Aphasia - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 3, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 6 menit

Pengertian

Apa itu afasia?

Afasia adalah gangguan komunikasi yang dihasilkan dari kerusakan atau cedera pada area bahasa di otak. Afasia lebih sering terjadi pada dewasa tua, terutama mereka yang mengalami stroke.

Afasia menghalangi kemampuan seseorang untuk menggunakan atau memahami kata-kata. Afasia tidak merusak kecerdasan seseorang. Orang yang mengalami afasia mengalami kesulitan berbicara dan menemukan kata yang "benar" untuk menyelesaikan apa yang ada dalam pikiran mereka. Orang dengan afasia juga memiliki masalah dalam memahami percakapan, membaca dan memahami kata-kata tertulis, menulis kata, dan menggunakan angka.

Berapa banyak orang yang mengalami afasia?

Seperti yang telah dijelaskan bahwa afasia sering terjadi pada pasien stroke. Angka kejadian afasia secara umum pasca stroke berkisar antara 17% hingga 38%. Stroke sendiri banyak terjadi di seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Ikhtisar Penyakit Afasia

Organ terlibat otak
Penyebab kerusakan pusat bahasa di otak misalnya karena stroke atau cedera otak lainnya, tumor, infeksi otak, dan demensia.
Penularan tidak menular
Gejala kesulitan menggunakan atau memahami kata-kata, sering menggunakan kata-kata aneh atau tidak tepat.
Pengobatan Terapi wicara dan bahasa. Apabila penyebabnya tumor atau pendarahan otak, maka operasi mungkin diperlukan.

[gejala]

Apa saja ciri-ciri dan gejala afasia?

Gejala utama afasia meliputi:

  • Kesulitan berbicara
  • Kesulitan untuk menemukan istilah atau kata yang tepat
  • Menggunakan kata-kata yang aneh atau tidak tepat dalam percakapan
  • Beberapa orang dengan afasia memiliki masalah dalam memahami apa yang dikatakan orang lain. Masalah terutama terjadi ketika orang itu sedang lelah atau sedang berada di lingkungan yang ramai atau berisik.
  • Afasia tidak mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang namun pasien afasia memiliki masalah dalam memahami materi tertulis dan kesulitan dengan tulisan tangan. Beberapa orang dengan afasia mengalami kesulitan dalam menggunakan angka atau bahkan melakukan perhitungan sederhana.

Ada beberapa tipe afasia antara lain:

Afasia nonfluent

Kerusakan pada jaringan bahasa di dekat area frontal kiri otak biasanya menghasilkan afasia Broca, yang juga disebut aphasia nonfluent. Pasien dengan gangguan ini berjuang untuk mengeluarkan kata-kat, berbicara dalam kalimat yang sangat singkat dan ada kata-kata yang hilang. Seseorang mungkin dapat berkata "Ingin makanan" atau "Jalan kaki hari ini."

Pendengar biasanya dapat memahami artinya. Pasien dengan afasia Broca dapat mengerti apa yang dikatakan orang lain dengan lebih baik daripada kemampuannya untuk berbicara. Pasien dengan tipe afasia ini menyadari kesulitan mereka untuk berkomunikasi dan mungkin merasa frustrasi. Pasien dengan afasia Broca mungkin juga memiliki kelumpuhan atau kelemahan pada sisi kanan.

Afasia fluent

Orang dengan bentuk afasia ini dapat berbicara dengan mudah dan lancar dalam kalimat yang panjang dan rumit serta tidak masuk akal atau memasukkan kata-kata yang tidak dapat dikenali, salah, atau tidak perlu. Mereka biasanya tidak dapat mengerti bahasa lisan dengan baik dan sering tidak menyadari bahwa orang lain tidak dapat memahaminya. Tipe afasia ini juga dikenal sebagai afasia Wernicke. Jenis afasia ini adalah hasil kerusakan pada jaringan bahasa di bagian kiri otak tengah.

Afasia global

Afasia global dihasilkan dari kerusakan luas pada jaringan bahasa otak. Pasien dengan afasia global mengalami gangguan ekspresi dan pemahaman yang cukup berat.

Kapan harus periksa ke dokter?

Karena afasia seringkali merupakan tanda dari masalah yang serius seperti stroke, maka segeralah mencari penanganan medis darurat jika anda tiba-tiba mengalami:

  • Kesulitan berbicara
  • Kesulitan memahami pembicaraan
  • Kesulitan dalam mengingat kata
  • Masalah dalam membaca atau menulis

[penyebab]

Apa penyebab afasia?

Afasia biasanya disebabkan oleh stroke atau cedera otak dengan kerusakan pada satu atau lebih bagian otak yang berhubungan dengan bahasa. Afasia juga bisa disebabkan oleh tumor otak, infeksi otak, atau demensia seperti pada penyakit Alzheimer. Dalam beberapa kasus, afasia merupakan gejala epilepsi atau gangguan neurologis lainnya.

[diagnosis]

Bagaimana memastikan diagnosis afasia?

Biasanya dokter pertama kali mendiagnosis afasia saat merawat pasien stroke, cedera otak, atau tumor. Dokter dapat melakukan anamnesis pada pasien, pemeriksaan fisik dan melakukan serangkaian tes neurologis untuk membantu menegakkan diagnosis. Dokter juga dapat menyarankan untuk melakukan tes pencitraan, biasanya MRI, untuk secara cepat mengidentifikasi apa yang menyebabkan afasia.

Dokter dapat memberi perintah khusus pada pasien dan meminta orang itu untuk menyebutkan berbagai barang atau benda. Hasil tes ini membantu dokter menentukan apakah orang tersebut mengalami afasia serta dapat membantu menentukan tingkat keparahan afasia.

Berikut adalah beberapa tes untuk menilai kemampuan bahasa pasien:

  • Menyebutkan nama benda-benda umum
  • Terlibat dalam percakapan
  • Memahami dan menggunakan kata-kata dengan benar
  • Menjawab pertanyaan tentang sesuatu yang dibaca atau didengar
  • Mengulangi kata dan kalimat
  • Mengikuti instruksi
  • Menjawab pertanyaan ya-tidak dan menjawab pertanyaan terbuka tentang subjek umum
  • Membaca dan menulis

[pengobatan]

Bagaimana cara mengobati afasia di rumah?

Berikut beberapa kiat dari National Stroke Association untuk seseorang dengan afasia yakni:

  • Menggunakan alat peraga untuk membantu menyampaikan pesan.
  • Menggambar kata atau gambar di atas kertas saat mencoba berkomunikasi dengan orang lain.
  • Berbicara perlahan dan tetap tenang saat berbicara.
  • Bawalah kartu untuk memberi tahu orang asing bahwa anda menderita afasia dan penjelasan tentang apa itu afasia.

Apa saja penanganan dan obat afasia di layanan kesehatan?

Pengobatan seseorang dengan afasia tergantung pada faktor-faktor seperti usia, penyebab cedera otak, jenis afasia, posisi dan ukuran lesi otak. Misalnya, seseorang dengan afasia akibat adanya tumor otak yang mempengaruhi pusat bahasa di otak maka pembedahan untuk mengobati tumor dapat memperbaiki kondisi afasia.

Seseorang dengan afasia yang mengalami stroke dapat melakukan terapi dengan ahli bahasa dan bicara. Terapis akan bertemu secara teratur dengan pasien untuk meningkatkan kemampuannya berbicara dan berkomunikasi. Terapis juga akan mengajari pasien cara berkomunikasi tanpa perlu berbicara panjang. Hal ini akan membantu pasien untuk mengimbangi kesulitan bahasa.

Jika kerusakan otak ringan, seseorang dapat memulihkan keterampilan bahasa tanpa perawatan. Namun, kebanyakan orang menjalani terapi bicara dan bahasa untuk merehabilitasi keterampilan bahasa mereka dan melengkapi pengalaman komunikasi mereka. Para peneliti saat ini sedang menyelidiki penggunaan obat-obatan sebagai terapi tunggal atau dalam kombinasi dengan terapi wicara, untuk membantu penderita afasia.

Rehabilitasi bicara dan bahasa

Pemulihan keterampilan berbahasa biasanya merupakan proses yang relatif lambat. Meskipun kebanyakan orang membuat kemajuan yang signifikan namun hanya sedikit orang yang mendapatkan kembali tingkat komunikasi pra-cedera. Untuk afasia, terapi bicara dan terapi bahasa berfungsi untuk meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi dengan cara memulihkan sebanyak mungkin bahasa, mengajarkan bagaimana mengompensasi kemampuan bahasa yang hilang dan menemukan metode komunikasi lainnya.

Terapi:

  • Mulai lebih awal. Beberapa penelitian menemukan bahwa terapi paling efektif ketika dimulai segera setelah cedera otak.
  • Sering bekerja dalam kelompok. Dalam pengaturan kelompok, penderita afasia dapat mencoba keterampilan komunikasi mereka dalam lingkungan yang aman. Peserta dapat berlatih memulai percakapan, berbicara secara bergantian, mengklarifikasi kesalahpahaman dan memperbaiki percakapan yang rusak.
  • Penggunaan komputer. Melakukan terapi yang dibantu komputer dapat sangat membantu untuk mempelajari kembali kata kerja dan suara kata (fonem).

Obat-obatan

Obat-obatan tertentu untuk pengobatan afasia saat ini sedang dipelajari. Pengobatan yang sedang diteliti termasuk obat-obatan yang dapat meningkatkan aliran darah ke otak, meningkatkan kemampuan pemulihan otak atau membantu menggantikan bahan kimia yang terkuras di otak (neurotransmiter). Beberapa obat, seperti memantine (Namenda) dan piracetam, telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam penelitian berskala kecil. Penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan sebelum metode pengobatan ini dapat direkomendasikan.

[komplikasi]

Apa bahaya komplikasi afasia yang mungkin timbul?

Afasia dapat menimbulkan banyak masalah kualitas hidup karena komunikasi adalah bagian dari kehidupan kita. Kesulitan komunikasi dapat memengaruhi pekerjaan, hubungan, dan fungsi sehari-hari. Hambatan bahasa juga dapat menyebabkan masalah rasa malu, depresi dan masalah hubungan dengan orang lain.
[pencegahan]

Bagaimana mencegah afasia?

Afasia merupakan gejala yang disebabkan oleh suatu penyakit dan bukan menjadi penyakit utama. Untuk mencegah afasia yang harus dilakukan adalah menghindari timbulnya gangguan pada fungsi otak misalnya dengan melakukan pola hidup sehat dan berolahraga.
[akhir]


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
American Speech-Language-Hearing Association (2017). Aphasia. (https://www.asha.org/public/speech/disorders/Aphasia/)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app