6 Jenis Penyakit Autoimun Paling Umum (Mungkin Sedang Anda Alami)

Dipublish tanggal: Sep 6, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
6 Jenis Penyakit Autoimun Paling Umum (Mungkin Sedang Anda Alami)

Penyakit autoimun adalah gangguan yang terjadi ketika sistem kekebalan justru menyerang sel-sel sehat dalam tubuh. Padahal, sistem imun semestinya melindungi tubuh dari penyakit dan sel asing, seperti bakteri dan virus. Ada sekitar 80 jenis penyakit autoimun dengan sebagian gejala yang mirip, tapi 6 jenis di antaranya paling umum terjadi. Apa saja?

Jenis penyakit autoimun yang umum ditemui

Dari beragam macam penyakit autoimun, sejumlah jenis berikut ini sudah sering dijumpai, antara lain:

1. Rheumatoid arthritis

Rheumatoid arthritis atau rematik adalah penyakit autoimun yang menyerang pelapis sendi. Dampak dari serangan antibodi ini antara lain peradangan, pembengkakan, dan nyeri pada sendi. Peradangan yang cukup parah bisa memicu kerusakan pada bagian tubuh lain, seperti kulit, mata, dan paru-paru.

Baca Juga: Apa Beda Asam Urat dan Rematik? Ketahui di Sini!

2. Lupus 

Lupus atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE) juga menjadi jenis penyakit autoimun yang paling umum di masyarakat. Penyakit ini mengakibatkan antibodi menyerang hampir seluruh jaringan tubuh, mulai dari sendi, paru-paru, ginjal, kulit, jaringan penyambung tubuh, pembuluh darah, sumsum tulang, dan jaringan saraf. Sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan lupus. 

3. Diabetes tipe 1

Tanpa disadari, diabetes tipe 1 juga termasuk salah satu jenis penyakit autoimun yang paling umum. Karena disebabkan oleh sistem imun yang kacau, maka penyakit ini umumnya terdiagnosis dari usia dini atau remaja.

Penyakit diabetes tipe 1 diakibatkan oleh serangan sistem imunitas pada sel-sel pankreas yang bertugas memproduksi insulin. Akibatnya, produksi insulin dalam tubuh jadi terganggu sehingga tubuh tidak mampu mengendalikan kadar gula darah.

4. Multiple sclerosis (MS)

Multiple sclerosis adalah kondisi ketika sistem imun tubuh menyerang sel-sel saraf sendiri. Hal ini bisa menimbulkan sejumlah gejala seperti rasa nyeri, kebutaan, gangguan koordinasi tubuh, hingga spasme otot.

5. Penyakit Graves

Penyakit Graves dapat mengakibatkan kelenjar tiroid menjadi sangat aktif. Gejala penyakit Graves dapat mengganggu aktivitas penderitanya, seperti susah tidur, mudah emosi, berat badan turun tak terkendali, serta mata menonjol. Penderita juga dapat mengalami gejala lain meliputi sangat peka terhadap hawa panas, lemah otot, tremor (tangan bergetar), serta gangguan menstruasi.

6. Psoriasis 

Psoriasis adalah kondisi yang mengakibatkan kulit mengalami kondisi kronis. Hal ini dipicu oleh salah satu sel darah pada sistem imunitas yang terlalu aktif, yaitu sel-T. 

Sel-T yang terkumpul di kulit merangsang kulit untuk tumbuh lebih cepat dari semestinya. Gejala psoriasis adalah bercak di kulit yang bersisik serta pengelupasan kulit yang membekas berwarna putih.

Faktor risiko penyebab penyakit autoimun

Meskipun belum diketahui secara pasti, para ahli menduga ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko dan penyebab penyakit autoimun, di antaranya:

1. Genetik atau keturunan

Faktor genetik merupakan faktor risiko utama dari penyakit autoimun. Walaupun demikian, faktor ini bukanlah satu-satunya hal yang dapat memicu reaksi kekebalan tubuh.

2. Lingkungan 

Faktor lingkungan adalah salah satu hal penting yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit autoimun. Faktor lingkungan ini biasanya meliputi paparan zat tertentu contohnya asbes, merkuri, perak dan emas, dan juga pola makan yang tidak sehat.

3. Perubahan hormon

Sejumlah penyakit autoimun kerap menyerang perempuan setelah melahirkan. Hal ini menyebabkan timbulnya dugaan bahwa penyakit autoimun ada hubungannya dengan perubahan hormon, contohnya ketika hamil, melahirkan, atau menopause.

4. Infeksi 

Sejumlah penyakit autoimun sering kali dihubungkan dengan terjadinya infeksi. Hal ini cukup wajar mengingat sebagian gejala penyakit autoimun diperparah oleh infeksi tertentu. 

Baca Selengkapnya: Mengenali Penyakit Autoimun, dari Gejala Hingga Cara Mencegahnya


17 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Stiemsma L, et al. (2015). The hygiene hypothesis: Current perspectives and future therapies. DOI: (https://www.dovepress.com/the-hygiene-hypothesis-current-perspectives-and-future-therapies-peer-reviewed-article-ITT)
Ritchlin CT, et al. (2017). Psoriatic arthritis. DOI: (https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMra1505557)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app