Anxiety - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 8, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit

Pengertian

Apa itu ansietas?

Ansietas adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan gejala somatik, vegetatif dan kognitif sebagai respon terhadap tidak adanya rasa aman atau ketidakmampuan dalam mengatasi suatu masalah.

Ansietas dapat dialami siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin, latar belakang sosial maupun ekonomi. Namun menurut American Psychiatric Association, wanita lebih rentan mengalami ansietas dibandingkan pria karena terdapat perbedaan pada otak dan hormon dari keduanya.

Pada beberapa orang, ansietas atau gangguan kecemasan dapat bermanifestasi menjadi depresi yang mengarah pada penyalahgunaan alkohol juga obat-obatan terlarang. Pada tahap ini dibutuhkan perhatian dan penanganan serius, karena bukan tidak mungkin akan berujung pada suatu percobaan bunuh diri (tentament suicide).

Berapa angka kejadian ansietas di Indonesia?

Berdasarkan data dari beberapa studi, ada sekitar 20% penduduk dunia yang menderita ansietas. Di mana sebagian besarnya di dominasi oleh usia dewasa dan lansia. Sedangkan di Indonesia sendiri, ada sekitar 39 juta dari 238 juta jiwa penduduknya yang mengalami ansietas.

Ikhtisar Penyakit Ansietas

Organ terlibat Otak
Penyebab Penyebab utama belum diketahui.
Penularan Tidak menular.
Gejala Gejala umumnya berupa kepanikan, gelisah, jantung berdebar, kesulitan tidur dan berkonsentrasi.
Pengobatan Obat antidepresan golongan SSRI, obat penenang golongan benzodiazepine dan psikoterapi.

Tanda dan Gejala

Apa saja ciri-ciri dan gejala ansietas?

Gejala ansietas kerap berbeda pada setiap individu, bergantung jenis ansietas yang dialaminya. Berikut beberapa jenis ansietas dan gejala pada umumnya:

  1. Fobia. Perasaan takut berlebihan terhadap objek, situasi atau aktivitas tertentu.
  2. Gangguan panik (panic disoreder). Suatu kondisi yang ditandai dengan timbulnya rasa takut/perasaan di teror yang berulang dan tidak terduga.
  3. Gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder). Ketakutan akan situasi sosial dan interaksi dengan orang lain sehingga mengarah pada pemikiran negatif, malu dan rendah diri.
  4. Gangguan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder). Suatu kondisi yang ditandai dengan tindakan mengulang-ulang sesuatu yang sama sebagai perwujudan dari ketidakpuasaan atau takut membuat kesalahan.
  5. Gangguan kecemasan pemisahan (separation anxiety disorder).Takut berada jauh dari rumah atau orang yang dicintai.
  6. Hypochondriasis. Kecemasan atau ketakutan berlebih yang membuat penderitanya merasa menderita penyakit serius sekalipun dari hasil pemeriksaan menunjukkan hasil negatif.
  7. Gangguan stres pasca trauma (post-traumatic stress disorder). Gangguan kecemasan yang di picu oleh peristiwa tragis di masa lalu.

Gejala-gejala umum dari beberapa jenis ansietas tersebut meliputi:

  1. Gejala somatik berupa jantung berdebar, mual, pusing, nyeri fisik pada bagian tubuh tertentu seperti nyeri dada, nyeri otot dan lain sebagainya.
  2. Gejala vegetatif berupa gangguan tidur, pola makan dan aktivitas seksual.
  3. Gejala kognitif berupa kesulitan berkonsentrasi, tidak bisa tenang dan mudah lupa.

Kapan harus periksa ke dokter?

Segera periksakan diri ke dokter apabila mengalami beberapa gejala ansietas seperti di atas.

Penyebab dan Faktor Risiko

Apa penyebab ansietas?

Sampai saat ini, para ahli belum dapat mengetahui secara persis penyebab dari timbulnya ansietas. Meski begitu, seperti banyak kondisi kesehatan mental lainnya, ansietas dapat di picu oleh berbagai faktor termasuk faktor genetik dan lingkungan sehingga fungsi sirkuit otak yang mengatur rasa takut dan emosi lainnya menjadi terganggu.

Siapa yang lebih berisiko terjangkit ansietas?

Dari beberapa studi terungkap bahwa, wanita memiliki risiko dua kali lebih besar mengalami ansietas dibandingkan pria, terutama yang berusia di bawah 35 tahun. Selain itu, seseorang yang memiliki kepribadian tertutup, memiliki trauma masa silam dan riwayat keluarga dengan ansietas juga berpotensi besar mengalami ansietas.

Ansietas juga dapat timbul sebagai efek dari suatu penyakit, misalnya pada penderita kanker yang kerap diselimuti ketakutan berlebih akan penyakit yang dideritanya, termasuk masalah perawatan dan kondisi keuangan.

Pemeriksaan dan Diagnosis

Bagaimana memastikan diagnosis ansietas?

Diagnosis ansietas tahap awal dilakukan melalui anamesis atau wawancara medis yang meliputi berbagai gejala dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik guna memastikan ada tidaknya penyakit medis yang diderita pasien sebagai pemicu terjadinya ansietas.

Tidak ada tes laboratorium yang secara khusus dapat mendiagnosis ansietas. Oleh karena itu, apabila dokter tidak menemukan alasan medis yang melatarbelakangi terjadinya ansietas, maka dokter akan merujuk pasien ke psikiater, psikolog atau petugas kesehatan mental lainnya.

Obat dan Pengobatan

Bagaimana cara mengobati ansietas di rumah?

Pengobatan ansietas di rumah dapat dilakukan dengan menggunakan minyak essensial yang telah diekstraksi dari berbagai tanaman yang memiliki efek penenang seperti minyak lavender, minyak melati, minyak peppermint dan beberapa minyak essensial lainnya.

Apa saja penanganan dan obat ansietas di layanan kesehatan?

obat ansietas

Penanganan ansietas umumnya dilakukan dengan pemberian obat antidepresan golongan SSRI. Jika diperlukan, maka penderita ansietas dapat diberikan obat penenang golongan benzodiazepine seperti alprazolam, diazepam, clobazam atau lorazepam.

Jika dalam 6-8 minggu tidak ada kemajuan, maka dosis antidepresan dapat ditambahkan atau diganti dengan antidepresan golongan lain.

Pada pasien yang menderita ansietas cukup berat, disarankan untuk menggunakan pengobatan tambahan di luar konsumsi obat-obatan antidepresan, yakni melalui teknik psikoterapi atau konseling terarah.

Psikoterapi sendiri terdiri dari berbagai jenis diantaranya seperti terapi perilaku kognitif, terapi psikoanalitik, terapi kognitif analitik dan beberapa jenis terapi lainnya. Seorang psikoterapis akan menyesuaikan terapi mana yang akan diterapkan dengan melihat kebutuhan dari masing-masing individu.

Komplikasi

Apa bahaya komplikasi ansietas yang mungkin timbul?

Beberapa komplikasi ansietas yang mungkin timbul diantaranya:

  1. Depresi.
  2. Somatoform.
  3. Skizofrenia Hibefrenik.
  4. Skizofrenia Simplek.

Pencegahan

Bagaimana mencegah ansietas?

Ansietas dapat dicegah atau dikendalikan melalui beberapa cara berikut ini:

  1. Batasi asupan makanan dan minuman yang tinggi kafein.
  2. Cukupi kebutuhan tidur minimal 8 jam sehari.
  3. Berolahraga secara teratur minimal 2 kali seminggu.
  4. Perbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan.
  5. Mengubah kepribadian menjadi lebih terbuka.

9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app