukan juga bisa disebabkan dari perubahan dari suhu udara yang berubah secara mendadak, stress dan terlalu bersemangat. 

Biasanya cegukan bukan menjadi masalah yang besar karena akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa detik. Namun jika cegukan berlangsung lebih dari dua hari maka Anda perlu mencari tahu penyebabnya. 

Anda tidak bisa menyepelekan kasus cegukan yang terjadi dalam waktu yang terus-menerus.

Beberapa kondisi tubuh bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya cegukan yang terus-menerus seperti iritasi gendang telinga akibat benda asing yang masuk ke telinga, radang pada tenggorokan, pembesaran kelenjar tiroid, tumor hingga kista pada tenggorokan. 

Selain itu kehamilan, hernia hiatus, gangguan elektrolit dan naiknya asam langsung ke kerongkongan dapat memicu terjadinya cegukan secara terus-menerus. 

Tidak hanya untuk penyakit yang ringan, jenis penyakit yang berat seperti diabetes, Parkinson, gagal ginjal, kanker hingga efek samping kemoterapi juga dapat menyebabkan cegukan yang tidak berhenti. 

Biasanya cegukan semacam ini menyerang bagian sistem saraf pusat sehingga tubuh sulit mengendalikan cegukan. 

Selain dari penyakit yang dialami seseorang, tindakan medis ternyata juga dapat memicu terjadinya cegukan yang terus-menerus seperti prosedur bronkoskopi pada paru-paru, penggunaan kateter pada otot jantung, dan prosedur trakeostomi pada leher. 

Untuk Anda yang merokok juga wajib waspada karena merokok bisa menyebabkan cegukan yang terus-menerus. 

Cara mengatasi cegukan

Jika cegukan datang secara terus-menerus tentu akan menggangu kegiatan Anda sehari-hari. Oleh karena itu ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi cegukan. 

Sebelum datang ke dokter, usahakan Anda sudah mencoba alternatif yang aman untuk bisa digunakan dalam mengurangi cegukan. 

Yang pertama Anda dapat melakukan hal yang paling mudah dengan mengatur ritme napas seperti menahan napas dalam waktu beberapa detik. 

Kemudian dapat juga dengan minum air dengan cepat dan berkumur hingga menghisap lemon yang dipercaya dapat mengurangi cegukan. 

Beberapa trik lain yang dapat diterapkan untuk mengurangi cegukan adalah bernapas di dalam kantung kertas, menyicipi cuka, dan menarik lutut ke arah dada dan menunduk hingga dada terasa tertekan. 

Bila cara mudah di atas tidak memberikan efek yang jelas dan cegukan masih berlangsung dalam tiga jam atau lebih maka sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. 

Penanganan tentu akan diberikan sesuai dengan kondisi pasien masing-masing. Bagi yang sakit asam lambung mungkin dokter akan memberikan obat untuk memperkecil produksi asal lambung, dengan begitu cegukan akan berkurang.

Namun bila kondisi pasien dalam tahap yang parah maka dokter bisa memberikan obat seperti chlorpromazine, haloperidol, fenitoin, obat anti kejang asam valproat dan obat anti muntah metoclopramide. 

Bila upaya di atas masih belum berhasil juga untuk mengurangi cegukan, maka dokter dapat melakukan tindakan suntikan obat bius lokasl bagian saraf yang terletak antara leher dan dada. 

Kemudian penempatan alat implan dapat menjadi solusi untuk mengurangi cegukan dengan memberikan stimulant elektrik ringan pada saraf. 

Memang cegukan bukan hal yang berbahaya, tetapi jika cegukan terjadi terus-menerus tentu harus mendapatkan tindakan medis yang benar agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Steger M, et al. Systemic review: The pathogenesis and pharmacological treatment of hiccups. Alimentary Pharmacology and Therapeutics. 2015;42:1037.
Lembo AJ. Overview of hiccups. http://uptodate.com/home.
Walsh D, et al. Hiccups. In: Palliative Medicine. Philadelphia, Pa.: Saunders Elsevier; 2009. http://www.clinicalkey.com.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app