Cedera Kepala Ringan - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Jan 17, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Cedera kepala dapat dikategorikan ke dalam 3 jenis, yaitu cedera kepala ringan, sedang, dan berat. Kali ini akan dibahas mengenai cedera kepala ringan secara lebih dalam. Meskipun tergolong ringan, ini bukan berarti Anda bisa menyepelekan cedera kepala ringan. Sebab bagaimanapun, cedera kepala ringan yang tak segera ditangani bisa berakibat fatal bagi penderitanya.

Apa itu cedera kepala ringan?

Cedera kepala adalah luka atau trauma yang terjadi pada otak, tulang tengkorak, atau kulit kepala yang disebabkan oleh benturan atau memar. Benturan pada kepala dapat disebabkan oleh hentakan, pukulan, atau kecelakaan yang mengenai kepala.

Cedera kepala dapat berupa cedera terbuka atau tertutup. Seseorang dinyatakan mengalami cedera tertutup jika luka atau trauma di kepala tidak menembus tulang tengkorak. Sedangkan cedera kepala terbuka terjadi apabila sebuah luka atau trauma menembus tulang tengkorak atau merobek kulit kepala. Penilaian berat atau ringannya cedera ditentukan berdasarkan skala kesadaran penderita (Glascow Coma Scale/ GCS).

Cedera kepala ringan dapat dialami oleh siapapun di segala usia. Namun, kondisi ini lebih rentan terjadi pada anak kecil dan lansia. Berikut adalah orang-orang yang memiliki risiko tinggi mengalami cedera kepala ringan, di antaranya:

  • Anak-anak dibawah usia 4 tahun
  • Usia 15 – 24 tahun
  • Usia diatas 60 tahun
  • Jenis kelamin laki-laki

Mengenal cedera kepala ringan

Penyebab

Cedera kepala umumnya disebabkan oleh hentakan, pukulan, maupun luka pada kepala atau tubuh. Beberapa penyebab cedera kepala adalah:

  • Jatuh dari ketinggian.
  • Tabrakan dengan kendaraan.
  • Tindak kekerasan, misalnya akibat tembakan, pukulan pada kepala, guncangan kasar dan keras pada bayi.
  • Cedera olahraga, misalnya pada sepak bola, tinju, hockey, dan olahraga ekstrem.
  • Terkena ledakan keras, misalnya pada bom eksplosif saat peperangan.

Gejala

Tanda dan gejala cedera kepala ringan meliputi:

  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Kebingungan
  • Mual atau muntah
  • Telinga berdengung sementara
  • Hilang kesadaran selama beberapa detik atau menit
  • Kelelahan dan mengantuk
  • Kesulitan berbicara
  • Kesulitan tidur
  • Gangguan keseimbangan
  • Pandangan mata kabur
  • Perubahan kemampuan indra penciuman
  • Sensitif terhadap cahaya atau suara
  • Permasalahan pada daya ingat atau kemampuan berkonsentrasi
  • Rasa cemas yang berlebihan atau depresi
  • Perubahan emosi

Cedera kepala jenis apapun, baik ringan hingga berat, merupakan masalah kesehatan serius. Segera berkonsultasi dengan dokter apabila Anda mengalami kejadian yang menyebabkan luka atau cedera pada kepala. Terlebih jika muncul gejala-gejala diatas, terutama:

  • Kehilangan kesadaran
  • Kebingungan
  • Kehilangan orientasi

Pencegahan cedera kepala ringan

Berikut ini berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mencegah cedera kepala ringan, yaitu:

  • Menggunakan sabuk pengaman dan airbags saat berkendara. Bayi dan anak-anak usia dibawah 5 tahun sebaiknya diletakkan pada carseat.
  • Tidak berkendara dibawah pengaruh alkohol atau obat penenang.
  • Menggunakan helm saat mengemudi motor atau sepeda.
  • Memasang pegangan tangan (handrail) di kamar mandi untuk mencegah orang tua usia lanjut terjatuh saat berada di kamar mandi.
  • Memiliki pencahayaan yang cukup di malam hari.
  • Bebaskan lantai dan tangga dari benda-benda yang mengganggu orang untuk berjalan.
  • Menggunakan karpet atau keset anti-slip..
  • Tidak meletakkan barang berat di atas lemari atau tempat yang tinggi agar tidak mengenai kepala.

Pengobatan cedera kepala ringan

Dokter akan melakukan penilaian cedera dengan menggunakan skala kesadaran penderita (Glascow Coma Scale/ GCS). Apabila skala GCS menunjukkan angka yang tinggi, maka dapat diindikasikan bahwa orang tersebut mengalami cedera bersifat ringan.

Dokter juga akan menanyakan proses kejadian yang menyebabkan cedera. Anda mungkin tidak dapat mengingat secara rinci mengenai kejadian tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya bawalah keluarga atau pihak yang menyaksikan kejadian tersebut secara langsung.

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan neurologis untuk mengevaluasi fungsi saraf, kekuatan otot, pergerakan mata, dan sensasi pancaindra. Pemeriksaan lebih lanjut dengan CT Scan atau MRI akan dilakukan apabila terdapat perdarahan, pembengkakan, gumpalan darah, atau retakan pada tulang tengkorak.

Pada kasus cedera kepala ringan biasanya tidak memerlukan terapi atau perawatan khusus. Dokter akan menyarankan Anda untuk beristirahat dan meminum paracetamol sebagai obat nyeri dan obat sakit kepala.

Apabila terjadi keparahan gejala atau muncul gejala baru, dokter baru akan menyarankan tindakan penanganan lebih lanjut. Apabila gejala telah mereda dan tidak terjadi permasalahan pada organ-organ vital tubuh, Anda dapat kembali beraktivitas normal seperti biasanya.

Supaya bisa pulih dan sembuh lebih cepat, lakukan beberapa hal berikut ini:

  • Mengurangi atau menghentikan konsumsi alkohol selama masa penyembuhan.
  • Banyak beristirahat dan mengurangi aktivitas yang banyak membutuhkan kemampuan kognitif atau berpikir.
  • Tidak mengendarai kendaraan bermotor atau mengoperasikan mesin.
  • Menghentikan aktivitas olahraga yang banyak melibatkan kontak fisik dengan sesama pemain.
  • Menghindari stres emosional.
  • Tidak bepergian sendirian atau tanpa didampingi kerabat.
  • Pastikan Anda tetap berada dalam pengawasan dokter selama masa pemulihan berlangsung.

28 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Dawodu, S. Medscape (2017). Traumatic Brain Injury. (https://emedicine.medscape.com/article/326510-overview)
Mayo Clinic (2018). Diseases and Conditions. Traumatic Brain Injury. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/traumatic-brain-injury/symptoms-causes/syc-20378557)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app