Penyakit serebrovaskuler dapat menyebabkan stroke

Dipublish tanggal: Jun 9, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Penyakit serebrovaskuler dapat menyebabkan stroke

Apa itu penyakit serebrovaskuler?

Istilah penyakit serebrovaskular mencakup semua gangguan di mana area otak secara temporer atau permanen dipengaruhi oleh iskemia atau perdarahan dari satu atau lebih pembuluh darah di otak yang terlibat dalam proses patologis. 

Penyakit serebrovaskular dapat mencakup kondisi stroke, stenosis karotid, stenosis vertebral, dan stenosis intrakranial, aneurisma, dan malformasi vaskular.

Tanda dan gejala penyakit serebrovaskular atau serangan serebrovaskular tergantung pada di mana penyumbatan atau kerusakan terjadi, dan seberapa banyak jaringan otak dipengaruhi.

Apakah stroke diakibatkan oleh penyakit serebrovaskuler?

Pembatasan aliran darah dapat terjadi dari penyempitan pembuluh darah (stenosis), pembentukan bekuan darah (trombosis), penyumbatan (emboli) atau pecahnya pembuluh darah (perdarahan). Kurangnya aliran darah yang cukup (iskemia) mempengaruhi jaringan otak dan dapat menyebabkan stroke.

Patofisiologi utama stoke adalah penyakit jantung atau pembuluh darah yang mendasarinya. Manifestasi sekunder di otak adalah akibat dari satu atau lebih penyakit yang mendasari atau muncul dari faktor resiko.

Patologi primer yang menyebabkan penyakit stroke meliputi hipertensi, aterosklerosis yang mengarah ke penyakit arteri koroner, dislipidemia, penyakit jantung, dan hiperlipidemia. Dua jenis stroke yang dihasilkan dari keadaan penyakit ini adalah stroke iskemik dan hemoragik.

Kasus yang paling sering terjadi pada penderita penyakit serebrovaskuler yang memicu stroke adalah munculnya gejala stroke ringan. Walaupun gejalanya sama sekali kurang spesifik mengarah ke stroke, namun beberapa pemeriksaan seperti CT-scan dapat menentukan adanya gangguan pembuluh darah kecil yang mengganggu aliran darah ke otak sehingga menimbulkan gejala.

Salah satu kondisi yang memungkinkan terjadi stroke pada penderita penyakit serebrovaskuler adalah stroke lakunar. Stroke di area otak yang dalam (misalnya, stroke di thalamus, basal ganglia atau pons) disebut stroke lacunar.

Struktur yang lebih dalam ini menerima aliran darah mereka melalui serangkaian arteri yang unik. Karena karakteristik arteri ini, stroke lacunar terjadi sedikit berbeda dari stroke lainnya.

Mengenai Stroke lakunar

Stroke lakunar adalah jenis stroke iskemik yang terjadi ketika aliran darah ke salah satu arteri kecil jauh di dalam otak menjadi tersumbat. Stroke lakunar terjadi sekitar  seperlima dari semua stroke. Semua jenis stroke berbahaya karena sel-sel otak kekurangan oksigen dan mulai mati dalam beberapa menit.

Gejala stroke biasanya datang tiba-tiba tanpa muncul gejala awal. Gaya hidup dan kondisi kesehatan yang buruk dapat memicu munculnya stroke lakunar secara tiba-tiba. 

Tanda-tanda stroke lacunar dapat meliputi:

1. bicara pelo

2. ketidakmampuan untuk mengangkat satu tangan

3. terkulai di satu sisi wajah

4. mati rasa, seringkali hanya pada satu sisi tubuh

5. kesulitan berjalan atau menggerakkan lengan Anda

6. kebingungan

7. masalah memori

8. kesulitan berbicara atau memahami bahasa lisan

9. sakit kepala

10.kehilangan kesadaran atau koma

Bagaimana cara mendiagnosis penyakit serebrovaskuler dan adanya pemicu stroke?

Pemeriksaan CT scan atau CAT scan merupakan pemerikaan dengan menampilkan Gambar diagnostik yang dibuat setelah hasil gambaran rontgen terlampir. Dalam beberapa kasus, obat akan disuntikkan melalui vena untuk membantu menyoroti struktur otak. 

Tulang, darah dan jaringan otak memiliki kepadatan yang sangat berbeda dan dapat dengan mudah dibedakan dengan CT scan.

CT scan adalah tes diagnostik yang berguna untuk stroke hemoragik karena darah dapat dengan mudah terlihat. Namun, kerusakan akibat stroke iskemik mungkin tidak terungkap pada CT scan selama beberapa jam atau hari dan arteri individu di otak tidak dapat dilihat.

CTA (CT angiography) memungkinkan dokter untuk melihat pembuluh darah kepala dan leher dan semakin banyak digunakan sebagai pengganti angiogram invasif.

Magnetic Resonance Imaging (MRI): Tes diagnostik yang menghasilkan gambar tiga dimensi dari struktur tubuh menggunakan medan magnet dan teknologi komputer. Pemeriksaan diagnostik ini dapat dengan jelas menunjukkan berbagai jenis jaringan saraf dan gambar yang jelas dari batang otak dan otak posterior. 

MRI otak dapat membantu menentukan apakah ada tanda-tanda stroke mini sebelumnya.

Dalam kasus stroke akut, obat yang disebut tissue plasminogen activator (tPA) dapat diberikan untuk memecahkan gumpalan darah di pembuluh darah.

Penilaian dan perawatan yang cepat sangat penting, karena beberapa obat untuk stroke harus diberikan dalam waktu tertentu sejak timbulnya gejala.

Pendarahan otak harus dievaluasi oleh ahli bedah saraf, yang dapat melakukan operasi untuk mengurangi tekanan yang disebabkan oleh pendarahan.


36 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Know before you go. American Heart Association. https://hospitalmaps.heart.org/AHAMAP/map/qimap.jsp.
Quality check. The Joint Commission. https://www.qualitycheck.org/search/?keyword=mayo%20clinic.
Riggin EA. Allscripts EPSi. Mayo Clinic. July 23, 2019.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app