Mengenal Penyakit Bacterial Vaginosis (BV) dan Cara Mencegahnya

Bacterial vaginosis (BV) memiliki gejala yang sama dengan infeksi jamur, sehingga keduanya sulit untuk dibedakan. Hanya dokter atau tenaga medis yang dengan pasti tahu jika Anda terkena BV. Kedua penyakit ini dapat menyebabkan keputihan pada wanita. Baca artikel di bawah ini untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai penyakit bacterial vaginosis (BV).
Dipublish tanggal: Jun 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Sep 10, 2019 Waktu baca: 3 menit
Mengenal Penyakit Bacterial Vaginosis (BV) dan Cara Mencegahnya

Kebanyakan orang masih awam dan belum memahami penyakit Bacterial Vaginosis (BV). Bacterial Vaginosis (BV) adalah suatu penyakit yang disebabkan karena terjadinya ketidak-seimbangan bakteri dalam vagina. 

Penyakit ini sering menyebabkan keputihan yang tidak wajar, namun tidak selalu menyebabkan rasa gatal atau nyeri pada vagina.

Bacterial vaginosis (BV) memiliki gejala yang sama dengan infeksi jamur, sehingga keduanya sulit untuk dibedakan. Hanya dokter atau tenaga medis yang dengan pasti tahu jika Anda terkena BV. Kedua penyakit ini dapat menyebabkan keputihan pada wanita. 

Baca artikel di bawah ini untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai penyakit bacterial vaginosis (BV).

Proses penularan bacterial vaginosis

Umumnya pada vagina wanita terdapat bakteri laktobasilus yang menghasilkan asam laktat. Hal tersebut menjadikan vagina sedikit asam dan bisa mencegah tumbuhnya bakteri lain. 

Penyakit BV bisa terjadi pada wanita ketika ia mengalami kekurangan bakteri laktobasilus sehingga vagina mereka tidak asam seperti seharusnya dan bakteri lain dapat tumbuh di sekitar vagina.

Pada penyakit bacterial vaginosis (BV) terdapat kuman yang disebut sebagai anaerob, seperti gardnerella dan prevotella. Kuman tersebut dapat menggantikan organisme normal dalam vagina. 

Anaerob adalah bakteri yang dapat bertahan hidup tanpa oksigen, dan karakteristik mereka adalah menghasilkan bau yang tidak enak.

Penyakit BV dapat menular saat berhubungan intim, tetapi BV juga dapat terjadi pada orang yang tidak aktif secara seksual. 

Misalnya, wanita yang mempunyai pasangan seks baru atau banyak pasangan seks, wanita yang menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim atau KB spiral (IUD) agar tidak hamil mempunyai resiko lebih tinggi terkena bacterial vaginosis.

Orang-orang yang berisiko terkena bacterial vaginosis

Di bawah ini merupakan faktor penyebab seorang wanita mempunyai risiko lebih tinggi terkena bacterial vaginosis (BV):

  • Bergonta-ganti pasangan
  • Memiliki riwayat penyakit menular dan infeksi
  • Aktivitas seksual. Anda dapat terkena BV walaupun tidak berhubungan seksual, BV juga dapat terjadi akibat seks vaginal, seks oral, dan seks anal. Anda juga dapat terkena BV dari kedua pasangan (pasangan pria maupun pasangan wanita).
  • Tidak memakai kondom atau dental dam
  • Memakai KB spiral (IUD), apalagi jika Anda mempunyai siklus yang tidak teratur
  • Operasi vagina
  • Mempunyai darah Afro-Karibia atau Afrika
  • Menggunakan alat semprot untuk mencuci atau membersihkan vagina (douching)
  • Sering mandi busa
  • Merokok

Cara mencegah penyakit bacterial vaginosis (BV)

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya BV, sehingga cukup sulit memberikan saran. Berikut ini saran pencegahan yang diberikan oleh dokter ahli kesehatan seksual:

Hindari melakukan douche

Douching justru dapat menghilangkan bakteri normal yang melindung infeksi pada vagina. Sehingga dengan melakukan douching dapat meningkatkan risiko terkena BV dan membuat BV kembali lagi setelah pengobatan.

Selalu jaga keseimbangan bakteri pada vagina

Bersihkan vagina luar Anda menggunakan air hangat. Tidak perlu memakai sabun, karena dapat menyebabkan infeksi atau iritasi pada vagina Anda. Selalu bersihkan vagian dari depan ke belakang (vagina ke anus). Serta gunakan celana berbahan katun dan mudah menyerap keringat.

Lakukan seks dengan aman

Pencegahan terbaik supaya BB tidak menyebar melalui hubungan seks yaitu, dengan tidak melakukan seks vaginal, seks oral, dan seks anal. Tapi jika Anda aktif berhubungan seks, Anda dapat menurunkan risiko terkena BV dan penyakit menular seksual, dengan langkah-langkah berikut:

  • Membatasi jumlah pasangan seks
  • Setia hanya berhubungan dengan satu pasangan
  • Melakukan pemeriksaan untuk penyakit kelamin
  • Menggunakan kondom saat berhubungan seks
  • Tidak memakai alkohol dan obat-obatan yang berhubungan dengan penyakit kelamin

Beberapa orang mengatakan bahwa bacterial vaginosis (BV) dianggap sebagai penyakit kelamin, dan sebagian yang lain mengatakan BV bukan merupakan penyakit lain. Namun menurut para ahli menyatakan bahwa aktivitas seksual mempunyai peranan penting terkena BV.


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Tindamax (prescribing information). San Antonio, Texas: Mission Pharma; 2018. https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?setid=a0d01539-8413-4703-94cc-d221918630a1.
Cleocin (prescribing information). New York, N.Y.: Pfizer; 2018. http://labeling.pfizer.com/showlabeling.aspx?id=627.
Flagyl (prescribing information). New York, N.Y.: Pfizer; 2018. http://labeling.pfizer.com/ShowLabeling.aspx?id=570.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app