18 Penyebab Gigi Keropos dan Solusi Menghindarinya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 6 menit
18 Penyebab Gigi Keropos dan Solusi Menghindarinya

Setiap orang tentu saja menginginkan gigi yang kuat, indah dan cerah. Maka dari itu, segala sesuatu yang dapat menyebabkan gigi menjadi keropos, rusak, berubah warna, atau berlubang haruslah dihindari. 

Gigi keropos selalu dikaitkan dengan kondisi yang disebut karies gigi. Karies gigi merupakan kerusakan struktur gigi yang menyebabkan gigi menjadi rapuh dan berlubang. Kondisi ini terjadi akibat ketidakseimbangan antara demineralisasi dan remineralisasi gigi. Demineralisasi adalah pelepasan mineral-mineral penyusun gigi, sebaliknya remineralisasi merupakan proses pengembalian mineral gigi yang hilang sehingga memperbaiki struktur gigi yang berpotensi rusak akibat demineralisasi. Apabila Anda menginginkan gigi yang kokoh, maka demineralisasi harus dikurangi dan remineralisasi harus ditingkatkan.

Untungnya, gigi memiliki kemampuan untuk memperbaiki dirinya sendiri melalui mineral-mineral yang terdapat dalam air liur. Namun, jika jumlah paparan asam terlalu banyak dan terus meningkat (demineralisasi), maka gigi tidak akan mampu melakukan perbaikan (remineralisasi). Akibatnya, lapisan email pada gigi semakin menipis dan menyebabkan gigi keropos.

Baca juga: 12 Penyebab Gigi Berlubang yang Tak Boleh Diremehkan

Agar terhindar dari kondisi tersebut, penting untuk mengetahui berbagai faktor yang dapat menyebabkan gigi keropos. Mari simak penjelasannya berikut ini.

Penyebab Gigi Keropos 

Sebagian besar dari kita sering lalai menjaga kesehatan dan kebersihan gigi. Ketika gigi mulai keropos atau berlubang, barulah kita sibuk mencari obat dan cara untuk mengatasinya. Padahal kondisi ini dapat dihindari dari awal. Berikut adalah beberapa penyebab gigi keropos yang perlu kita waspadai:

1. Mengunyah Es Batu

Penyebab gigi keropos yang pertama adalah kebiasaan mengunyah es batu. Kebiasaan buruk ini dapat membuat jaringan lunak di dalam gigi mengalami iritasi sehingga membuat gigi lebih cepat retak atau keropos. Selain itu, makanan yang terlalu dingin atau panas dapat menyebabkan rasa ngilu pada gigi. Untuk mengantisipasinya, Anda dapat mengunyah permen karet tanpa gula sebagai gantinya.

2. Berolahraga Ekstrim Tanpa Menggunakan Pelindung Gigi

Bagi Andamyang hobi bermain sepak bola, tinju, atau olahraga ekstrim lainnya, usahakan untuk selalu menggunakan pelindung gigi sebelum memulai latihan. Hal ini dapat melindungi dan menjaga gigi saat terjadi cedera atau benturan pada mulut. Banyak jenis pelindung gigi yang dapat  Anda beli di berbagai toko olahraga atau dokter gigi.

3. Mengedot Sebelum Tidur

Jangan biasakan anak Anda mengedot sebelum tidur. Kebiasaan memberikan susu dalam botol kepada anak menjelang tidur dapat membuat gigi anak menjadi mudah rapuh atau keropos. Hal ini dikarenakan susu formula akan mengendap pada gigi anak semalaman dan mengakibatkan reaksi kimia yang menghasilkan zat asam. Zat asam inilah yang akan menggerus struktur mineral gigi dan membuatnya cepat rusak atau keropos. Sebaiknya, ajarkan anak Anda untuk minum susu menggunakan gelas menjelang tidur dan biasakan untuk menyikat gigi sebelum tidur.

4. Tindik Lidah

Tindik lidah mungkin merupakan trend bagi sebagian anak muda, namun kebiasaan buruk ini dapat menyebabkan gigi keropos. Mulut merupakan organ yang paling rentan terhadap infeksi bakteri, adanya tindikan (logam) di lidah dapat meningkatkan jumlah bakteri yang bisa merusak gigi. Selain itu, tindik lidah juga meningkatkan risiko tertusuknya pembuluh darah secara tidak sengaja dan dapat menimbulkan pendarahan di dalam mulut. Ada baiknya Anda menghindari trend tersebut atau berkonsultasi dengan dokter sebelum menindik lidah Anda.

5. Bruxism gigi

Bruxism gigi merupakan kebiasaan menggeretakkan atau 'geget-geget' (bahasa Jawa) gigi saat tidur. Hal ini tentu saja sulit dikontrol karena biasanya terjadi tanpa sadar saat seseorang tertidur. Namun, menghindari makanan keras di siang hari dapat mengurangi rasa sakit atau gigi keropos yang disebabkan kebiasaan ini. Alternatif cara lain adalah dengan mengenakan pelindung gigi saat tidur -- Konsultasikan dengan dokter gigi ya.

6. Obat Batuk Sirup

Mengonsumsi obat batuk sirup memang dapat meredakan batuk dan melegakan tenggorokan. Namun, tahukah Anda bahwa obat batuk sirup dapat juga menyebabkan gigi keropos.

Mengapa demikian? Karena sebagian besar produk obat batuk sirup mengandung banyak gula atau biang gula. Gula tersebut akan bereaksi dengan plak gigi dan mengubahnya menjadi asam yang dapat merusak email gigi. Biasakan untuk menyikat gigi setelah mengonsumsi obat tersebut.

7. Gummy Candy

Semua makanan manis atau permen dapat menyebabkan gigi keropos, namun ada beberapa jenis permen yang menyebabkan gigi keropos dengan sangat cepat, salah satunya adalah gummy candyGummy candy atau permen lengket yang banyak dijual di pasaran ini dapat menempel di gigi dan menghasilkan asam yang merusak email gigi hanya dalam hitungan jam.

Bagi Anda yang gemar mengonsumsi permen ini, Anda dapat mengonsumsinya bersamaan dengan makanan lainnya, karena dengan air liur yang diproduksi lebih banyak selama makan dapat membantu membilas asam dari gummy candy.

8. Minuman Bersoda

Minuman bersoda mengandung lebih dari 11 sendok teh gula tiap porsinya. Selain itu, minuman bersoda juga mengandung asam fosfat dan sitrat yang dapat mengikis email gigi dan menyebabkan gigi keropos. Sekarang memang banyak merk minuman bersoda yang mengandung sedikit gula, namun tetap saja minuman tersebut mengandung banyak asam yang dapat menyebabkan gigi keropos. Intinya, hindari kebiasaan buruk mengonsumsi minuman bersoda dan perbanyak minum air putih.

9. Membuka Sesuatu dengan Gigi

Kebiasaan membuka tutup botol atau kemasan plastik dengan gigi dapat menjadi penyebab gigi keropos atau retak. Hentikan kebiasaan buruk ini dan mulailah menggunakan pembuka tutup botol atau gunting untuk membuka sesuatu. Intinya, gigi Anda hanya digunakan untuk makan dan tidak untuk yang lain.

10. Minuman Penambah Stamina

Minuman penambah stamina tersedia dalam berbagai bentuk dan rasa. Minuman tersebut memang sangat segar diminum setelah berolahraga atau sehabis melakukan aktivitas fisik yang berat. Namun, di balik kesegarannya tersebut, minuman ini mengandung banyak gula yang dapat merusak gigi. Solusinya? Berkumurlah dengan air putih setelah mengonsumsi minuman berenergi.

11. Jus Buah

Jus buah memang banyak mengandung vitamin dan antioksidan, namun amat disayangkan kebanyakan jus buah juga mengandung kadar gula yang tinggi. Beberapa jus buah kemasan mengandung kadar gula yang setara dengan minuman bersoda. Untuk mendapatkan khasiat buah tanpa harus merusak gigi, buatlah jus buah sendiri di rumah. Pastikan menggunakan buah-buahan yang terjamin kualitasnya dan jangan terlalu banyak menambahkan gula ke dalamnya. Anda juga dapat mengurangi kadar gula pada jus buah kemasan dengan menambahkan air.

12. Keripik Kentang

Pernahkah Anda merasa ada sisa makanan yang menempel saat makan keripik kentang atau cemilan lainnya? Nah, makanan yang menempel pada gigi tersebut akan diurai oleh bakteri mulut menjadi zat asam. Kadar asam yang berlebihan dapat merusak email gigi dan menyebabkan gigi keropos. Oleh karena itu, biasakan untuk membersihkan sisa makanan tersebut dengan menyikat gigi setelah mengonsumsinya.

13. Menggigit Ujung Pensil

Mungkin Anda termasuk orang yang pernah menggigit ujung pensil ketika sedang berkonsentrasi saat menulis. Meskipun terlihat sepele, kebiasaan buruk ini ternyata dapat menjadi penyebab gigi keropos atau retak. Lantas apa alternatifnya? Jika hasrat menggigit sulit ditahan, sebaiknya ganti kebiasaan menggigit pensil dengan mengunyah permen karet tanpa gula. Dengan sering mengunyah permen karet tanpa gula, produksi air liur akan lebih banyak sehingga dapat membuat gigi menjadi lebih kuat dan mampu melindungi email gigi dari asam.

14. Minum Kopi

Kopi hitam memiliki kadar asam yang tinggi sehingga dapat menyebabkan gigi keropos dan menguning. Hal ini mungkin sedikit mengecewakan bagi para pecinta kopi. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena Anda dapat membiasakan diri untuk segera menyikat gigi setelah minum kopi dengan pasta gigi yang mengandung pemutih.

15. Merokok

Seperti yang telah tertera pada bungkus rokok, bahwa merokok dapat menyebabkan kanker mulut, bibir, dan lidah. Selain itu, ternyata merokok juga dapat membuat gigi menguning dan rontok akibat penyakit gusi. Jadi tunggu apa lagi? Berhentilah merokok sekarang juga!

16. Minum Anggur 

Kandungan asam dalam anggur merah dapat merusak email gigi dan menimbulkan bintik-bintik kasar yang membuat gigi menguning. Selain itu, anggur merah juga mengandung pigmen yang disebut chromogen dan tanin, yang membuat warna anggur merah melekat pada gigi dalam waktu yang lama. Tidak hanya anggur merah, ternyata anggur putih juga dapat menyebabkan gigi gampang keropos dan lebih cepat menguning. Kandungan asam dalam anggur putih juga dapat melemahkan email gigi dan membuat gigi menjadi gampang keropos. Menyikat gigi atau berkumur setelah minum anggur merupakan cara yang dapat dilakukan untuk mencegah gigi keropos dan menguning.

18. Makan Berlebihan

Makan berlebihan, terutama makanan yang mengandung banyak gula dapat menyebabkan gigi keropos bahkan kerusakan struktur gigi lainnya. Bagi orang yang memiliki kelainan pola makan (bulimia nervosa), hal tersebut bahkan dapat mengancam nyawa. Bulimia nervosa adalah kelainan pola makan dengan makan secara berlebihan, lalu memuntahkannya kembali. Apabila Anda mengalami gangguan psikologi tersebut, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.

Selain menghindari beberapa jenis makanan atau kebiasaan penyebab gigi keropos di atas, rawatlah gigi Anda setiap hari dan jagalah kebersihannya. Apabila ini dilakukan dengan baik, maka kerusakan gigi yang bisa fatal bisa dihindari. Selain itu, lakukan pemeriksaan rutin dengan dokter gigi setidaknya 6 bulan sekali. 


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app