Limfosit: Pengertian, Fungsi, Implikasi Klinis

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit
Limfosit: Pengertian, Fungsi, Implikasi Klinis

Limfosit adalah salah satu jenis sel darah putih yang ada dalam peredaran darah kita. Kita ketahui bahwa sel darah putih berfungsi membantu melindungi tubuh terhadap penyakit dan melawan infeksi. Begitu juga dengan fungsi limfosit ini.

Sekitar 15% sampai 40% dari sel-sel darah putih (leukosit) adalah limfosit, ini merupakan nilai normal pada manusia. Namun perlu diingat bahwa rentang yang disebutkan ini mungkin akan berbeda tergantung pada mesin yang digunakan untuk melakukan tes darah.

Pengertian Limfosit dan Karakteristik

Limfosit adalah salah satu jenis sel darah putih (leukosit). Limfosit berukuran kecil, biasanya memiliki diameter 7 sampai 8 mikrometer. Inti (nukleus) dari limfosit adalah terbuat dari kelompok besar benang tipis yang dikenal sebagai kromatin yang berwarna keunguan.

Seperti yang terlihat pada gambar, inti biasanya berbentuk bulat tapi bisa sedikit menjorok. Inti sel dikelilingi oleh sitoplasma berwarna biru muda yang tipis. Tidak seperti jenis leukosit lainnya, misalnya basofil dan eosinofil , sitoplasma limfosit biasanya tidak mengandung partikel yang berupa butiran-butiran kasar.

Limfosit plasma biru adalah limfosit dengan sitoplasma biru tua dan berukuran lebih besar. Inti terletak pada salah satu tepi sel, berbentuk bulat oval atau berbentuk ginjal. Limfosit plasma biru erat kaitannya dengan infeksi virus terutama virus dengue sehingga bisa membantu untuk menegakkan diagnosis demam berdarah dengue atau DBD.

Ada dua jenis limfosit yaitu limfosit T dan limfosit B. Sel T dan sel B berbeda dalam fungsi dan molekul yang ada di permukaannya.

Karakteristik dan Fungsi Limfosit T

Sel T (limfosit T) adalah jenis limfosit yang beredar melalui kelenjar timus dan telah berubah menjadi sel-sel yang dikenal sebagai thymocytes (sel-sel yang telah berkembang di kelenjar timus). Kelenjar timus adalah organ yang terletak di bagian atas dada dan sangat penting dalam memproduksi zat yang melindungi tubuh terhadap penyakit.
Ketika thymocytes terpapar antigen (zat/organisme asing misalnya bakteri dan virus), maka dengan cepat akan membelah dan menghasilkan sejumlah besar sel T baru yang sensitif terhadap jenis antigen. Lebih dari 80% dari limfosit dalam sirkulasi darah adalah limfosit T.

Ada dua jenis utama sel T, yaitu sel T killer "sel pembunuh" (juga dikenal sebagai Sel T sitotoksik) karena mereka menghasilkan zat kimia yang dikenal sebagai limfokin yang penting dalam membantu sel B menghancurkan zat-zat asing.

Jenis sel T satunya yaitu sel T helper. Sel T helper membantu sel T sitotoksik dalam melakukan kegiatannya dan membantu melindungi tubuh terhadap penyakit dengan cara lain.

Karakteristik dan Fungsi Limfosit B

Sel B (juga dikenal sebagai limfosit B) merupakan jenis limfosit yang beredar dalam darah orang dewasa. Sekitar 10% dari darah putih yang beredar adalah limfosit B.

Sel B ini berfungsi memproduksi protein yang dikenal sebagai antibodi yang kemudian berperan untuk membasmi mikroorganisme jahat yang telah dikenali sebelumnya.

Proses limfosit B melindungi tubuh seperti itu dikenal sebagai kekebalan humoral, karena sel-sel B melepaskan antibodi ke dalam cairan (juga dikenal sebagai humor) dari tubuh. Proses inilah yang telah dimanfaatkan sebagai upaya pencegahan penyakit infeksi melalui vaksinasi.

Sekitar 15% sampai 40% dari sel-sel darah putih yang limfosit. Hal ini penting untuk diingat bahwa rentang yang disebutkan di atas akan berbeda tergantung pada mesin yang digunakan untuk melakukan tes darah. Selalu menggunakan rentang normal dicetak pada laporan laboratorium untuk memutuskan apa kisaran normal.

Limfositosis - Jumlah Limfosit Tinggi

Ada banyak kemungkinan penyebab limfositosis, peningkatan sebesar 40% dianggap abnormal. Beberapa penyebab utama limfosit tinggi adalah flu dan cacar air. Penyebab lain limfositosis antara lain TBC, gondongan, rubella, varicella, batuk rejan, brucellosis, dan herpes simpleks.

Obat-obat tertentu juga dapat menyebabkan tingginya limfosit. Obat-obatan yang dimaksud antara lain: Dilantin dan Phenytoin, keduanya merupakan obat anti-kejang. Kejang adalah gerakan otot tak sadar dan / atau penurunan kesadaran lingkungan karena overexcitement dari sel-sel saraf di otak. limfosit tinggi juga terjadi setelah transfusi darah.

Limfositopenia - Jumlah Limfosit Rendah

Ada banyak kemungkinan penyebab untuk rendahnya limfosit. Seperti kita ketahui bahwa limfosit dibuat di sumsum tulang, jika ada masalah pada sumsum tulang atau aktivitas sumsum tulang berkurang, maka jumlah limfosit yang rendah dapat terjadi. Kerusakan sumsum tulang terjadi pada anemia aplastik.

Baca juga sel darah putih rendah: Leukopenia

Orang dengan penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome ) sering memiliki limfosit yang rendah. Steroid dapat menyebabkan penurunan limfosit yang abnormal. Beberapa gangguan yang mempengaruhi saraf dalam tubuh juga dapat menyebabkan limfositopenia. Contohnya adalah multiple sclerosis, myasthenia gravis, dan sindrom Guillain-Barre.


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app