Mewaspadai Abses Hepar, dari Penyebab Hingga Gejalanya

Dipublish tanggal: Sep 6, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Mewaspadai Abses Hepar, dari Penyebab Hingga Gejalanya

Liver atau hati merupakan bagian dari sistem ekskresi yang berfungsi untuk membuang racun dalam tubuh. Jika organ ini terganggu, maka metabolisme tubuh secara keseluruhan tentu akan ikut terkena dampaknya. Salah satunya ketika terkena abses hepar atau munculnya luka nanah pada hati. Bagaimana cara mendeteksi abses hepar lewat ciri-ciri dan gejalanya?

Memahami fungsi hati dalam tubuh

Liver atau hati berperan penting untuk membantu proses pencernaan dan penyerapan gizi. Hati akan memecah lemak untuk menghasilkan energi, sekaligus membuang racun dari dalam tubuh.

Tak hanya itu, hati juga dapat membantu menjaga kadar gula tetap stabil. Saat kadar gula meningkat, maka hati akan menyaring gula darah dan menyimpannya dalam bentuk glikogen. Sebaliknya, saat kadar gula rendah, hati akan melepaskan cadangan gula yang dimilikinya menuju aliran darah.

Saking banyaknya peran dan fungsi hati dalam tubuh, menjadikan organ ini sangat penting dan wajib dijaga kesehatannya. Jika organ ini terganggu, maka tentu saja metabolisme tubuh akan ikut terpengaruh.

Salah satu gangguan pada hati yang dapat terjadi adalah abses hepar, yaitu adanya luka nanah yang membuat kerja hati jadi tidak maksimal. Penyakit ini bisa terjadi pada siapa pun, tapi yang lebih berisiko tinggi mengalaminya adalah:

  • Orang yang usianya lebih dari 70 tahun.
  • Bepergian atau tinggal di tempat yang terjangkit penyakit ini.
  • Sering minum minuman beralkohol.
  • Asupan nutrisi tubuh kurang.
  • Mengonsumsi obat seperti kortikosteroid atau sedang menjalani kemoterapi.
  • Terkena diabetes, kanker, ataupun melemahnya sistem imun. Penelitian menemukan bahwa pengidap diabetes 3,6 kali lebih berisiko mengalami abses hepar.

Untuk mendeteksi abses hepar, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan fisik hingga penunjang. Mulai dari tes darah, rontgen, USG, CT scan, hingga MRI. Jenis pemeriksaan akan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing pasien.

Baca Juga: Abses Dapat Muncul di Mana Saja, Waspada Penyebab Abses

Jenis-jenis abses hepar

Pada dasarnya, abses hepar dibagi menjadi dua jenis yaitu abses hepar piogenik dan abses hepar amuba. Berikut perbedaannya.

1. Abses hepar piogenik

Abses hepar piogenik adalah terbentuknya kantong nanah pada hati akibat infeksi bakteri atau jamur. Kondisi ini ditandai dengan munculnya rasa sakit dan pemebngkakan pada perut, terutama di bagian kanan atas.

Baca Juga: Perut Bagian Atas Sakit? Ini 7 Kemungkinan Penyebabnya

Di samping itu, penyebab abses hepar piogenik juga bisa karena kondisi medis lainnya yang meliputi:

Tanda dan gejala abses hepar piogenik

Sejumlah gejala abses hepar piogenik adalah:

  • Peradangan kantong empedu
  • Demam dan menggigil
  • Muntah
  • Urine berwarna gelap
  • Diare
  • Sakit perut bagian kanan atau atas
  • Feses berwarna putih atau kelabu
  • Berat badan turun

Pada umumnya, beberapa pasien abses hepar piogenik bisa sembuh dengan minum antibiotik saja. Namun, ada juga yang membutuhkan pengeringan atau drainase nanah dengan cara memasukkan jarum pada abses guna mengeluarkan nanah. Prosedur ini biasanya disertai dengan biopsi untuk mengetahui kesehatan hati secara menyeluruh.

2. Abses hepar amuba

Abses hepar amuba biasanya diakibatkan oleh infeksi parasit E. histolytica yang terjadi di daerah tropis atau subtropis dengan padat penduduk atau dengan sanitasi buruk. Kondisi ini mengakibatkan amuba dari tinja masuk ke mulut dan mukosa usus hingga mencapai sistem vena porta melalui organ hati. Selain abses hepar, infeksi ini juga bisa menyebabkan disentri dan kolitis amuba.

Tanda dan gejala abses hepar amuba

Tak jauh berbeda dengan abses hepar piogenik, gejala abses hepar amuba juga menyebabkan berat badan penderita cenderung menurun disertai dengan sakit perut sebelah kanan atas hingga ke bahu kanan. Penderita jenis abses hepar ini juga akan mengeluarkan keringat di malam hari, muntah, disertai demam yang naik turun.

Parasit yang tumbuh di dalam organ hati perlahan dapat mengiritasi diafragma, sehingga penderita akan mengeluh sesak napas dan batuk. Saat ini, pengobatan menggunakan antimikroba metronidazole telah terbukti berhasil pada sekitar 95% pasien abses hepar.

Baca Juga: Bahayanya Infeksi Hati Abses Hepar Bila Tak Segera Ditangani

Mungkinkah mencegah abses hepar?

Sering minum minuman beralkohol adalah salah satu penyebab abses hepar yang paling umum. Maka dari itu, sebaiknya hindari konsumsi alkohol agar Anda terhindar dari infeksi yang satu ini.

Selain itu, pastikan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan makanan sehari-hari. Perbanyaklah makan makanan yang sehat dan segar, contohnya daging tanpa lemak, sayuran, buah, gandum utuh, kacang-kacangan, serta susu rendah lemak yang terjaga kebersihannya.

Abses hepar merupakan kondisi medis yang perlu penanganan segera. Sebab jika tidak, komplikasi abses hepar bisa menyebabkan infeksi sekunder, sepsis, hingga pecahnya kantong nanah.

Bila kantong nanah telanjur pecah, maka kuman bisa menyebar ke bagian tubuh lain seperti rongga pleura, peritoneum, dan perikardium atau lapisan pelindung jantung. Maka dari itu, bila Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala abses hepar, segera periksakan diri ke dokter. 


18 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Fátima Napoleão, Paulo Vieira Damasco, Thereza Cristina Ferreira Camello, Márcio Damasceno do Vale, Arnaldo Feitosa Braga de Andrade, Raphael Hirata Jr., Ana Luíza de Mattos-Guaraldi. Pyogenic Liver Abscess Due to Rhodococcus equi in an Immunocompetent Host. Journal of Clinical Microbiology Feb 2005, 43 (2) 1002-1004; DOI: 10.1128/JCM.43.2.1002-1004.2005. Journal of Clinical Microbiology. (https://jcm.asm.org/content/43/2/1002)
Bala, Arul et al. Transthoracic drainage of large Streptococcus milleri liver abscess. The Journal of Thoracic and Cardiovascular Surgery, Volume 131, Issue 3, 744 - 745. DOI: https://doi.org/10.1016/j.jtcvs.2005.10.002. The Journal of Thoracic and Cardiovascular Surgery. (https://www.jtcvs.org/article/S0022-5223(05)01665-X/fulltext)
Longworth, S. and Han, J. (2015), Pyogenic liver abscess. Clinical Liver Disease, 6: 51-54. doi:10.1002/cld.487. American Association for the Study of Liver Diseases. (https://aasldpubs.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/cld.487)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app