Tulang Hidung Bengkok : Penyebab dan Komplikasinya

Dipublish tanggal: Jul 23, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Tulang Hidung Bengkok : Penyebab dan Komplikasinya

Septum hidung adalah dinding yang terbuat dari tulang rawan dan jaringan ikat yang memisahkan kedua lubang hidung. Ketika septum hidung sangat miring ke satu sisi, maka akan menyebabkan salah satu saluran hidung menjadi lebih besar dari yang lain. 

Kondisi ini juga dikenal dengan istilah hidung bengkok.

Gejala yang ditimbulkan akibat hidung bengkok tergantung pada tingkat keparahan kemiringan septum hidung. Gejala yang mungkin muncul akibat kondisi ini meliputi hidung mampet, berkurangnya aliran udara, dan masalah pernapasan. 

Septum yang tidak selaras juga dapat mengganggu drainase hidung, sehingga menyebabkan peningkatan kemungkinan terjadinya infeksi.

Apa penyebab utama terjadinya hidung bengkok?

  • Genetik atau keturunan

Hidung bengkok paling sering disebabkan oleh faktor genetik atau faktor keturunan. Penyimpangan septum yang menyebabkan hidung bengkok dapat berkembang dalam rahim, atau saat janin masih dalam kandungan.

Hidung bengkok yang muncul sejak lahir biasanya memiliki bentuk S atau C. Mereka biasanya lebih sering terjadi di bagian depan (anterior) hidung. Tingkat penyimpangan dapat meningkat atau berubah secara alami seiring bertambahnya usia seseorang.

Sebuah studi pada tahun 2012 di India, menemukan bahwa penyimpangan septum mempengaruhi 20 persen bayi yang baru lahir. 

Kasus-kasus ini terkait dengan kesulitan selama proses persalinan dan terjadi lebih sering pada bayi dengan berat lahir besar dan mereka yang mengalami persalinan sulit.

  • Trauma

Bengkoknya hidung yang disebabkan oleh trauma atau cedera di kemudian hari cenderung memiliki sudut yang ekstrem, bentuknya tidak beraturan, dan berdampak pada semua daerah septum secara merata. 

Penyimpangan yang berhubungan dengan cedera juga dapat mencakup bagian tulang rawan yang mengalami dislokasi atau retak.

  • Kondisi lainnya

Penyimpangan septum yang menyebabkan hidung menjadi bengkok juga dapat disebabkan oleh gangguan pada saluran pernafasan seperti rhinitis atau rinosinusitis. 

Keduan kondisi ini dapat menyebabkan penyempitan saluran hidung dari tulang hidung yang bengkok, yang mengakibatkan sumbatan hidung.

Selain itu, dalam beberapa kasus, pilek bisa juga menjadi salah satu penyebab tulang hidung bengkok untuk sementara waktu. Orang yang sedang pilek mungkin memicu peradangan hidung yang bersifat sementara.

Pilek menimbulkan gangguan aliran udara ringan yang terkait dengan tulang hidung yang bengkok. Namun, setelah pilek dan peradangan hidung reda, gejala tulang hidung yang bengkok pun juga akan hilang.

Faktor risiko

Bagi kebanyakan orang, hidung bengkok muncul sejak lahir - terjadi selama perkembangan janin atau karena cedera saat melahirkan. Setelah proses kelahiran, hidung bengkok paling sering disebabkan oleh cedera yang membuat penyimpangan pada septum hidung. 

Faktor risiko yang dapat menyebabkan penyimpangan pada septum hidung meliputi:

  • Melakukan olahraga kontak fisik
  • Proses penuaan dapat mempengaruhi struktur hidung, memperburuk tulang hidung yang bengkok seiring waktu.
  • Penyumbatan salah satu atau kedua lubang hidung
  • Hidung tersumbat di satu sisi
  • Tidak mengenakan perlengkapan pengaman saat mengendarai kendaraan bermotor
  • Sering mimisan
  • Sering mengalami infeksi sinus (sinusitis)

Gejala dan komplikasi

Gejala paling umum dari septum yang menyimpang adalah kesulitan bernafas dan sinusitis berkelanjutan, infeksi, atau peradangan selaput lendir pada rongga hidung. Gejala yang muncul seringkali dikelirukan sebagai infeksi pernapasan, pilek, atau alergi

Orang dengan kasus ringan biasanya mengabaikan gejala-gejala yang muncul. ini.

Gejala dan tanda lain yang terkait dengan hidung bengkok meliputi:

  • penyumbatan hidung, biasanya lebih parah pada satu sisi
  • hidung tersumbat
  • infeksi sinus yang sering
  • infeksi sinus yang tidak mempan terhadap pengobatan
  • sering mimisan
  • hidung sering terasa kering kering, sering di lubang hidung yang lebih besar karena peningkatan aliran udara yang menyebabkan selaput lendir mengering.
  • Suara bernafas yang cukup keras saat tidur
  • nyeri pada wajah
  • adanya cairan yang terasa mengalir kembali dari rongga hidung ke dalam mulut
  • sakit kepala
  • suara mengi saat menghirup atau menghembuskan napas

Pada kasus yang parah, penyumbatan aliran udara akibat tulang hidung yang bengkok dapat menyebabkan terbangun pada malam hari karena sesak. Kondisi ini dikenal dengan istilah sleep apnea. 

Pada anak bayi, karena lubang hidung masih berukuran relatif sangat kecil, komplikasi yang parah dapat berakibat fatal. 

Jika Anda mengalami hidung bengkok yang sudah menganggu pernafasan, Anda harus harus segera mencari perhatian medis untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah.


22 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Piggott JR, et al. (2011). Hyaluronic acid used for the correction of nasal deviation in an 18-year-old Middle Eastern man. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3269202/)
Hussein WKA, et al. (2015). Crooked nose: The asymmetric face. DOI: (https://doi.org/10.1016/j.ejenta.2015.08.003)
Hussein WKA. (2015). Crooked nose: An update of management strategies. DOI: (https://doi.org/10.1016/j.ejenta.2014.10.005)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app