8 Obat Kesuburan Terbaik untuk Wanita dengan Gangguan PCOS dan Ovulasi

Hampir semua obat kesuburan membantu dalam ovulasi, tetapi obat yang tepat untuk Anda tergantung pada apa yang mempengaruhi ovulasi dan konsepsi Anda.
Dipublish tanggal: Agu 30, 2019 Update terakhir: Agu 19, 2021 Tinjau pada Mar 27, 2020 Waktu baca: 5 menit
8 Obat Kesuburan Terbaik untuk Wanita dengan Gangguan PCOS dan Ovulasi

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Obat kesuburan cocok untuk wanita yang mengalami PCOS, gangguan makan, gangguan tiroid, hingga gangguan kadar FSH dan LH dalam tubuh.
  • Obat kesuburan bekerja dengan Merangsang ovarium untuk menghasilkan lebih banyak sel telur dan meningkatkan hormon tertentu dalam tubuh.
  • Jenis obat kesuburan untuk wanita adalah klomifen sitrat, letrozole, hMG, FSH, hCG, GnRH, metformin hidroklorida, dan antagonis dopamin.
  • Obat-obatan tertentu menyebabkan reaksi ringan seperti kemurungan, rasa panas, sakit kepala, gelisah, dan mudah marah.
  • Klik untuk mendapatkan alat kontrasepsi dan obat hormon ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.
  • Dapatkan paket cek kesuburan dengan promo menarik dan dokter berpengalaman melalui HDmall.
  • Gunakan fitur chat untuk berkonsultasi dengan apoteker kami secara gratis seputar obat dan pemeriksaan kesehatan yang Anda butuhkan.

Mencoba untuk hamil, tetapi tidak berhasil? Dokter biasanya akan memberikan obat kesuburan sebagai penanganan awal, dengan harapan supaya wanita subur bisa segera hamil. Karena itulah, jangan buru-buru cemas dan menganggap bahwa Anda mengalami kemandulan. Pasalnya, ada sejumlah pilihan obat kesuburan yang dapat mendorong sistem reproduksi Anda.

Kapan wanita membutuhkan obat kesuburan?

Obat kesuburan cocok jika Anda memiliki satu atau lebih masalah kesehatan berikut:

  • Sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan masalah ovulasi lainnya
  • Gangguan tiroid
  • Gangguan makan
  • Masalah berat badan, entah itu kurang berat badan, kelebihan berat badan, atau mengikuti latihan ekstrem
  • Masalah dengan kadar FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone)

Sebagian besar kondisi di atas menyebabkan ovulasi yang jarang atau bahkan tidak terjadi. Untuk mengatasinya, dokter mungkin akan meresepkan obat tertentu sesuai dengan kondisinya masing-masing.

Bagaimana cara kerja obat kesuburan untuk wanita?

Obat kesuburan bekerja dengan:

  • Merangsang ovarium untuk menghasilkan lebih banyak sel telur
  • Meningkatkan kadar hormon tertentu dalam tubuh, sehingga membantu untuk menjadi dewasa dan melepaskan lebih dari satu telur per siklus. Ini dikenal sebagai hiperstimulasi ovarium terkontrol (superovulasi)
  • Mencegah ovulasi dini selama prosedur teknologi reproduksi berbantu (ART)

Obat kesuburan juga dapat bekerja bersama dengan perawatan konsepsi berbantuan seperti inseminasi buatan atau IVF.

Baca juga: Semakin Tua, Semakin Tidak Subur? Benarkah?

Obat kesuburan terbaik untuk wanita

Hampir semua obat kesuburan membantu dalam ovulasi. Akan tetapi, pemberian obatnya akan disesuaikan dengan penyebab gangguan ovulasi dan konsepsi pasien.

Berikut sejumlah obat kesuburan terbaik untuk wanita, antara lain:

1. Klomifen sitrat (Clomiphene citrate)

Klomifen sitrat dapat memicu ovulasi dengan merangsang kelenjar hipofisis. Pada umumnya, obat ini diresepkan untuk wanita yang memiliki PCOS atau masalah ovulasi lainnya. Selain itu, klomifen sitrat juga dianjurkan untuk meningkatkan produksi telur pada wanita dengan ovulasi teratur.

Perhatikan hal-hal berikut selama menggunakan klomifen sitrat untuk meningkatkan kesuburan:

  • Obat oral ini harus diminum selama 5 hari selama fase awal siklus menstruasi hingga enam siklus menstruasi.
  • Ditemukan bekerja pada hampir 80% wanita, dan setengah di antaranya bisa hamil.
  • Klomifen sitrat dapat meningkatkan kemungkinan kehamilan ganda dengan hampir 10% kemungkinan kembar. Kemungkinan kembar tiga atau lebih kecil dari 1%.
  • Klomifen sitrat tersedia dengan nama merek Clomid dan Clomifene.

2. Letrozole

Letrozole juga dapat digunakan sebagai obat kesuburan karena mampu merangsang ovulasi. Obat oral ini bekerja dengan mengaktifkan otak agar membuat lebih banyak FSH untuk menginduksi ovulasi dan melepaskan telur. Selain itu, obat ini bekerja untuk wanita dengan gangguan PCOS dan pada wanita normal untuk meningkatkan produksi telur.

Perhatikan hal-hal berikut selama menggunakan letrozole untuk meningkatkan kesuburan:

  • Obat harus diminum selama 5hari selama fase awal siklus menstruasi.
  • Wanita yang resisten terhadap klomifen sitrat menunjukkan tingkat ovulasi 30% dengan penggunaan letrozole.
  • Letrozole tersedia dengan nama merek Femara.

3. Human menopause gonadotropin (hMG)

Obat hMG adalah kombinasi hormon FSH dan LH yang merangsang ovarium untuk menghasilkan dan mematangkan telur. Gonadotropin bermanfaat bagi wanita yang memiliki ovarium sehat, tetapi tidak dapat berovulasi atau melepaskan sel telur. Biasanya, kondisi ini terjadi ketika adanua gangguan kelenjar hipofisis mengalami.

Berikut fakta-fakta seputar obat kesuburan hMG:

  • Jenis obat ini merupakan obat suntik, biasanya diberikan secara subkutan.
  • Obat hMG disuntikkan 2-3 hari setelah periode dimulai hingga 7-12 hari.
  • Menjadi alternatif terbaik untuk clomiphene.
  • Obat hMG tersedia dengan nama merek Menopur, Pergonal, dan Repronex.

4. Follicle stimulating hormone (FSH)

Obat FSH berfungsi seperti hMG yang dapat menstimulasi ovarium untuk menghasilkan lebih banyak folikel. Alhasil, akan lebih banyak sel telur yang dihasilkan dan membuat kesuburan jadi meningkat. 

Hal-hal yang perlu diperhatikan selama menggunakan obat kesuburan FSH adalah:

  • Jenis obat ini adalah obat suntik.
  • Perawatan berlangsung selama 10-12 hari, tergantung waktu yang dibutuhkan sel telur untuk matang.
  • Obat FSH tersedia dengan merek Gonal, Follistim, Fostimon, Bemfola, Puregon, Pergoveris.

5. Human chorionic gonadotropin (hCG)

Obat hCG tersedia dalam bentuk suntik. Obat kesuburan ini bertujuan untuk merangsang telur agar matang dan dapat pecah.

  • Obat hCG diberikan sebagai pemicu terakhir dalam pengobatan ART.
  • Tersedia dengan nama merek Choragon, Ovitrell, Pregnyl, dan Profasi.

6. Antagonis hormon pelepas gonadotropin (GnRH)

Antagonis GnRH diresepkan untuk wanita yang dirawat dengan teknik Controlled Ovarian Stimulation (COS), yang digunakan bersamaan dengan IVF. Obat ini bekerja dengan menekan produksi hormon FSH dan LH. Akibatnya, antagonis GnRH akan mencegah ovulasi spontan dan membiarkan telur matang hanya pada saat perawatan IVF.

  • Obat GnRH tersedia sebagai suntikan.
  • Obat ini biasanya dikombinasikan dengan perawatan IVF.
  • Tersedia dengan nama merek Lutrepulse dan Factrel.

7. Metformin hidroklorida

Metformin biasanya digunakan untuk membantu meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin dan mengobati diabetes. Namun, metformin juga dapat mengobati masalah ovulasi pada wanita yang mengalami PCOS. 

Obat kesuburan yang satu ini mampu mengembalikan keseimbangan kadar estrogen dan testosteron, yang membantu tubuh berovulasi secara teratur. Dalam beberapa kasus, metformin dikombinasikan dengan clomiphene.

  • Dosis umum: 3 x sehari 500 mg, dapat ditingkatkan menjadi 850 mg tergantung pada kebutuhan klinis.
  • Tersedia dengan nama merek Glucophage.

8. Bromocriptine dan Cabergoline (antagonis dopamin)

Obat bromocriptine dan cabergoline digunakan untuk mengobati kadar hormon prolaktin abnormal yang mengganggu proses ovulasi. Pertumbuhan hipofisis, penyakit tiroid, penyakit ginjal, dan antidepresan menyebabkan tingginya kadar prolaktin yang menyebabkan masalah ovulasi.

  • Jenis obat ini adalah obat oral.
  • Tersedia dengan merek Parlodel (Bromocriptine) dan Dostinex (Cabergoline).

Adakah efek samping obat kesuburan pada wanita?

Seperti perawatan medis lainnya, obat kesuburan juga memiliki beberapa efek samping, terutama pada penggunaan jangka panjang. Efek samping yang dapat ditimbulkan dari beberapa pil kesuburan meliputi:

  • Obat-obatan tertentu menyebabkan reaksi ringan seperti kemurungan, rasa panas, sakit kepala, gelisah, dan mudah marah.
  • Meningkatkan kemungkinan kelahiran kembar; 10% wanita yang menggunakan clomiphene dan 30% wanita yang menggunakan gonadotropin cenderung memiliki kelahiran yang tinggi.
  • Risiko persalinan prematur yang lebih tinggi dikaitkan dengan kelahiran kembar.
  • Sindrom stimulasi ovarium yang menyebabkan ovarium menjadi besar secara abnormal dengan cairan. Sindrom ini dikaitkan dengan sakit perut, perut bengkak, mual, sesak napas, edema dan berkurangnya air seni.
  • Kemungkinan kehamilan ektopik lazim pada wanita yang menjalani perawatan IVF.

Baca juga: 10 Makanan Tebaik untuk Kesuburan

Penggunaan obat kesuburan dapat membantu meningkatkan fungsi reproduksi sehingga wanita mengalami kehamilan. Akan tetapi, dosis dan aturan penggunaannya haruslah mengikuti anjuran dokter. Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter mengenai cara-cara meningkatkan kesuburan untuk meningkatkan peluang kehamilan.


22 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Chen L, et al. Borderline ovarian tumors. http://www.uptodate.com/home.
Snyder PJ. Clinical manifestations and evaluation of hyperprolactinemia. http://www.uptodate.com/home.
Asante A, et al. Fertility drug use and the risk of ovarian tumors in infertile women: A case-control study. Fertility and Sterility. 2013;99:2031.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app