Semakin Tua, Semakin Tidak Subur? Benarkah?

Dipublish tanggal: Des 31, 2020 Update terakhir: Mei 10, 2021 Waktu baca: 4 menit
Semakin Tua, Semakin Tidak Subur? Benarkah?

Ringkasan

Buka

Tutup

    • Puncak kesuburan wanita terjadi pada akhir remaja hingga akhir usia 20-an. Peluang terjadinya kehamilan mencapai 25-30% setiap bulan;
    • Kesuburan wanita mulai menurun saat usia 30 tahun ke atas, karena jumlah dan kualitas sel telurnya berkurang;
    • Jumlah sperma sehat juga mulai berkurang memasuki usia 30-45 tahun sehingga tingkat kesuburan pria juga menurun;
    • Jika Anda berusia di bawah 35 tahun, Anda perlu periksa ke dokter jika belum dikaruniai momongan setelah berhubungan seks secara rutin selama 1 tahun. Sedangkan untuk wanita usia di atas 35 tahun, batasnya adalah 6 bulan;
    • Beberapa cara meningkatkan kesuburan adalah memahami tanda-tanda masa subur, berhubungan seks secara rutin 2-3 kali seminggu, menjaga berat badan tetap stabil, dan mengonsumsi makanan kaya antioksidan;
    • Dapatkan paket pranikah dan kesuburan dengan promo menarik dan dokter berpengalaman melalui HDmall;
    • Gunakan fitur chat untuk berkonsultasi dengan apoteker kami secara gratis seputar obat dan pemeriksaan kesehatan yang Anda butuhkan.

    Katanya, wanita sebaiknya tidak menunda kehamilan karena takut termakan usia. Ada yang bilang bahwa semakin bertambahnya usia, maka wanita akan lebih susah hamil karena kesuburannya sudah menurun. Lantas, benarkah tingkat kesuburan wanita dipengaruhi oleh usia? Simak faktanya berikut ini.

    Benarkah kesuburan wanita kian menurun seiring bertambahnya usia?

    Meski sama-sama berada di usia subur, setiap pasangan suami istri (pasutri) bisa memiliki momongan di waktu yang berbeda. Ada yang bisa cepat punya anak setelah menikah, tetapi ada juga yang sampai harus menunggu hingga bertahun-tahun baru bisa memiliki anak.

    Faktor kesuburan adalah salah satu pemicunya. Nah, tingkat kesuburan wanita ternyata dipengaruhi oleh usia wanita itu sendiri.

    Dari situ terjawab sudah bahwa kesuburan wanita memang akan mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Tak heran jika wanita yang sudah menikah disarankan untuk tidak menunda punya anak, supaya peluang terjadinya kehamilan semakin besar.

    Setiap wanita dilahirkan dengan jumlah telur yang berbeda-beda. Seiring bertambahnya usia, jumlah dan kualitas sel telur akan terus berkurang sehingga potensi terjadinya pembuahan atau kehamilan juga akan semakin menurun.

    Puncak kesuburan wanita terjadi pada akhir remaja hingga akhir usia 20-an. Di masa ini, peluang terjadinya kehamilan bisa mencapai 25-30% setiap bulannya.

    Begitu memasuki usia 30 tahun, tingkat kesuburannya mulai menurun dan semakin drastis pada usia 45 tahun. Itulah sebabnya, wanita susah hamil secara alami ketika usianya sudah 45 tahun ke atas.

    Kalaupun terjadi kehamilan, wanita cenderung berisiko tinggi mengalami komplikasi kehamilan. Yang paling sering terjadi adalah diabetes gestasional (diabetes saat hamil) dan preeklampsia (tekanan darah tinggi saat hamil). Wanita juga berisiko tinggi mengalami keguguran dan memiliki anak dengan kelainan kromosom (seperti sindrom Down) jika hamil di usia yang tak lagi muda.

    Baca juga: Ini Ciri-ciri Sperma Sehat dan Kelainan Sperma yang Bikin Istri Susah Hamil

    Apakah kesuburan pria juga menurun karena faktor usia?

    Sama seperti wanita, tingkat kesuburan pria juga akan mengalami penurunan seiring bertambahnya usia. Akan tetapi, hal ini biasanya baru terjadi pada pertengahan usia 30 tahun hingga 45 tahun.

    Memasuki usia lanjut, jumlah sperma sehat akan jauh berkurang dan mengalami beberapa perubahan, sehingga menimbulkan masalah kesuburan. Jika berhasil membuahi sel telur, akan muncul potensi gangguan kromosom pada keturunannya kelak.

    Mengutip Department of Health and Human Services milik Pemerintah Victoria, Australia, anak-anak yang terlahir dari ayah berusia 40 tahun berisiko 5 kali lebih besar mengalami gangguan spektrum autisme. Selain itu, para ahli juga menilai bahwa anak-anak lebih berisiko terkena skizofrenia dan gangguan kesehatan mental lainnya di kemudian hari. 

    Baca juga: Beli Paket Pranikah dan Pemeriksaan Kesuburan dengan Promo Menarik di HDmall

    Cara meningkatkan kesuburan pada pria dan wanita

    Jangan buru-buru pergi ke dokter untuk cek kesuburan jika Anda tak kunjung hamil, apalagi kalau baru beberapa bulan menikah. Dilansir American Society for Reproductive Medicine, orang berusia di bawah 35 tahun perlu memeriksakan diri ke dokter jika belum dikaruniai momongan setelah berhubungan seks secara rutin selama 1 tahun.

    Untuk wanita usia 35 tahun ke atas, batas waktu ‘mencoba’ adalah 6 bulan. Jika sudah rutin berhubungan intim selama 6 bulan tetapi belum ada tanda-tanda kehamilan, jangan tunda lagi untuk periksa ke dokter

    Ada banyak cara yang disarankan dokter untuk membantu meningkatkan kesuburan pada pria dan wanita. Sebagai langkah awal, biasanya pasutri dianjurkan untuk memperbaiki pola hidupnya menjadi lebih sehat. Mulai dari konsumsi makanan bergizi, mengendalikan berat badan, hingga berhenti merokok.

    Khusus untuk wanita yang sudah berusia 35 tahun ke atas dan ingin memiliki momongan, maka dokter biasanya langsung mengarahkan pada prosedur medis agar tidak membuang banyak waktu. Bisa dengan inseminasi, bayi tabung (IVF), atau minum obat kesuburan - tergantung dari kondisi masing-masing pasutri.

    Selain itu, ada beberapa cara lainnya yang dapat membantu meningkatkan kesuburan secara alami, yaitu:

    1. Pahami tanda-tanda masa subur

    Masa subur merupakan masa-masa emas yang berpeluang besar terjadinya kehamilan. Pada momen inilah terjadi proses ovulasi atau pelepasan sel telur dari ovarium. Jika sel sperma berhasil bertemu dan membuahi sel telur, maka tentunya akan terjadi kehamilan.

    Oleh karena itu, penting bagi wanita untuk mengetahui kapan masa suburnya tiba. Selain dengan menghitung siklus haid, Anda juga bisa mengetahuinya dengan memperhatikan tubuh Anda sendiri.

    Ciri-ciri masa subur wanita salah satunya adalah meningkatnya produksi lendir dari serviks. Apabila teksturnya sangat tipis, elastis, dan cenderung bening, maka artinya waktu ovulasi Anda akan segera tiba.

    Baca selengkapnya: 12 Ciri-Ciri Masa Subur Pada Wanita yang Bisa Diamati

    2. Berhubungan seks secara teratur

    Jika ingin cepat hamil, lakukan hubungan seks secara teratur sekitar 2-3 kali seminggu tanpa menggunakan kondom. Sperma mampu bertahan di dalam tubuh wanita hingga 5 hari. Semakin sering Anda berhubungan intim, maka semakin besar pula peluang terjadinya kehamilan.

    Baca juga: 5 Pemicu Gagal Hamil Setelah Berhubungan Seks

    3. Jaga berat badan tetap stabil

    Jika Anda atau pasangan mengalami kelebihan berat badan, sebaiknya buatlah program penurunan berat badan dari sekarang. Pasalnya, wanita yang berat badannya berlebih cenderung berisiko memiliki siklus haid yang tidak teratur atau bahkan tidak berovulasi sama sekali.

    Terlalu kurus juga memberikan efek serupa. Oleh karena itu, jagalah berat badan Anda agar tetap dalam batas ideal. Anda bisa memulainya dengan mengontrol asupan makanan, olahraga rutin, dan menghindari stres.

    4. Konsumsi makanan sehat dan bergizi

    Kabar baiknya, ada beberapa jenis makanan yang disinyalir dapat meningkatkan kesuburan wanita dan pria. Sayur, buah-buahan, kacang-kacangan, dan gandum mengandung vitamin C dan E, folat, beta karoten, dan lutein yang kaya antioksidan. Kandungan antioksidan tersebut dapat membantu menghalangi efek buruk radikal bebas pada tubuh yang bisa merusak sperma dan sel telur.

    Faktor gaya hidup yang tak sehat memang dapat menurunkan kesuburan wanita, tetapi efeknya tidak sebesar karena faktor usia. Oleh karena itu, jangan ragu untuk segera periksa ke dokter kandungan jika Anda tak kunjung memiliki momongan, apalagi jika usia sudah di atas 35 tahun. Dokter akan merekomendasikan berbagai cara meningkatkan kesuburan secara alami maupun medis hingga terjadinya kehamilan yang diinginkan.

    Baca selengkapnya: Makanan Penyubur Kandungan agar Cepat Hamil


    6 Referensi
    Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
    JBRA Assisted Reproduction. Age and Fertility: A Study on Patient Awareness. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5264372/). Juli-September 2016.
    The American College of Obstetricians and Gynecologists. Having a Baby After Age 35: How Aging Affects Fertility and Pregnancy. (https://www.acog.org/womens-health/faqs/having-a-baby-after-age-35-how-aging-affects-fertility-and-pregnancy?utm_source=redirect&utm_medium=web&utm_campaign=int). Oktober 2020.

    Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

    Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
    (1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

    Buka di app