3 Cara Utama Mengobati Patah Tulang Selangka

Dipublish tanggal: Mar 26, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 4 menit
3 Cara Utama Mengobati Patah Tulang Selangka

Patah tulang selangka ternyata merupakan kondisi yang cukup umum di masyarakat. Sekitar 8-15% kasus patah tulang selangka terjadi pada anak-anak, sedangkan para orang dewasa cenderung lebih sedikit yaitu sekitar 5% kasus saja.

Walau demikian, patah tulang selangka tetap saja terasa nyeri dan membuat Anda sulit menggerakkan bahu. Anda mungkin bertanya-tanya, apakah patah tulang selangka bisa disembuhkan? Kalau ya, bagaimana cara mengobati patah tulang selangka yang tepat? Mari simak ulasannya berikut ini.

Apa itu patah tulang selangka?

Tulang selangka adalah tulang panjang tipis yang menghubungkan lengan dengan tubuh Anda, disebut juga klavikula. Tulang ini letaknya horizontal di antara tulang dada bagian atas (sternum) dan tulang belikat (scapula).

Anda dapat menemukan tulang selangka dengan mudah, yaitu dengan meraba tonjolan tulang di antara dada dan bahu. Ini karena tulang selangka hanya dibalut dengan kulit, tidak seperti tulang lain yang ditutupi oleh otot.

Patah tulang selangka adalah cedera atau patah yang terjadi pada tulang klavikula atau selangka. Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, yaitu:

  • Bayi, biasanya terjadi saat proses persalinan.
  • Anak-anak, karena perkembangan klavikula terhambat sampai usia remaja akhir. 
  • Orang dewasa, termasuk atlet, karena terjatuh atau kecelakaan.

Apa saja gejala patah tulang selangka?

Salah satu penyebab patah tulang selangka adalah trauma pada bahu. Trauma tersebut bisa berasal dari pukulan langsung ke bahu, jatuh dan mendarat pada bahu, atau kecelakaan yang mengenai bahu atau lengan.

Cedera olahraga juga bisa menjadi penyebab patah tulang selangka, khususnya pada orang dewasa usia muda. Misalnya karena sepak bola, ski, skateboard, atau olahraga apapun yang bisa memicu cedera bahu.

Terlebih, klavikula belum mengeras dengan sempurna sampai Anda berusia sekitar 20 tahun. Ketika tulang selangka Anda mendapatkan pukulan atau hantaman keras sebelum usia 20 tahun, maka Anda berisiko tinggi mengalami patah tulang selangka.

Berbagai tanda dan gejala patah tulang selangka adalah:

  • Bahu terasa sakit dan kaku.
  • Sulit menggerakkan bahu.
  • Bengkak dan memar di bahu, bisa menjalar ke dada dan ketiak.
  • Lengan kesemutan dan mati rasa.
  • Muncul benjolan atau lengkungan pada area tulang selangka.
  • Suara gemeretak saat menggerakkan lengan atau bahu.
  • Kelainan bentuk tulang selangka.

Bila Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, segera kunjungi dokter terdekat. 

Apakah patah tulang selangka bisa disembuhkan?

Alami patah tulang selangka memang terasa tidak nyaman dan buat Anda susah bergerak. Namun jangan khawatir. Patah tulang selangka cenderung bisa disembuhkan dengan penanganan yang tepat.

Semakin cepat ditangani, semakin cepat pula patah tulang selangka sembuh total. Apalagi kalau dialami oleh orang yang usianya masih muda, maka tulang selangka yang patah bisa lebih mudah diobati dan lebih cepat sembuh.

Kasus patah tulang selangka umumnya bisa sembuh dalam waktu 6-12 minggu, tergantung dari usia, aktivitas, dan keparahan cedera. Proses pemulihan patah tulang selangka pada anak-anak cenderung lebih cepat, yaitu sekitar 3-6 minggu saja. Yang terpenting, selalu ikuti saran dokter supaya patah tulang selangka cepat sembuh dan bisa kembali beraktivitas.

Berbagai cara mengobati patah tulang selangka

Ketika mengalami patah tulang selangka, sebaiknya hindari menggerakkan bahu Anda terlalu banyak. Segera kompres bagian yang cedera dengan kain berisi es batu untuk membantu meringankan nyeri dan bengkak pada bahu.

Setelah itu, gunakan kain selempang untuk mencegah gerak bahu secara berlebihan. Membatasi gerakan lengan dapat membantu mempercepat pemulihan patah tulang.

Namun, bila patah tulang selangka tergolong parah dan terasa sangat sakit, segera periksakan diri ke dokter. Ada 3 cara utama yang dapat dilakukan untuk mengobati patah tulang selangka, yaitu:

1. Obat pereda nyeri

Selain dengan kompres dingin, minum obat pereda nyeri bisa membantu meringankan rasa sakit akibat patah tulang selangka. Contohnya paracetamol, ibuprofen, atau naproxen.

Baca Selengkapnya: Paracetamol: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Namun, obat-obatan tersebut memiliki efek samping yang perlu diperhatikan, yaitu perdarahan dan bisul. Jangan ragu untuk menanyakan pada dokter mengenai dosis dan aturan minum obat yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.

2. Operasi

Operasi mungkin dilakukan jika patah tulang selangka cenderung parah, bahkan sampai menembus kulit. Prosedur operasi ini bertujuan untuk memperbaiki posisi tulang selangka kembali ke tempat semula sekaligus mencegah infeksi.

Dokter dapat meletakkan sekrup dan pelat logam atau pin untuk menahan tulang tetap pada tempatnya sampai benar-benar sembuh. Setelah itu, Anda diminta untuk menggunakan kain selempang selama beberapa minggu supaya posisi tulang tidak banyak bergerak.

Pin dan sekrup biasanya akan dikeluarkan kembali jika patah tulang selangka sudah sembuh. Namun bila Anda menggunakan pelat logam, biasanya dibiarkan tetap di dalam tulang. Kecuali jika Anda mengalami iritasi kulit, barulah pelat logam tersebut akan dikeluarkan.

3. Terapi

Anda juga bisa menjalani terapi untuk mengobati patah tulang selangka. Terapi ini penting dilakukan supaya otot dan tulang Anda jadi tidak kaku karena terlalu lama diperban. Setelah tulang Anda sembuh, dokter akan menyarankan program pemulihan tambahan untuk mengembalikan kelenturan otot dan kekuatan tulang Anda.

Ingat, jangan buru-buru beraktivitas jika Anda belum sembuh benar. Anda baru boleh kembali beraktivitas seperti biasanya jika:

  • Anda bisa menggerakkan lengan dan bahu tanpa kesakitan.
  • Dokter sudah melakukan rontgen dan memastikan bahwa patah tulang selangka sudah sembuh.

Bila Anda memaksakan diri untuk olahraga atau beraktivitas sebelum sembuh 100%, tulang selangka Anda bisa kembali patah sewaktu-waktu.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
WebMD (2018). Broken Collarbone (Clavicle). (https://www.webmd.com/fitness-exercise/collarbone-fracture)
Hecht, M. Healthline (2018). Everything You Need to Know About Caring for a Broken Collarbone. (https://www.healthline.com/health/broken-collarbone)
Mayo Clinic (2018). Diseases Conditions. Broken Collarbone. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/broken-collarbone/symptoms-causes/syc-20370311)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app