Aerius D-12 Tablet: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Waktu baca: 6 menit

Aerius D-12 Tablet adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis alergi. Obat Aerius D-12 Tablet mengandung Desloratadine, obat golongan antihistamin yang bertindak sebagai inverse agonist selektif histamin perifer H1-reseptor dan Pseudoephedrine yang termasuk obat simpatomimetik dari kelas phenethylamine.Berikut ini adalah informasi lengkap obat Aerius D-12 Tablet yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.

Pabrik

Merck Sharp & Dohme

Golongan

Harus dengan resep dokter

Kemasan

Aerius D-12 Tablet dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • Box 2 x 5’s Tablet

kandungan

Tiap kemasan obat Aerius D-12 Tablet mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

Sekilas tentang zat aktif (nama generik)

Desloratadine adalah obat yang digunakan sebagai obat alergi, misalnya rhinitis alergi dan nasal congestion. Obat ini adalah metabolit aktif Loratadin yang termasuk golongan antihistamin trisiklik, yang bertindak sebagai inverse agonist selektif histamin perifer H1-reseptor. Histamin secara alami sudah ada dalam tubuh yang dapat menghasilkan berbagai reaksi alergi. Desloratadine bekerja dengan cara menghambat efek dari histamin sehingga berbagai reaksi alergi itu dapat dikurangi.Desloratadine termasuk anti histamin non sedatif sehingga menyebabkan lebih sedikit efek sedasi dan gangguan psikomotor dibanding golongan anti histamin lama karena jumlah obat yang menembus sawar darah otak hanya sedikit. Oleh karena itu, tidak menyebabkan kantuk karena tidak mudah masuk ke sistem saraf pusat.Pseudoephedrine adalah obat yang digunakan sebagai nasal dekongestan, stimulan, dan sebagai wakefulness promoting agent. Obat ini termasuk obat simpatomimetik dari kelas phenethylamine dan amfetamin. Obat ini biasanya digunakan dalam bentuk garamnya yaitu pseudoephedrine hydrochloride.

Indikasi

Kegunaan Aerius D-12 Tablet adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :

  • Rhinitis alergi : Obat Aerius D-12 Tablet digunakan untuk mengurangi gejala-gejala rhinitis alergi (hay fever) termasuk rinitis alergi intermiten dan persisten pada pasien berusia ≥12 tahun. Efektif untuk mengurangi gejala baik pada mata maupun hidung seperti : bersin, hidung meler, rasa gatal atau terbakar pada mata. (Baca juga penjelasan lengkap tentang alergi makanan).
  • Chronic Idiopathic Urticaria : Mengurangi gejela pruritus, mengurangi intensitas dan keparahan pada pasien berusia ≥12 tahun.

Kontra indikasi

  • Sebaiknya Aerius D-12 Tablet tidak digunakan untuk bayi prematur dan bayi baru lahir, atau penderita asma akut.
  • Kontaindikasi terhadap pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap Desloratadine atau loratadine, dan atau Pseudoephedrine.
  • Pasien yang memiliki kepekaan terhadap obat simpatomimetik lain seperti, ephedrine, phenylpropanolamine, phenylephrine juga dikontraindikasikan menggunakan obat ini.
  • Kontraindikasi juga bagi pasien yang sedang menggunakan obat-obat golongan monoamine oksidase (MAO) inhibitors, karena bisa meningkatkan tekanan darah.
  • Obat-obat yang mengandung pseudoephedrine sebaiknya tidak digunakan untuk pasien : diabetes mellitus, penyakit jantung, retensi urin, hipertensi berat, penyakit arteri koroner berat, hipertrofi prostat, hipertiroid, dan closed angle galucoma.
  • Kontraindikasi untuk pasien yang memiliki riwayat stroke hemoragik atau dengan faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko stroke hemoragik. Hal ini disebabkan aktivitas α-mimesis pseudoephedrine dalam kombinasi dengan vasokonstriktor lain, misalnya bromokriptin, pergolida, lisurida, cabergolin, ergotamin, dihidroergotamin atau obat dekongestan lainnya yang digunakan sebagai dekongestan hidung, baik melalui jalur oral atau melalui rute hidung (ephedrine, phenylpropanolamine, phenylephrine, oxymetazoline, naphazoline).

Efek samping Aerius D-12 Tablet

Berikut adalah beberapa efek samping Aerius D-12 Tablet :

  • Efek samping yang paling umum dari obat golongan anti histamin adalah sedasi dan retardasi psikomotor. Namun karena obat ini termasuk golongan anti histamin non sedatif, efek samping ini relatif jarang namun tetap harus diwaspadai.
  • Efek samping Aerius D-12 Tablet yang lain misalnya takikardia, mulut kering, pusing, hiperaktivitas psikomotorik, faringitis, anoreksia, konstipasi, sakit kepala, kelelahan, insomnia, mengantuk, gangguan tidur dan kegugupan.
  • Penggunaan pseudoephedrine bisa menyebabkan efek samping berupa retensi urin pada pria. Pembesaran prostat bisa menjadi faktor predisposisi yang penting.

Perhatian

Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan obat Aerius D-12 Tablet adalah sebagai berikut :

  • Pemakaian antihistamin harus dihentikan sekitar 48 jam sebelum menjalani tes alergi kulit, karena dapat mengganggu hasil tes.
  • Reaksi hipersensitivitas seperti ruam, pruritus, urtikaria, edema, dyspnea, dan anafilaksis telah dilaporkan setelah penggunaan obat yang mengandung Desloratadine. Jika efek samping semacam itu terjadi, penggunaan obat Aerius D-12 Tablet harus dihentikan dan pengobatan alternatif yang lebih aman harus dipertimbangkan.
  • Pengobatan harus dihentikan jika terjadi hipertensi, takikardia, palpitasi atau aritmia jantung, mual atau tanda neurologis lainnya (misalnya sakit kepala atau sakit kepala yang meningkat).
  • Stimulasi sistem saraf pusat dengan kejang atau kolaps kardiovaskular disertai hipotensi dapat terjadi pada penggunaan obat jenis amina simpatomimetik termasuk Pseudoephedrine. Efek ini mungkin lebih cenderung terjadi pada anak-anak, pasien lanjut usia atau dalam kasus overdosis.
  • Perhatian harus dilakukan pada pasien yang menggunakan digitalis, pasien dengan aritmia jantung, hipertensi dan riwayat infark miokard, diabetes mellitus, obstruksi leher kandung kemih atau anamnesia positif bronkospasme.
  • Gunakan obat Aerius D-12 Tablet dengan hati-hati pada pasien dengan ulkus peptikum stenosing, obstruksi serviks pyloroduodenal dan vesikal.
  • Gunakan secara hati-hati pada pasien yang sedang menggunakan obat sympathomimetics lain termasuk dekongestan, anorexogenics atau psikostimulan tipe amfetamin, agen antihipertensi, antidepresan trisiklik dan antihistamin lainnya.
  • Gunakan obat Aerius D-12 Tablet secara hati-hati pada penderita migrain yang saat ini sedang dirawat dengan ergot alkaloid vasokonstriktor.
  • Penggunaan terus menerus dapat menyebabkan toleransi obat yang mengakibatkan peningkatan risiko overdosis.
  • Desloratadine dan pseudoephedrine keduanya masuk ke dalam ASI, oleh karena itu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengambil keputusan apakah akan menghentikan perawatan atau untuk menghentikan penggunaan Aerius D-12 Tablet, dengan mempertimbangkan pentingnya obat tersebut kepada ibu. Jika obat anti histamin dibutuhkan selama menyusui, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan dosis terendahnya.
  • Obat Aerius D-12 Tablet menyebabkan kantuk, jangan mengemudi atau mengoperasikan mesin yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Penggunaan alkohol akan meningkatkan efek sedasi obat ini.

Penggunaan Obat Aerius D-12 Tablet Untuk Ibu Hamil

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Desloratadine dan Pseudoephedrine kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.

Tidak ada penelitian reproduksi yang dilakukan pada obat kombinasi desloratadine dan pseudoephedrine. Tidak ada penelitian yang memadai dan terkontrol dengan baik pada wanita hamil.Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat-obat yang mengandung Desloratadine dan atau Pseudoephedrine untuk ibu hamil seperti Aerius D-12 Tablet harus dikonsultasikan dengan dokter.

Interaksi obat

Berikut adalah interaksi obat Aerius D-12 Tablet jika digunakan bersamaan dengan obat-obat lain :

  • Dalam studi klinis terkontrol obat-obat inhibitor enzim CYP3A4 seperti azithromycin, fluoxetine, ketoconazole, erythromycin, cimetidine, furanocoumarin (ditemukan dalam jeruk), dan amprenavir meningkatkan kadar Desloratadine dalam plasma. Namun tidak ada perubahan yang relevan secara klinis pada profil keamanan Desloratadine.
  • Pseudoephedrine dapat membalikkan tindakan hipotensi dari obat-obatan yang mengganggu aktivitas simpatik, termasuk agen bretylium, bethanidine, guanethidine, debrisoquine, methyldopa dan α- dan β-adrenergic-blocking agents.
  • Resiko vasokonstriksi dan peningkatan tekanan darah jika digunakan bersamaan dengan dihydroergotamine, ergotamine dan methylergotamine.

Dosis Aerius D-12 Tablet

Aerius D-12 Tablet diberikan dengan dosis sebagai berikut :

  • Dosis dewasa dan anak usia ≥12 tahun : 2 x sehari 1 tablet.

Aturan pakai obat Aerius D-12 Tablet :

  • Untuk penggunaan secara oral.
  • Bisa digunakan sebelum, sesudah atau bersama makanan.
  • Tablet harus ditelan utuh, jangan dikunyah.

Terkait

  • Merk-merk obat dengan kandungan zat aktif Desloratadine
  • Merk-merk obat dengan kandungan zat aktif pseudoephedrine
  • Obat yang termasuk anti histamine

Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan Aerius D-12 Tablet harus sesuai dengan yang dianjurkan.


2 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Aerius D-12 Dosage & Drug Information. MIMS.com. (https://www.mims.com/malaysia/drug/info/aerius%20d-12)
Aerius D-12 Dosage & Drug Information. MIMS.com. (https://www.mims.com/malaysia/drug/info/aerius%20d-12?type=full)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app