Penyakit Insomnia - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 4, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Agu 5, 2019 Waktu baca: 3 menit

Penderita insomnia memiliki gangguan saat memulai tidur atau diantara siklus tidur. Beberapa orang dengan Insomnia dapat terbangun lebih awal dan tidak dapat kembali tidur. Waktu tidur penderita Insomnia biasanya berkurang tetapi akan merasa tidurnya cukup saat bangun di pagi hari.

Insomnia tidak dapat diukur dalam hitungan jam setiap malam karena beberapa orang memiliki waktu tidur yang lebih panjang. Episode Insomnia sering terjadi atau menetap dalam jangka waktu yang lama. Insomnia dikatakan kronis bila gangguan tersebur terjadi selama 4 minggu atau lebih. Insomnia sering muncul pada wanita dan orang tua.

Apa gejala Insomnia?

Beberapa gejala Insomnia yang sering terjadi meliputi :

  • Sulit memulai tidur
  • Sulit menjaga pola tidur
  • Mengantuk pada siang hari
  • Merasa lelah
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Sering merasa cemas
  • Depresi

Apa penyebab Insomnia?

Insomnia dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Faktor yang paling sering terjadi seperti adanya perubahan lingkungan di ruang tidur seperti adanya suara bising atau perubahan suhu di sekitar, terlalu banyak berpikir tentang realita hidup yang sedang dialami ( kehilangan pekerjaan, putus cinta),  terlalu banyak mengonsumsi kafein , alkohol, atau nikotin, waktu tidur yang berubah-ubah, dan jetlag.

Beberapa penyakit dapat berpengaruh pada terganggunya pola tidur,  beberapa penyakit tersebut seperti :

  • Gangguan mental ( Depresi, cemas, gangguan stress Post-Traumatik)
  • Arthritis, Stenosis Vertebra
  • Gangguan saraf ( Parkinson, Alzheimer)
  • Gangguan tidur lain ( Sleep Apnea, Restless Leg Syndrome)

Komplikasi pada Insomnia

Insomnia dapat menyebabkan efek mental dan fisik yang berat. Beberapa penderita Insomnia akan merasa kelelahan, depresi, mudah marah ,dan kebingungan. Insomnia juga dapat menyebabkan gangguan koordinasi, keseimbangan, dan memori.

Tingkat kecelakaan lalu lintas  lebih sering terjadi pada penderita Insomnia daripada orang tanpa Insomnia. Insomnia dapat meningkatkan resiko berkembangnya gangguan kesehatan, seperti diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi, depresi, cemas, dan penggunaan obat-obat terlarang.

Penanganan Insomnia

Sebagai langkah awal, dokter akan menentukan faktor penyebab insomnia tersebut dan memberikan pengobatan berdasarkan faktor penyebab tersebut. Namun apabila penderita masih mengalami insomnia, langkah selanjutnya yang dapat diberikan adalah dengan terapi perilaku kognitif (CBT-I), terapi obat atau kombinasi antara terapi obat dan terapi CBT-I.  

Jenis obat yang umumnya digunakan untuk menangani insomnia adalah zolpidem. Pemberian obat ini dapat menimbulkan efek samping sehingga memerlukan pengawasan dari dokter yang meresepkannya. 

Tujuan dari terapi CBT-I ini adalah untuk membantu para penderita insomnia agar mengubah pikiran dan perilaku negatif yang membuat pasien susah tidur. Berikut adalah metode-metode yang digunakan dalam terapi CBT-I, yaitu: 

  • Pembatasan waktu tidur dengan menghindari tidur siang.
  • Teknik relaksasi. 
  • Terapi kontrol stimulus. Pasien akan dilatih untuk hanya menggunakan kamar tidur untuk tidur atau berhubungan seks. Pasien juga dianjurkan meninggalkan kamar tidur bila tidak bisa tidur dalam 20 menit, dan hanya kembali bila sudah mengantuk.
  • Paradoxical intention. 
  • Fototerapi.

Kehamilan dan Insomnia

Insomnia menjadi keluhan tersering pada saat kehamilan. Setidaknya hampir 80% wanita hamil memiliki pengalaman Insomnia. Tetapi Insomnia tidak berpengaruh pada kandungan. Beberapa sebab lain dari Insomnia pada kehamilan seperti :

  • Ketidaknyamanan pada ukuran perut
  • Rasa panas di perut
  • Nyeri tulang belakang
  • Sering ingin kencing pada malam hari
  • Perubahan hormon
  • Cemas atau mengantisipasi keluarnya bayi dalam kandungan.

Ada beberapa langkah yang dapat membantu meredakan Insomnia pada kehamilan, seperti mencoba mengubah posisi tidur, latihan relaksasi atau teknik bernafas , rutin berolahraga,dan mengonsumsi makanan kecil atau membaca buku sampai anda tertidur.

Fatal Familial Insomnia (FFI)

Fatal Familial Insomnia adalah kasus yang bersifat genetik dan jarang sekali terjadi. Kondisi ini mempengaruhi kinerja saraf dan otak. Orang dengan FFI biasanya mulai timbul pada pertengahan usia.

Beberapa gejala yang sering timbul pada FFI seperti Insomnia yang makin berat waktu demi waktu, tekanan darah tinggi, mimpi yang terasa nyata, hiperventilasi atau nafas yang makin cepat, keluarnya air mata yang tidak disebabkan oleh menangis, gangguan kencing, dan hilangnya kontrol gerakan tubuh.

Fatal Familial Insomnia tidak dapat diobati, tetapi terdapat beberapa penanganan untuk mengurangi gejala.


18 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app