Dermatitis Numularis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 10, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Apr 23, 2019 Waktu baca: 3 menit

Mengenal Dermatitis Numularis

Dermatitis numularis adalah suatu penyakit peradangan kulit yang terasa nyeri. Dermatitis numularis memiliki ciri lesi kulit yang khas berbentuk bulat seperti koin. yang muncul setelah terjadi kerusakan pada permukaan kulit, misalnya karena luka bakar, gesekan atau gigitan serangga

Banyak sekali penyebab yang menimbulkan kondisi ini. Luka tersebut dapat bertahan cukup lama dan lebih sering menyerang pria dan wanita usia lanjut. Nama lain dari dermatitis numularis adalah eksim numularis, atau eksim diskoid.

Apa Yang Menyebabkan Dermatitis Numularis?

Lesi kulit yang juga dikenal sebagai eksim numularis ini ditimbulkan dari berbagai macam penyebab. Penyakit ini banyak muncul pada rentang usia 50 hingga 60 tahun.  Beberapa penyebab yang dapat meningkatkan kemunculan penyakit ini antara lain:

  • Beberapa orang memiliki jenis kulit yang sensitif. Kulit yang sensitif justru sangat berpotensi meningkatkan insidensi dermatitis numularis
  • Suhu yang dingin dan kering meningkatkan resiko timbulnya dermatitis numularis di area tubuh.
  • Penyakit ini banyak disebabkan pada beberapa orang memiliki jenis kulit yang mudah kering atau disebut xerosis.
  • Riwayat penyakit kulit seperti dermatitis atopik juga menjadi faktor resiko.
  • Gigitan serangga menimbulkan iritasi akibat racun serangga yang menimbulkan peradangan jaringan kulit
  • Infeksi bakteri Staphylococcus aureus juga menjadi pencetus pada peradangan kulit.
  • Alergi pada beberapa bahan iritan seperti logam, nikel, wol, dan bahan perawatan kulit dan kosmetik.
  • Faktor stres dapat meningkatkan potensi munculnya peradangan kulit.
  • Obat yang paling sering menimbulkan efek samping pada kulit seperti eksim numularis adalah antibiotik

Gejala Dermatitis Numularis

Gejala awal yang dapat terlihat pada permukaan kulit adalah lesi berukuran kecil dan berwarna merah disertai rasa nyeri dan gatal. Bercak lesi dapat muncul berkelompok dan membesar menjadi seukuran koin. Maka itu sering disebut dengan coin lesion. Lesi kulit sering muncul di pergelangan tangan, pergelangan kaki, punggung, dan telapak tangan.

Lesi awalnya muncul dengan warna merah. Setelah beberapa waktu dapat menjadi sedikit lebih gelap dan terkadang menjadi kuning. Lesi berwarna kuning dengan adanya cairan nanah muncul akibat adanya kaitan infeksi bakteri yang melekat pada peradangan. Kondisi ini dapat diatasi dengan menggunakan antibiotik.

Lesi yang terlalu lama tidak diobati akan menjadi koreng akibat bekas garukan. Berikut adalah gejala lain yang dapat ditimbulkan pada penderita dermatitis numularis:

  • Ukuran bercak dengan kisaran 2 cm hingga 10 cm.
  • Lesi lebih sering muncul pada bagia kaki, namun dapat juga terjadi di bagian lain seperti badan, tangan, lengan, dan telapak kaki.
  • Lesi berwarna merah, merah muda, atau cokelat.
  • Gatal dan rasa terbakar ringan hingga berat. 
  • Keluarnya cairan yang dapat berubah menjadi keras dan bersisik.

Diagnosis Dermatitis Numularis

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada dermatitis numularis adalah mendeteksi jenis lesi pada kulit, ukuran lesi, dan letak penyebarannya di area tubuh. Riwayat dan faktor resiko dari kondisi yang menyebabkan penyakit ini juga perlu diketahui oleh dokter. Pada dermatitis numularis kebanyakan disebabkan oleh sensitivitas kulit dan bahan iritan.

Untuk menunjang diagnosis maka diperlukan pemeriksaan lebih dalam pada jenis kulit yang bermasalah. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk membantu dokter mendiagnosis penyakit tersebut antara lain:

  • Pemeriksaan kultur dilakukan dengan mengambil sampel cairan dari lesi pada kulit dan diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ini untuk menentukan adanya infeksi bakteri yang berperan dalam peradangan lesi.
  • Pemeriksaan kulit dengan tes alergi menentukan apakah ada kepekaan kulit terhadap bahan iritan.
  • Pemeriksaan darah jarang dilakukan kecuali ada faktor infeksi
  • Biopsi kulit menjadi baku emas pada diagnosis dermatitis numularis. Cara kerja pada biopsi adalah dengan mengambil sedikit jaringan kulit sebagai sampel dan diperiksa melalui alat mikroskop.

Penanganan Pada Dermatitis Numularis

Dermatitis numularis pada orang sehat dapat muncul akibat kulit kering dan perubahan suhu. Suhu yang dingin dapat menyebabkan kulit mudah kering. Maka dari itu terapi awal pada penyakit ini adalah memberikan pelembab kulit. Pelembab kulit berbentuk krim dan salep berfungsi untuk menjaga kelembaban.

Kortikosteroid

Apabila muncul bercak yang membesar dan menyebar, pemberian obat kortikosteroid dapat mengurangi peradangan kulit. Pemberian korstikosteroid oleh dokter biasanya secara bertahap dan dosis diturunkan apabila gejala sudah berkurang.

Antihistamin

Obat antihistamin bertujuan untuk mengurangi rasa gatal. Obat antihistamin yang sering digunakan yaitu hydroxyzine dan hydroxcillin HCL.

Antibiotik

Apabila infeksi juga terlibat pada peradangan kulit maka obat antibiotik dipilih untuk membasmi bakteri. Obat yang digunakan yaitu erythromycin, dicloxacilin, dan trimethropin.

Pencegahan Dermatitis Numularis

Pencegahan pada dermatitis numularis dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan menghindari pemakaian pakaian atau kosmetik yang berbahan iritan, menjaga kelembaban kulit denagn mengoleskan krim pelembab, dan menggunakan perawatan kulit yang cocok pada jenis kulit anda.


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Palmer, A. Verywell Health (2019). An Overview of Discoid Eczema. (https://www.verywellhealth.com/discoid-eczema-4690542)
Starr, O. Patient (2018). Discoid Eczema. (https://patient.info/skin-conditions/atopic-eczema/discoid-eczema)
Miller, J. L. Medscape (2019). Nummular Dermatitis (Nummular Eczema). (https://emedicine.medscape.com/article/1123605-overview)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app