7 Bahaya Penggunaan Vape yang Harus Kita Sadari

Dipublish tanggal: Jun 20, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
7 Bahaya Penggunaan Vape yang Harus Kita Sadari

Banyak orang yang mencoba berhenti merokok, tetapi banyak juga yang mengalami kegagalan. Salah satu alternatif yang biasa dilakukan untuk berhenti merokok adalah mengganti rokok dengan vape atau rokok elektrik. Tidak seperti rokok yang menggunakan tembakau, vape tidak menggunakan tembakau untuk menghasilkan asap. Vape digunakan dengan cara menghirup uap yang dihasilkan dari pembakaran cairan nikotin. Vape dipercaya mengandung nikotin yang lebih sedikit, sehingga tidak terlalu berbahaya. Namun, apakah hal tersebut benar?

Ternyata menggunakan vape dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Hal ini karena kandungan uap pada vape mengandung zat-zat yang berbahaya. Berikut akan dijelaskan dampak dari penggunaan vape bagi kesehatan.

Memicu kanker paru-paru

Vape digunakan dengan cara menghirup uap air yang dihasilkan dari proses pemanasan cairan nikotin, perasa, dan bahan kimia lainnya. Uap air mengandung bahan-bahan berbahaya yang dapat memicu kanker, seperti formaldehida, logam, dan partikel-partikel lain bisa terjebak di bagian paru-paru.

Tidak ada yang tahu seberapa banyak zat-zat kimia yang berbahaya tersebut masuk ke dalam paru-paru. Meskipun vape biasanya memiliki kandungan zat berbahaya yang lebih sedikit, tetapi ada penelitian yang menunjukkan bahwa kandungan formaldehida pada vape justru lebih tinggi. Hal inilah yang menyebabkan iritasi pada paru-paru, sehingga jika dibiarkan akan menyebabkan kanker paru-paru. Selain itu, kandungan perasa dalam vape juga dapat menyebabkan peradangan pada paru-paru.

Menyebabkan paru-paru popcorn

Paru-paru popcorn disebabkan karena zat kimia diacetyl. Zat ini dapat ditemukan pada beberapa bahan perasa vape, seperti perasa mentega. Diacetyl dapat menyebabkan batuk kering yang sulit berhenti, sesak napas, asma, dan demam. Jika terkena organ tubuh langsung juga dapat menyebabkan iritasi.

Menghirup uap yang mengandung diacetyl akan menyamarkan kantong udara kecil pada paru-paru, sehingga saluran udara pada paru-paru mengalami gangguan. Hal inilah yang menyebabkan risiko terkena paru-paru popcorn. Anda perlu berhati-hati, karena penyakit ini hanya bisa disembuhkan dengan transplantasi paru-paru. Penggunaan obat-obatan, steroid, maupun antibiotik hanya berfungsi untuk mengurangi peradangan paru-paru saja.

Menurunkan imunitas tubuh

Menggunakan vape akan membuat sistem kekebalan tubuh mengalami penurunan. Tubuh tidak mampu melawan virus dan kuman yang masuk, sehingga akan mudah terkena penyakit. Cairan vape yang berfungsi untuk menghasilkan uap ternyata mengandung zat berbahaya yang memiliki sifat imunosupresif pada tubuh. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa penggunaan vape dapat menyebabkan berkurangnya aktivitas 594 gen, sehingga menyebabkan kekebalan tubuh berkurang.

Vape dapat meledak jika dipanaskan berlebihan

Ledakan vape disebabkan karena pemanasan yang berlebihan dari baterai lithium yang digunakan untuk memanaskan cairan nikotin. Ledakan vape sangat berbahaya dan mematikan. Ledakan vape dapat menyebabkan lidah robek, tangan yang terbakar, bahkan gigi menjadi copot.

Menyebabkan kecanduan

Meskipun Anda menggunakan vape yang tertulis nicotin-free, tetapi belum tentu tidak ditemukan kandungan nikotin pada vape tersebut. Penelitian menunjukan bahwa ditemukan kandungan nikotin yang tidak sama seperti dengan yang tertulis pada label katrid.

Menyebabkan keracunan pada anak

Kandungan zat-zat berbahaya dan nikotin cair yang terkandung dalam vape dapat menyebabkan risiko keracunan pada anak. Efeknya dapat membuat jantung berdetak, muntah, dan berkeringat. Selain itu, jika cairan vape terkena kulit akan menyebabkan sensasi terbakar.

Vape memiliki kandungan logam yang sama bahkan lebih besar daripada rokok biasa

Vape mengandung logam seperti timah, nikel, perak, besi, dan alumunium yang jumlahnya sama bahkan lebih besar daripada rokok biasa. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan, risiko kanker, dan pertumbuhan sel yang tidak normal.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Can vaping damage your lungs? What we do (and don’t) know. Harvard Health. (https://www.health.harvard.edu/blog/can-vaping-damage-your-lungs-what-we-do-and-dont-know-2019090417734)
Vaporizers, E-Cigarettes, and other Electronic Nicotine Delivery Systems (ENDS). U.S. Food and Drug Administration (FDA). (https://www.fda.gov/tobacco-products/products-ingredients-components/vaporizers-e-cigarettes-and-other-electronic-nicotine-delivery-systems-ends)
E-Cigarettes: Talk to Youth About the Risks. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (https://www.cdc.gov/tobacco/features/back-to-school/e-cigarettes-talk-to-youth-about-risks/index.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app