Duh, Keseringan Main Game Bisa Picu 6 Masalah Ini!

Dipublish tanggal: Sep 18, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Okt 10, 2019 Waktu baca: 6 menit
Duh, Keseringan Main Game Bisa Picu 6 Masalah Ini!

Siapa yang hobi main game? Bisa dibilang hampir semua anak-anak bahkan orang dewasa tergila-gila dengan game konsol portabel, laptop, tablet, atau di HP sekalipun, terutama kaum pria.

Hobi yang satu ini memang ampuh melepas penat dan mengisi waktu luang di akhir pekan. Meski demikian, keseringan main game ternyata diam-diam tidak baik untuk kesehatan, lho! Sudah tahu apa saja bahaya main game? Baca terus ulasan berikut ini.

Bahaya main game bagi kesehatan

Sekali main game biasanya akan membuat pemainnya sulit berhenti. Apalagi kalau hobi ini dilakukan bersama teman atau saudara, menghabiskan waktu hingga beberapa jam bahkan seharian tentu tidak akan terasa.

Meski tampak seru dan menyenangkan, sebaiknya hindari kebiasaan keseringan main game. Ada sejumlah bahaya main game yang mengancam kesehatan, di antaranya:

1. Gangguan kesehatan

Tanpa disadari, main game termasuk salah satu gaya hidup yang membuat Anda jadi mager alias malas gerak. Saat main game, tentu saja hanya mata dan tangan Anda saja yang fokus dan bergerak mengikuti arah permainan. Sedangkan bagian tubuh lainnya diam tidak bergerak.

Kalau dilakukan terus-menerus, gerak tubuh yang minim membuat Anda berisiko terkena penyakit obesitas hingga penurunan fungsi otot dan persendian. Ditambah lagi dengan adanya camilan kue, biskuit, atau junk food yang menjadi teman main game, maka jangan heran jika risiko obesitas jadi makin besar.

Selain itu, paparan cahaya biru dari layar gadget juga dapat mengganggu kesehatan mata. Sekitar 90% pengguna komputer atau HP mengalami sindrom penglihatan komputer atau computer vision syndrome (CVS). Gejalanya meliputi mata buram, terasa panas, sensitif terhadap cahaya, nyeri leher, hingga sakit kepala.

Belum berhenti sampai disitu, paparan cahaya biru dari layar ponsel atau laptop juga dapat mengganggu sinyal di otak dan menyebabkan stres. Nah, stres yang terus-menerus menumpuk di kepala inilah yang lambat laun memicu migrain dan sakit kepala.

Posisi yang salah juga bisa memperparah migrain. Anda mungkin sering menatap layar HP dengan posisi menunduk, apalagi kalau main game di kereta, busway, atau transportasi lainnya saat pulang kerja.

Tanpa disadari, hal ini menyebabkan otot-otot leher yang terhubung ke bagian kepala jadi tegang dan terasa seperti ketarik. Maka tak heran jika lama-kelamaan Anda mengalami migrain saat main game di HP.

Bahaya ini memang tidak langsung dirasakan ketika Anda baru sekali-dua kali main game. Biasanya, efek tersebut baru terasa bertahun-tahun setelah Anda terbiasa bermain game.

Baca Juga: Kecanduan PUBG Mengganggu Perkembangan Mental Anak

2. Cepat pikun

Bukan karena faktor usia saja, keseringan main game ternyata juga bisa bikin Anda cepat pikun. Anda tentu bertanya-tanya, kenapa bisa begitu?

Tahap demi tahap game action memaksa Anda berpikir kreatif untuk menemukan strategi paling tepat saat melawan musuh. Nah, proses ini melibatkan bagian otak bernama striatum.

Striatum adalah bagian otak yang bertindak seperti semacam autopilot. Otak secara otomatis tahu seluk-beluk strategi permainan, misalnya kapan harus maju, mundur, kanan, atau kiri tanpa harus berpikir panjang. Sederhananya, bagian otak ini memciptakan arah 'navigasi' tadi menjadi sebuah kebiasaan.

Semakin sering Anda menggunakan striatum, otak akan semakin sedikit menggunakan area hipokampus untuk mengingat hal-hal penting. Seiring berjalannya waktu, hipokampus akan kehilangan sel-sel dan jaringannya atau mengalami atrofi.

Akibatnya, Anda mungkin masih bisa mengingat hal-hal yang baru saja terjadi beberapa waktu lalu. Namun sayangnya, Anda tidak bisa mengingat hal-hal yang baru terjadi setelah hipokampus rusak.

Misalnya, Anda bisa sangat mudah mengingat nama-nama teman sekolah dulu, tapi Anda malah gampang lupa dengan nama teman baru di kantor. Dengan kata lain, Anda jadi mudah lupa alias pikun walaupun usianya masih muda.

Baca Selengkapnya: 8 Tips Terhindar dari Pikun Sejak Muda

3. Malas bersosialisasi dengan orang lain

Keseringan main game juga bisa membuat seseorang lebih suka berinteraksi dengan dunia digital daripada dunia nyata. Ia akan lebih senang menghabiskan waktu selama berjam-jam untuk menuntaskan misi game daripada mengobrol dengan keluarga atau teman sebanyanya.

Istilah psikologi menyebutnya sebagai asosial. Sederhananya, asosial adalah masalah kepribadian yang ditandai dengan kecenderungan menarik diri atau menghindar agar tidak terlibat dalam interaksi sosial apa pun. Mereka tidak akan peduli dengan orang lain dan lebih sibuk dengan urusannya sendiri.

4. Picu agresif

Game yang bertema peperangan atau perkelahian biasanya memang lebih seru daripada jenis game lainnya. Namun hati-hati, game seperti itu ternyata juga bisa memicu sifat agresif, lho!

Jika biasanya seseorang bisa tidak sabar untuk membunuh lawannya di game, sifat ketidaksabaran dan agresif ini bisa terbawa hingga di kehidupan sehari-harinya. Ia dapat berubah menjadi sosok yang lebih emosional, sering marah-marah, dan mudah tersinggung, apalagi kalau dilarang atau diminta berhenti main game.

5. Turunkan gairah seks pria

Bahaya main game yang satu ini tentu membuat para pria keheranan dan mulai waspada. Ya, para ahli berhasil mengungkapkan bahwa main game dapat menurunkan gairah seks pada pria. Kok bisa?

Serunya main game memang bisa meningkatkan produksi hormon dopamin alias hormon kebahagiaan. Semakin Anda merasa bahagia, maka Anda tentu jadi keterusan ingin main game supaya Anda terus merasa bahagia.

Meski awalnya tampak menguntungkan, secara bersamaan ini justru dapat membuat hormon dalam tubuh jadi tidak seimbang. Akibatnya, reseptor libido alias gairah seks pada pria ikut terkena imbasnya. Yang ada, pria malah jadi kehilangan minat untuk berhubungan seksual dengan pasangannya.

Stres karena kalah main game juga bisa memicu hiperprolaktinemia, yaitu kondisi kelebihan hormon prolaktin pada pria yang mengakibatkan pria kehilangan hasrat seksual. Kalau terus-menerus dibiarkan, dampak fatalnya bisa membuat pria mengalami impotensi

Belum lagi kalau pasangan Anda suka protes saat melihat Anda kelamaan main game dan jarang melaungkan waktu untuknya. Maka jangan kaget kalau nantinya pasangan Anda jadi gampang bad mood. Jangankan untuk berhubungan intim, ia bsisa menolak mentah-mentah saat didekati oleh Anda.

6. Kecanduan dan gangguan mental

Kecanduan game bukan lagi menjadi suatu hal yang bisa disepelekan. Pasalnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah resmi menetapkan kecanduan game sebagai gangguan kesehatan mental

Memang tidak semua hobi main game bisa dikategorikan sebagai kecanduan game, apalagi kalau hanya dilakukan sesekali untuk merilekskan pikiran. Namun tentu akan lain ceritanya kalau sudah bikin lupa waktu dan sampai mengabaikan aktivitas sehari-hari.

Orang yang sudah kecanduan main game akan merasa tidak lagi butuh beraktivitas. Ia bisa lupa makan, minum, bahkan menunda-nunda buang air kecil hanya karena tidak ingin ketinggalan permainan. Akibatnya, ia lebih memilih menyendiri dan berisiko depresi hingga gangguan mental lainnnya.

Untuk mengetahui apakah Anda sudah dalam tahap kecanduan game atau tidak, lebih lanjut baca mengenai: Kecanduan Game Bisa Picu Gangguan Mental, Kok Bisa?

Main game boleh-boleh saja, asalkan....

Sebetulnya, tidak ada satupun larangan untuk main game, baik game konsol, game di laptop, tablet, atau HP. Akan tetapi, tidak ada salahnya bagi Anda untuk mengerem kebiasaan ini demi kesehatan Anda sendiri.

Awalnya tentu saja tidak mudah, tapi cobalah berkomitmen pada diri sendiri untuk tidak keseringan main game dalam sehari. Begini cara mudahnya:

  • Batasi waktu main game saat di rumah dengan pasang timer, cukup 2-3 jam saja dalam seminggu.
  • Istirahatkan mata secara berkala. Gunakan panduan 20-20-20, yaitu setiap 20 menit, alihkan pandangan Anda ke benda sejauh 20 kaki (sekitar 600 cm) selama 20 detik. Hal ini dapat membantu merilekskan otot-otot mata yang lelah karena kelamaan menatap layar ponsel atau laptop.
  • Jauhkan HP, laptop, tablet, dan game konsol dari kamar supaya Anda tidak keterusan main game di malam hari.
  • Alihkan perhatian dengan melakukan hobi lain, misalnya dengan main musik, melukis, main catur, atau olahraga. Olahraga dapat membantu menurunkan risiko gangguan kesehatan akibat kelamaan duduk saat main game.
  • Banyak menghabiskan waktu dengan pasangan, keluarga, dan teman tanpa main game.
  • Konsultasikan ke dokter jika Anda masih merasa sulit berhenti main game atau bahkan sudah dalam tahap kecanduan.

Jadi, Anda boleh saja main game asalkan ingat waktu, keluarga, dan kewajiban sehari-hari, ya! Menyeimbangkan kebiasaan main game dan aktivitas fisik bisa membantu mencegah bahaya main game untuk kesehatan.

Baca Selengkapnya: Panduan Bagi Orangtua Seputar Anak dan Video Game


2 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Protecting children from the dangers of "virtual violence". Harvard Health. (https://www.health.harvard.edu/blog/protecting-children-dangers-virtual-violence-2016080210036)
Daily Violent Video Game Playing and Depression in Preadolescent Youth. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4227415/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app