Terkena Serangan Jantung Padahal Gaya Hidupnya Sehat, Kok Bisa?

Dipublish tanggal: Feb 18, 2020 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Terkena Serangan Jantung Padahal Gaya Hidupnya Sehat, Kok Bisa?

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Tak hanya orang tua, serangan jantung juga dapat dialami oleh orang dewasa muda, sekitar usia 25-35 tahun.
  • Penyebab serangan jantung di usia muda bisa karena pola makan yang salah, minim aktivitas fisik, hingga obesitas.
  • Meskipun sudah menjalani gaya hidup sehat, setiap orang tetap berisiko mengalami serangan jantung maupun penyakit lainnya.
  • Risiko serangan jantung akan tetap ada jika terdapat keluarga yang memiliki riwayat penyakit tersebut.
  • Olahraga memang dapat menurunkan risiko serangan jantung, tapi jangan berlebihan agar tidak malah membahayakan jantung.
  • Bagi Anda yang berusia 20-39 tahun dianjurkan untuk rutin memeriksakan kesehatan jantung setiap 4-6 tahun.

Kabar duka datang dari dunia hiburan tanah air. Aktor sekaligus suami Bunga Citra Lestari, Ashraf Sinclair, dikabarkan meninggal dunia akibat serangan jantung. Padahal, bila dilihat dari kesehariannya, mendiang Ashraf kerap menjalani gaya hidup sehat bahkan sangat rajin berolahraga. Lalu, sebetulnya kenapa seseorang bisa terkena serangan jantung meskipun sudah berusaha hidup sehat?

Penyebab serangan jantung di usia muda

Selama ini, penyakit jantung dikenal sebagai penyakitnya orang tua. Padahal, itu salah besar. Penyakit yang dapat ditandai dengan gejala serangan jantung ini ternyata juga bisa dialami oleh orang usia muda.

Dr. Luke Laffin, MD, selaku ahli kardiologi mengungkapkan bahwa kasus serangan jantung mulai banyak dialami oleh orang dewasa muda, sekitar usia 25-35 tahun. Menurutnya, ada banyak hal yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung pada usia muda. Salah satu faktor risiko terbesarnya adalah diabetes tipe 2.

Penyakit diabetes tipe 2 tidak hanya bisa terjadi akibat konsumsi makanan manis secara berlebihan. Faktor obesitas dan minimnya aktivitas fisik juga menjadi penentu besar-kecilnya risiko diabetes, hingga berujung pada serangan jantung.

Ditambah lagi dengan kebiasaan mager (malas gerak) dan rebahan di kasur tanpa banyak aktivitas, hal ini dapat meningkatkan risiko obesitas. Nah, obesitas ini merupakan salah satu faktor penyebab serangan jantung.

Baca Selengkapnya: Kenali Ciri-Ciri Penyakit Jantung di Usia Muda Sebelum Terlambat

Mungkinkah terkena serangan jantung meski sudah menjalani hidup sehat?

Tentu saja iya. Setiap orang tetap berisiko mengalami serangan jantung maupun penyakit lainnya, meskipun Anda sudah berusaha menjalani hidup sehat setiap hari.

Ada sejumlah faktor yang bisa menjadi penyebab serangan jantung pada orang-orang yang cenderung memiliki gaya hidup sehat, antara lain:

1. Faktor genetik

Meski sudah berusaha rajin olahraga agar terhindar dari serangan jantung, risikonya akan tetap ada jika keluarga Anda memiliki riwayat penyakit tersebut. Apabila ada anggota keluarga terdekat Anda (misalnya ayah, ibu, atau saudara kandung) yang pernah terkena serangan jantung, maka Anda berisiko lebih tinggi mengalami hal yang sama di kemudian hari.

2. Terlalu keras berolahraga

Menjalani gaya hidup sehat dengan rajin olahraga memang dapat membantu menurunkan risiko serangan jantung. Namun, siapa sangka bahwa mendiang Ashraf Sinclair yang dikenal gemar berolahraga pun nyatanya tak luput dari serangan jantung.

Maka itu, penting bagi Anda untuk memperhatikan intensitas olahraga agar jangan sampai berlebihan. Alih-alih menyehatkan, memaksakan diri olahraga kelewat batas malah bisa membahayakan jantung Anda. Hal inilah yang sempat menjadi perbincangan saat beberapa artis Indonesia dikabarkan meninggal setelah olahraga.

Terjadinya serangan jantung saat atau setelah olahraga dapat disebabkan oleh banyak hal, di antaranya:

  • Punya riwayat penyakit jantung
  • Tidak menyadari punya sakit jantung, karena jarang periksa kesehatan ke dokter
  • Kebiasaan merokok
  • Konsumsi alkohol
  • Pola makan tidak sehat

Tidak sedikit orang yang rajin olahraga tapi jantung dan pembuluh darahnya tidak sehat karena suka merokok. Manfaat olahraga pun akan jadi sia-sia jika kebiasan minum alkohol masih jalan terus.

Baca Juga: Punya Masalah Jantung di Usia Muda Seperti BJ Habibie? Ini Tips Sehatnya

3. Jarang periksa kesehatan

Tidak sedikit orang yang menyepelekan kesehatannya. Bahkan, kebanyakan di antaranya hanya akan periksa ke dokter kalau muncul gejala yang mengganggu.

Padahal, memeriksakan kesehatan itu perlu dilakukan secara rutin. Sebaiknya jangan tunggu sampai jatuh sakit untuk melakukan check-up ke dokter.

Bagi Anda yang berusia 20-39 tahun dianjurkan untuk rutin memeriksakan kesehatan jantung setiap 4-6 tahun. Hal ini tetap perlu dilakukan meskipun tidak ada satupun keluarga Anda yang terkena penyakit jantung.

Jika Anda termasuk kelompok berisiko, maka pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan lebih rutin dan sesegera mungkin. Dokter akan memantau berat badan, kadar kolesterol, gula darah Anda agar tidak berlebihan sehingga aman bagi jantung.

Baca Juga: Langkah-Langkah Pertolongan Pertama Pada Serangan Jantung

Semakin cepat gejala serangan jantung terdeteksi, maka semakin cepat pula penanganan dilakukan. Jangan lupa juga untuk menghindari berbagai penyebab serangan jantung demi kesehatan Anda.


7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Harvard Health Publishing. Don't worry about sudden cardiac arrest during exercise. (https://www.health.harvard.edu/heart-health/dont-worry-about-sudden-cardiac-arrest-during-exercise). 17 Juli 2015.
Healthline. Signs of Heart Problems During Exercise. (https://www.healthline.com/health/heart-disease/problems-during-exercise). 12 Desember 2017.
American Heart Association. How to Help Prevent Heart Disease at Any Age. (https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-lifestyle/how-to-help-prevent-heart-disease-at-any-age). 1 April 2015.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app