Panduan Orang Tua Menghadapi Stroke Pada Anak Remaja

Dipublish tanggal: Jun 8, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Panduan Orang Tua Menghadapi Stroke Pada Anak Remaja

Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti. Darah berfungsi untuk membawa oksigen dan zat penting lainnya ke sel dan organ tubuh, termasuk ke otak. Pada stroke iskemik, zat-zat penting tersebut tidak bisa sampai ke otak dan menyebabkan sel-sel di otak mati. 

Stroke secara permanen dapat merusak otak dan membuat tubuh seseorang berhenti bekerja sebagaimana mestinya. Dalam stroke hemoragik terjadi pecahnya pembuluh darah di otak, yang membanjiri otak dengan darah dan merusak sel-sel otak.

Banyak dari kita berpikir bahwa stroke hanya terjadi pada orang dewasa, terutama orang yang sudah tua. Tetapi perlu Anda ketahui bahwa anak-anak khususnya remaja juga dapat mengalami stroke. Meskipun stroke kurang umum terjadi pada anak-anak, namun stroke dapat terjadi pada anak-anak dari segala usia. 

Setelah terjadi serangan stroke, remaja biasanya dapat mengalami kecacatan fisik. Cacat motorik (fisik) biasanya lebih mudah untuk dipahami daripada cacat berpikir.

Stroke pada masa remaja dapat mempengaruhi seluruh anggota keluarga. Orangtua sering merasakan serangkaian perasaan emosional mulai dari kaget dan kebingungan sehingga merasa terisolasi dan frustasi. 

Penelitian menunjukkan bahwa stroke pada masa remaja dapat mempengaruhi emosi dan kesehatan orang tua, sehingga penting sebagai orang tua untuk menjaga kondisi kesehatan dirinya.

Biasanya penggunaan obat-obatan dan rehabilitasi fisik, atau fisioterapi dapat dilakukan untuk mengatasi stroke pada remaja. Physiatrists merupakan dokter yang menggunakan berbagai jenis terapi untuk membantu anak Anda pulih dari stroke.

Dokter bekerja untuk meningkatkan dan mengembalikan kemampuan fungsional dan kualitas hidup pada orang yang memiliki kondisi medis yang mempengaruhi otak, sumsum tulang belakang, saraf, tulang, sendi, ligamen, otot, dan tendon.

Masalah pada kemampuan pola pikir

Kebanyakan anak remaja yang mengalami stroke mengalami beberapa kesulitan seperti, kesulitan memahami informasi, membaca, mengolah perasaan atau emosi dan kesulitan untuk mengingat.

Namun dalam banyak kasus setelah serangan stroke, anak remaja dapat belajar menggunakan lengan dan kaki mereka serta berbicara kembali melalui proses melatih ulang otak. Proses tersebut biasanya lambat dan sulit. 

Tetapi anak remaja umumnya memiliki keunggulan dibandingkan orang dewasa karena otak mudanya masih dapat berkembang. Sebagian besar anak remaja yang mengalami stroke dapat berinteraksi secara normal kembali dengan sebayanya.

Pengobatan

Pengobatan untuk stroke pada anak remaja dapat didasarkan pada:

  • Usia anak Anda
  • Tanda dan gejala apa yang dimiliki anak
  • Area otak mana yang terpengaruh
  • Berapa banyak jaringan otak yang rusak

Banyak pengobatan lain yang mungkin dapat digunakan. Sebagai contoh:

  • Seorang anak yang menderita kejang mungkin membutuhkan obat anti kejang.
  • Seorang anak dengan kelainan jantung mungkin membutuhkan obat pengencer darah

Anak remaja yang mengalami stroke dapat menemui dokter yang berspesialisasi dalam membantu orang mengatasi masalah stroke. Spesialis tersebut mungkin termasuk:

  • terapis okupasi
  • terapis fisik
  • terapis wicara

Pemulihan pasca stroke merupakan proses panjang yang membutuhkan kesabaran yang ekstra. Pada kondisi tersebut dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan dan tindakan untuk mengontrol kondisi anak remaja Anda agar lebih stabil dan menghindari terjadinya serangan stroke kembali.

Panduan menghadapi stroke pada remaja

Kiat untuk membantu anak remaja Anda mengatasi stroke:

  • Bicaralah dengan anak Anda mengenai stroke, cobalah untuk menjawab semua pertanyaan anak Anda dan dorong mereka untuk berbicara dengan dokter. Gunakanlah bahasa yang sederhana dan mudah.
  • Cobalah untuk menjaga anak Anda tetap terhubung dengan teman-teman mereka.
  • Terlibat dalam pemulihan anak Anda dan bantu anak Anda berlatih secara teratur.
  • Pantau perkembangan anak Anda dan bekerjalah bersama guru, wali, dan terapis untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
  • Pelajari tentang kondisi anak Anda dan jangan merasa takut untuk bertanya. Tuliskan semua pertanyaan yang ingin Anda tanyakan kepada perawat dan dokter. Semakin banyak Anda bertanya, semakin Anda akan mengerti cara terbaik untuk mendukung anak remaja Anda.

Setelah mengalami stroke merupakan suatu hal yang wajar kalau anak remaja Anda merasa takut, marah atau tertekan melihat kondisi yang anak Anda hadapi. Pentingnya bergabung atau bertemu komunitas pendukung atau konselor untuk membantu pemulihan emosional, menyesuaikan dan mengelola kecemasan anak Anda.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Strokes (for Teens). Nemours KidsHealth. (https://kidshealth.org/en/teens/strokes.html)
Risk of Strokes in Teenagers. Verywell Health. (https://www.verywellhealth.com/is-your-child-at-risk-for-strokes-2161764)
Recognition and management of stroke in young adults and adolescents. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3795593/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app