7 Penyebab Gigi Ngilu Yang Tak Boleh Disepelekan

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit
7 Penyebab Gigi Ngilu Yang Tak Boleh Disepelekan

Penyebab gigi ngilu sangatlah beragam. Kenalilah dengan pasti, kemudian lakukan perawatan sesegera mungkin agar kondisi gigi ngilu yang dialami tak semakin mengekang kebebasan dalam beraktivitas dan mengonsumsi sejumlah makanan.

Pada umumnya, kondisi gigi ngilu terjadi karena adanya hipersensitif dentin yang ditandai dengan tereksposnya dentin akibat lapisan enamel yang menipis. Dentin sendiri merupakan jaringan keras namun elastis yang tersusun dari tubulus-tubulus kecil secara sejajar dalam matriks kolagen dan berperan sebagai pembentuk utama struktur gigi.

Dentin gigi melekat erat pada akar, di mana ia ditutupi oleh sementum dan dimahkotai oleh enamel yang berperan sebagai pelindung utamanya. Maka ketika enamel terkikis, dentin pun akan terbuka, sehingga adanya rangsangan dalam sejumlah bentuk akan menyebabkan timbulnya sensasi ngilu pada gigi.

Hipersensitif dentin ini dapat terjadi secara fisiologis seperti pada orang tua yang umumnya mengalami penurunan gusi atau karena dipicu oleh beragam faktor seperti bahan makanan yang bersifat erosif, prosedur perawatan gigi, cara menyikat gigi yang salah hingga terkait erat dengan gangguan pencernaan juga gangguan psikologis.

Berikut penyebab gigi ngilu selengkapnya:

1. Penggunaan Obat Kumur Berlebih

Menggunakan mouthwash atau obat kumur dalam menjaga kebersihan dan kesegaran mulut sah-sah saja. Namun jangan sembarangan memilih dan berlebihan dalam menggunakannya, karena justru dapat memicu gigi sensitif dan masalah mulut lainnya.

Yang terbaik, hindari obat kumur beralkohol dan yang bersifat asam. Pilihlah obat kumur non-alkohol dengan kandungan fluoride. Gunakan sesuai petunjuk pemakaian dan jangan berlebih. Dua kali sehari, pagi dan malam hari dirasa sudah lebih dari cukup.

2. Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Asam

Kegemaran mengonsumsi makanan asam ternyata dapat memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan, termasuk kesehatan gigi. Pasalnya, konsumsi makanan jenis ini secara terus-menerus berpeluang besar mengikis enamel gigi dan membuat lapisan dentin terekspos sehingga gigi menjadi sangat sensitif.

Oleh karenanya, batasilah konsumsi makanan maupun minuman asam, termasuk buah-buahan yang sangat asam, cuko pempek, minuman bersoda, kopi, alkohol, acar dan beberapa lainnya. Biasakan untuk berkumur sesegera mungkin dengan air setelah mengonsumsi makanan apapun itu.

Simak: 18 Penyebab Gigi Keropos dan Solusi Menghindarinya

3. Menyikat Gigi Terlalu Keras

Dalam sejumlah kasus, penyebab gigi ngilu kerap ditenggarai oleh kebiasaan menyikat gigi yang terlalu keras dan bersemangat. Alih-alih memaksimalkan pembersihan gigi, kesalahan menyikat gigi yang dilakukan secara terus-menerus seperti ini dapat menyebabkan rusaknya gusi dan terbukanya lapisan dentin hingga akhirnya berdampak pada terciptanya gigi ngilu.

Maka dari itu, sikatlah gigi dengan cara yang benar. Cukup lakukan dengan lembut disertai gerakan memutar hingga menjangkau ke seluruh sela-sela gigi. Pastikan untuk menggunakan sikat gigi berbulu halus dan lakukan secara rutin 2 kali sehari.

4. Terdapat Penumpukan Karang Gigi

Karang gigi terbentuk dari sisa-sisa makanan juga protein yang bercampur dengan bakteri di dalam mulut. Tak hanya sekedar mengikis enamel gigi dan menyebabkan gigi ngilu, bakteri yang bersarang pada karang gigi juga dapat menimbulkan peradangan serta kerusakan permanen baik pada gigi maupun gusi. Maka sebelum terlambat, segera bersihkan karang gigi dengan melakukan scaling gigi pada dokter ahli.

Simak: 13 Cara Membersihkan Karang Gigi dengan Bahan Alami

5. Mengalami Resesi Gusi

Resesi gusi atau penurunan gusi adalah suatu kondisi yang menyebabkan tereksposnya akar gigi akibat kehilangan perlekatan periodontal. Beberapa faktor penyebab yang melatarbelakanginya antara lain seperti faktor usia, kebersihan mulut yang buruk, cara menyikat gigi yang salah, kebiasaan mengertakkan gigi dan lain sebagainya.

Kondisi ini tak hanya berimbas pada berkurangnya nilai estetik, namun dapat meningkatkan risiko terjadinya hipersensitif dentin. Akibatnya, ketika terdapat rangsangan dalam bentuk dingin, panas, udara dan tekanan, gigi-pun menjadi terasa ngilu. Bahkan bila terlalu lama didiamkan, resesi gusi dapat menyebabkan gigi goyang hingga tanggal.

6. Efek Prosedur Perawatan Gigi

Selepas melakukan prosedur perawatan gigi seperti menambal, mencabut atau melakukan pemutihan, tak jarang gigi akan terasa ngilu. Sebenarnya ini merupakan hal wajar dan hanya berlangsung sementara untuk kemudian hilang dalam waktu 4-6 minggu.

Namun bila dalam kurun waktu tersebut gejalanya masih terasa atau justru semakin memburuk, maka periksakan kembali pada dokter agar dapat diketahui penyebab pasti yang mendasari dan penanganan yang tepat.

7. Rusaknya Tambalan Gigi

Tambalan gigi lama yang rusak, lepas atau pecah juga dapat menjadi penyebab gigi ngilu. Biasanya sensasi ngilu ini hanya terfokus pada satu gigi atau area sekitar yang berdekatan dengan gigi yang ditambal saja.

Penting untuk segera mengganti tambalan gigi yang rusak, guna mencegah kontaminasi bakteri dan sisa-sisa makanan yang berpeluang besar dalam menciptakan masalah atau infeksi lebih serius.

Beberapa penyebab gigi ngilu lainnya antara lain seperti karies gigi, gigi retak atau patah, radang gusi (gingivitis) hingga gangguan pencernaan seperti GERD atau gastroparesis dan gangguan psikologi seperti bulimia atau anoreksia.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
What Can You Do About Sensitive Teeth? (https://www.webmd.com/oral-health/guide/tooth-sensitivity#1)
Top 9 Foods That Damage Your Teeth - American Dental Association (https://www.mouthhealthy.org/en/nutrition/food-tips/9-foods-that-damage-your-teeth)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app