Hipertensi Sekunder - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 3, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Definisi dari Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh adanya kondisi medis, misalnya pada ginjal, pembuluh darah arteri, jantung, kelenjar endokrin, dan pada masa kehamilan. 

Hipertensi sekunder berbeda dari hipertensi biasa, atau yang dikenal dengan hipertensi esensial/primer. Pada kasus hipertensi primer, penyebab tekanan darah tinggi tidak diketahui dengan jelas dan diperkirakan memiliki keterkaitan dengan riwayat keturunan/genetik, pola makan yang tidak sehat, kurang berolahraga, dan obesitas

Dibandingkan kasus hipertensi primer yang lebih umum terjadi, kasus hipertensi sekunder adalah kondisi yang jarang terjadi tanpa adanya sebab dari kondisi medis atau karena konsumsi obat-obatan tertentu.

Penyebab dari timbulnya penyakit Hipertensi Sekunder

Beberapa penyebab hipertensi sekunder, antara lain:

  • Diabetes nefropati sebagai komplikasi dari diabetes mellitus
  • Penyakit ginjal polisistik
  • Penyakit glomerulus ginjal
  • Hipertensi pada pembuluh darah ginjal
  • Sindrom Cushing
  • Aldosteronisme
  • Feokromositoma atau tumor pada kelenjar adrenal di pankreas
  • Permasalahan pada kelenjar tiroid, hipertiroidisme atau hipotiroidisme
  • Henti napas sementara saat tidur (sleep apnea)
  • Kelainan atau permasalahan pada jantung
  • Obesitas
  • Kehamilan/preeklamsia
  • Konsumsi obat-obatan tertentu seperti pereda nyeri, dekongestan,kortikosteroid, obat pelangsing, pil kontrasepsi, obat anti depresi, napza, dan beberapa suplemen herbal seperti ginseng, likores, dan efedra
  • Konsumsi alkohol berlebih
  • Pola makan tidak sehat dan konsumsi garam berlebih

Gejala yang akan timbul 

Sama seperti hipertensi primer, hipertensi sekunder biasanya tidak menampakkan adanya tanda atau gejala spesifik meski tekanan darah Anda telah mencapai level yang membahayakan. 

Apabila Anda didiagnosis dengan tekanan darah tinggi, tanda dan gejala berikut dapat mengindikasikan kondisi hipertensi sekunder:

  • Tekanan darah tinggi yang tidak merespon terhadap pemberian obat anti-hipertensi
  • Tekanan darah sangat tinggi, dengan tekanan darah sistolik melebihi 180 mmHg dan tekanan darah diastolik melebihi 120 mmHg
  • Obat anti-hipertensi yang dulu mampu mengontrol tekanan darah, kini tidak lagi bekerja/berfungsi
  • Kenaikan tekanan darah yang drastis pada usia sebelum 30 tahun atau setelah 55 tahun
  • Tidak ada riwayat keluarga dengan hipertensi
  • Tidak menderita obesitas

Faktor risiko dari penyakit Hipertensi Sekunder

Faktor risiko terbesar untuk hipertensi sekunder adalah adanya kondisi medis yang menyebabkan kenaikan pada tekanan darah, misalnya penyakit ginjal, pembuluh darah dan jantung, atau kelainan pada sistem endokrin.

Komplikasi yang akan terjadi 

Hipertensi sekunder dapat memperburuk kondisi medis yang telah ada. Apabila tidak tertangani, hipertensi sekunder dapat mengakibatkan komplikasi antara lain:

  • Kerusakan pembuluh darah arteri yang menyebabkan penebalan dan pengerasan arteri sehingga mengakibatkan serangan jantung atau stroke
  • Aneurisma, karena pembuluh darah menggembung dan melemah. Apabila pembuluh darah ini pecah, dapat mengancam nyawa
  • Gagal jantung
  • Penyempitan dan memperlemah pembuluh darah ginjal sehingga menurunkan fungsi normal ginjal
  • Penebalan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah dimata yang dapat mengakibatkan kebutaan
  • Sindroma metabolik, misalnya peningkatan kadar kolesterol
  • Permasalahan pada memori dan kemampuan kognitif

Penanganan/pengobatan penyakit Hipertensi Sekunder

Dalam menangani kasus hipertensi sekunder, biasanya dokter akan mencari tau kondisi penyebab dan mengatasi penyebab tersebut. Terapi diberikan sesuai dengan penyebab hipertensi sekunder dan mengupayakan penurunan tekanan darah seoptimal mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi. 

Apabila kondisi medis yang mendasari hipertensi sekunder telah dapat teratasi, maka tekanan darah akan menurun atau kembali ke rentang normal.

Pada kasus hipertensi sekunder yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri, tindakan operasi mungkin menjadi pilihan terapi untuk mengatasi masalah. 

Akan tetapi tindakan operasi ini akan disesuaikan dengan kondisi pasien, dan tidak semua penderita hipertensi sekunder layak/boleh menjalani prosedur operasi.

Sering kali dengan perubahan pola hidup seperti konsumsi makanan sehat dan bergizi, meningkatkan aktivitas fisik, serta menjaga berat badan normal, dapat membantu menjaga tekanan darah tetap normal. 

Anda mungkin perlu mengkonsumsi obat-obat anti-hipertensi yang dikombinasi dengan obat-obat untuk mengatasi penyakit penyebab hipertensi sekunder. Pada kasus yang rumit, dokter akan mengkombinasikan terapi obat dengan perubahan pola hidup menjadi lebih sehat.

Perubahan pola hidup

Beberapa langkah perubahan pola hidup sehat bagi penderita hipertensi sekunder, antara lain:

  • Konsumsi makanan sehat dan bergizi
  • Mengurangi konsumsi garam
  • Menjaga berat badan normal dan sehat
  • Meningkatkan aktivitas fisik
  • Mengurangi atau membatasi konsumsi alkohol
  • Berhenti merokok
  • Mengelola stress emosional

6 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Drugs.com (2018). Secondary Hypertension. (https://www.drugs.com/mcd/secondary-hypertension)
Mayo Clinic (2019). Diseases and Conditions. Secondary Hypertension. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/secondary-hypertension/symptoms-causes/syc-20350679)
Harvard University (2015). Harvard Health Publishing. Secondary Hypertension. (https://www.health.harvard.edu/a_to_z/secondary-hypertension-a-to-z)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app