Mengupas 6 Mitos dan Fakta Seputar Asam Urat

Dipublish tanggal: Agu 28, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Okt 21, 2019 Waktu baca: 3 menit
Mengupas 6 Mitos dan Fakta Seputar Asam Urat

Asam urat merupakan penyakit persendian yang banyak diidap oleh masyarakat Indonesia, terutama lansia. Karena dianggap hanya menyerang orang-orang usia lanjut, Anda yang berusia muda mungkin lebih santai menghadapi asam urat. Padahal, asam urat bisa dialami oleh siapa saja, lho!

Ya, selama ini masih banyak mitos asam urat yang dipercaya oleh masyarakat. Padahal, pemahaman yang salah bisa menghambat penanganan asam urat itu sendiri.

Mitos asam urat yang tak terbukti benar

Agar tidak salah paham lagi, berikut ini berbagai mitos asam urat yang tak perlu Anda percaya lagi:

1. Asam urat hanya dialami oleh penderita obesitas

Mitos asam urat ini ternyata cukup banyak dipercaya. Menurut sebagian orang, penderita obesitas diyakini paling memungkinkan untuk mengalami asam urat dalam hidupnya.

Padahal menurut John Reveille, M.D., seorang direktur reumatologi di University of Texas Health Science Center di Houston, asam urat bisa dialami oleh siapa saja, baik yang obesitas maupun bertubuh kurus sekalipun. Namun memang, berat badan berlebih alias obesitas dapat meningkatkan risiko terkena asam urat.

2. Wanita tidak mungkin kena asam urat

Tidak sedikit orang menduga bahwa asam urat hanyalah penyakit untuk kaum pria saja. Dengan kata lain, wanita dianggap mustahil kena asam urat. Padahal, kenyataannya ini hanya mitos belaka, lho!

Asam urat memang 10 kali lebih umum terjadi pada pria daripada wanita. Akan tetapi, ini bukan berarti wanita bisa terbebas dari asam urat. Wanita biasanya rentan terkena asam urat setelah berusia 60 tahun ke atas, besar risikonya sama seperti pria.

3. Gejala asam urat hanya menyerang jempol kaki

Asam urat terjadi ketika kristal asam urat terbentuk dan menempel pada sendi, tulang, dan jaringan lunak. Memang benar jika serangan asam urat pertama sering kali terjadi pada kaki, namun bukan berarti gejalanya hanya menyerang jempol kaki saja. 

Gejala asam urat juga bisa dirasakan di lutut, tangan, kaki, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki. Pada wanita dengan osteoarthritis, awal-awal serangan asam urat justru paling sering menyerang sendi tangan.

Jadi, jangan lagi percaya dengan mitos asam urat yang satu ini, ya!

4. Penderita asam urat harus berhenti makan daging

Kabar baiknya, Anda masih boleh makan daging walaupun memiliki asam urat. Namun ingat, tetap batasi porsinya dan pilih jenis daging yang aman bagi kesehatan Anda.

Beberapa jenis daging harus dihindari oleh penderita asam urat, contohnya hati sapi, udang, dan makanan laut. Jenis makanan tersebut mengandung tinggi purin yang bisa membuat asam urat gampang kambuh.

Sebagai solusinya, Anda boleh makan daging ayam agar lebih aman bagi asam urat Anda. Tapi tetap batasi jumlahnya agar kadar asam urat Anda tetap normal.

Baca Selengkapnya: Pantangan Asam Urat Agar Gejala Tak Mudah Kambuh

5. Asam urat tidak akan mengancam nyawa

Mitos asam urat ini membuat banyak orang menyepelekan asam urat. Anda mungkin mengira bahwa asam urat hanya mengganggu kesehatan persendian dalam beberapa waktu, tidak seperti penyakit jantung yang bisa menyebabkan kematian.

Jangan salah, asam urat ternyata juga bisa mengancam nyawa bila dibiarkan terus-menerus. Bukan karena asam uratnya itu sendiri, tapi sejumlah komplikasi asam urat lah yang membahayakan nyawa seseorang. 

Salah satunya adalah tophi, kondisi ketika kristal asam urat menumpuk di bawah kulit. Kalau tidak segera diobati, gumpalan kristal tadi dapat merusak persendian dan dampak fatalnya bisa sebabkan kematian.

Baca Juga: Tak Segera Diobati, Asam Urat Bisa Picu 5 Komplikasi Ini

6. Pola hidup sehat tidak bisa meredakan gejala asam urat

Perubahan pola hidup bisa membantu mengurangi keparahan dan durasi kekambuhan asam urat. Contohnya bagi penderita obesitas, menurunkan berat badan secara signifikan dapat membantu meringankan gejala asam urat.

Begitu juga saat Anda mengubah pola makan, dari konsumsi protein hewani yang tinggi purin menjadi protein nabati, sendi-sendi Anda akan terasa lebih baik dan ringan. 

Menurut sebuah peneltiain dalam jurnal Rheumatology tahun 2010, konsumsi makanan berprotein seperti kacang-kacangan, gandum utuh, dan produk susu merupakan makanan yang tepat bagi penderita asam urat. Jenis makanan tersebut dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan resistensi insulin yang menghantui penderita asam urat.

Nah, sekarang Anda tidak perlu lagi percaya dengan mitos asam urat di atas. Jangan lupa sebarkan berita ini kepada orang-orang tersayang supaya tidak lagi termakan hoaks tentang asam urat.

Baca Juga: Cegah Penyakit Asam Urat


18 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Separating Gout Facts and Myths. Everyday Health. (Accessed via: https://www.everydayhealth.com/gout/separating-gout-facts-and-myths.aspx)
6 Answers to Gout Diet Myths. Health Essentials from Cleveland Clinic. (Accessed via: https://health.clevelandclinic.org/6-answers-to-gout-diet-myths/)
Gout Myths vs. Facts - Gout Symptoms, Causes, Treatments. AARP® Official Site. (Accessed via: https://www.aarp.org/health/conditions-treatments/info-08-2012/gout-myths-vs-facts.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app