Rhabdomyosarcoma - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Jan 8, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Rhabdomyosarcoma adalah salah satu penyakit langka atau sangat jarang terjadi. Penyakit ini merupakan salah satu jenis kanker ganas yang berkembang sangat cepat dan perlangsungannya di jaringan lunak atau otot rangka, sehingga penyakit ini dapat tumbuh di banyak bagian pada tubuh. Otot rangka dapat terletak pada lengan, tungkai kaki, dada, perut, kepala, leher, saluran kemih. Dalam penyakit ini, diketahui adanya sel kanker yang menyerupai sel otot yang berkembang tidak matang dan menumpuk membentuk benjolan dan merusak daerah disekitarnya.

Rhabdomyosarcoma ini juga paling sering menyerang terutama pada anak-anak, diakibatkan karena proses perkembangan sel-sel otot rangka diperkirakan sudah dimulai sejak usia 7 bulan di dalam kandungan, sehingga apabila ada sel kanker yang menyerupai otot lurik nantinya akan menumpuk dan menyebabkan rhabdomyosarcoma. Ayo baca lebih lengkap di artikel ini !

Ada berapa jenis penyakit Rhabdomyosarcoma ?

Secara garis besar, ada tiga jenis rhabdomyosarcoma yaitu rhabdomyosarcoma embrional adalah jenis yang paling sering dialami terutama pada anak dibawah usia 6 tahun pada bagian kepala, leher, atau kandung kemih dan berkembang dengan cepat, namun memiliki hasil yang baik dengan pengobatan.

Yang kedua ada rhabdomyosarcoma alveolar yang lebih sering pada usia remaja terutama pada otot lengan, tungkai, atau perut dan sangat cepat perkembangannya sehingga butuh pengobatan cepat. Terakhir, rhabdomyosarcoma pleomorphic, jenis ini tidak terlalu diperdulikan karena sangat jarang muncul dan biasanya pada lengan atau tungkai orang dewasa. 

Apa penyebab terjadinya Rhabdomyosarcoma ?

Sampai sekarang belum ada penelitian yang menemukan penyebab pasti dari munculnya rhabdomyosarcoma. Kondisi bawaan atau kelainan genetik lainnya diketahui meningkatkan risiko berkembangnya rhabdomyosarcoma seperti neurofibromatosis tipe 1, sindrom Li-Fraumeni, sindrom Beckwith-Wiedemann, sindrom Costello, dan sindrom Noonan.

Penyebab lainnya yang masih di dalami pada beberapa percobaan yang dilakukan, diduga sarkoma jaringan lunak bisa muncul di daerah yang sebelumnya diterapi dengan radioterapi jangka panjang hingga bertahun-tahun. Selain itu paparan dengan zat kimia sintesis seperti vinyl klorida yang digunakan dalam produksi plastik dan pestisida diduga dapat memicu timbulnya penyakit ini.

Ada juga beberapa faktor lain yang juga diduga berperan yaitu apabila saat kehamilan, ibu sering mengonsumsi alkohol atau menggunakan ganja dan kokain. 

Apa saja gejala dari Rhabdomyosarcoma ?

Gejala yang timbul pada rhabdomyosarcoma bisa berbeda-beda tergantung lokasinya, namun dari beberapa kasus ditemukan penyakit ini paling sering di daerah seperti kepala dan leher, terutama di sekitar mata, hidung, dan telinga, di bagian dada atau perut, pada kandung kemih, dan pada lengan dan tungkai.

Secara umum gejalanya berupa benjolan yang membesar dan diikuti rasa nyeri dan berwarna kemerahan. Bila berdasarkan lokasi tumornya:

Pemeriksaan yang diperlukan untuk memastikan Rhabdomyosarcoma ?

Untuk memastikan diagnosis rhabdomyosarcoma dibutuhkan serangkaian pemeriksaan penunjang termasuk pemeriksaan tes darah. Pemeriksaan tes darah meliputi tes darah lengkap, tes fungsi hati, fungsi ginjal dan laktat dehydrogenase. 

Untuk memeriksa lokasi tumor dan penyebaran akan dilakukan pemeriksaan CT scan dan MRI dengan menggunakan kontras sebagai langkah awal, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan bone scan untuk melihat penyebaran sudah sampai ke tulang atau tidak.

Namun untuk benar-benar memastikan diagnosis pastinya mengenai jenis tumor ini termasuk rhabdomyosarcoma diperlukan pemeriksaan biopsi dengan mengambil sampel jaringan dan diperiksa dibawah mikroskop. 

Bagaimana pengobatan yang tepat pada Rhabdomyosarcoma ?

Untuk pengobatan pada pasien rhabdomyosarcoma biasanya tergantung dari stadium dan jaringan asal tempat kanker tersebut tumbuh. Secara garis besar, pengobatan yang dapat dilakukan adalah operasi, kemoterapi, dan radioterapi.

Operasi bertujuan untuk mengangkat tumor yang memungkinkan, kemoterapi dengan penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel kanker biasa dilakukan sebelum atau sesudah operasi untuk menghancurkan sel-sel kanker, dan radioterapi ini terapi akhir untuk mematikan sel-sel kanker yang tidak dapat diangkat.

Untuk menentukan yang mana lebih dulu dilakukan tergantung lagi dari kondisi penderita, apabila tumor terlalu besar, maka dimungkinkan untuk kemoterapi dan radioterapi lebih dulu setelah itu dilakukan operasi.


25 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
National Cancer Institute. Rhabdomyosarcoma(https://www.cancer.gov/types/soft-tissue-sarcoma/patient/rhabdomyosarcoma-treatment-pdq), 14 May 2019.
American Cancer Society, Rhabdomyosarcoma (https://www.cancer.org/cancer/acs-medical-content-and-news-staff.html), 16 July 2018.
Henderson, R. Patient (2016). Rhabdomyosarcoma. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4998024/)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app