Mitos dan Penyebab Masalah Seputar Ketombe Pada Rambut

Dipublish tanggal: Jun 18, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 4 menit
Mitos dan Penyebab Masalah Seputar Ketombe Pada Rambut

Hampir semua orang pasti mengalami rambut berketombe, karena ketombe mudah sekali muncul bahkan di rambut bersih. Lalu bagaimana mengatasinya? Untuk tahu lebih lanjut maka kenali dulu apa itu ketombe.

Bagaimana ketombe terbentuk?

Ketombe terbentuk karena adanya pengelupasan sel kulit mati berlebihan di kulit kepala. Sel-sel kulit yang mati yang terkelupas sebenarnya merupakan kejadian alami yang normal bila pengelupasan itu jumlahnya sedikit.

Ketombe menjadi masalah bila pengelupasan dialami secara terus menerus dalam jumlah yang besar yang diikuti dengan kemerahan dan iritasi. Diduga hal itu disebabkan oleh gangguan pada kelenjar penghasil minyak di kulit kepala, yang membuatnya terlalu banyak memproduksi minyak kulit.

Mitos seputar ketombe pada rambut

Terkadang kita memandang rendah kepada orang yang berketombe karena menganggap orang tersebut tidak bersih dan bisa menularkan ketombe kepada kita. Simaklah mitos berikut untuk memperluas pengetahuan Anda.

1. Ketombe terjadi karena rambut kotor

Faktanya, ketombe bisa saja muncul pada rambut yang kotor maupun bersih. Saat kelenjar minyak memproduksi minyak secara berlebih menciptakan tempat tinggal yang nyaman bagi jamur dan mendorong pertumbuhan mereka lebih cepat, sehingga memicu sel-sel kulit mati untuk mengelupas dengan lebih cepat.

Jadi, belum tentu penderita ketombe adalah orang yang kurang bersih, namun semua nya tergantung kepada jenis kulit kepala dan aktivitas masing-masing orang. Jika tipe kulit kepala Anda berminyak atau sering melakukan aktivitas di luar ruangan, kemungkinan timbulnya ketombe akan lebih besar.

2. Terlalu sering keramas menyebabkan timbulnya ketombe

Keramas bisa mengurangi kadar  minyak alami rambut. Kalau Anda ketombean, semakin jarang keramas justru akan memperparah ketombe Anda.

Minyak dan sel-sel kulit mati yang dibiarkan menumpuk di kulit kepala akan menyediakan bahan makanan tanpa batas untuk jamur penyebab ketombe.

Untuk menyingkirkan ketombe, sebaiknya Anda keramas setiap hari menggunakan shampoo khusus anti ketombe yang mengandung ketoconazole, selenium sulfide, atau zinc.

Bila tipe kulit kepala dan rambut Anda kering, jangan lupa untuk mengaplikasikan kondisioner anti ketombe sehabis penggunaan shampoo.

3. Ketombe bisa menular

Ketombe bukanlah penyakit menular. Di kulit kepala setiap orang terdapat jamur malassezia hidup, itu berarti setiap orang memiliki potensi yang sama besarnya untuk mengalami ketombe.

Jamur ini tidak akan menyebabkan masalah sama sekali. Namun risiko ketombe akan lebih besar dan mungkin berulang, jika kulit kepala Anda memiliki minyak berlebih. Kelenjar minyak di kepala akan memproduksi minyak ketika cuaca panas. Untuk menghindari produksi minyak berlebih, sebaiknya Anda menghindari kulit kepala terkena sinar matahari langsung.

4. Ketombe menyebabkan rambut rontok

Kerontokan rambut merupakan hal yang normal dan tidak hanya ditemukan pada orang-orang yang mengalami ketombe. Ketombe tidak menyebabkan kerontokan rambut, namun bisa saja kebiasaan berlebihan menggaruk kulit kepala yang gatal akibat ketombe menyebabkan kerontokan rambut.

Penyebab timbulnya ketombe

Mitos diatas menimbulkan banyaknya asumsi mengenai penyebab ketombe pada rambut. Menurut penelitian, berikut adalah penyebab sebenarnya timbulnya ketombe pada kulit kepala:

1. Cuaca Panas

Cuaca panas yang dirasakan kulit kepala membuat kelenjar minyak secara alami memproduksi minyak berlebih agar kulit kepala tidak kering. Saat kondisi berminyak ini, memungkinkan jamur bertumbuh dan berkembang menjadi ketombe.

2. Kulit kepala tidak kering sempurna

Kulit kepala yang tidak kering menyebabkan kelembaban yang berlebihan. Hal ini memicu timbulnya jamur penyebab ketombe. Dalam keadaan lembab dan tertutup, jamur dapat berkembang biak berkali-kali lebih cepat dan menyebabkan ketombe dalam waktu singkat.

3. Tidak cocok produk perawatan rambut

Penggunaan shampoo, conditioner, dry shampoo, hair spray, gel rambut dan lain sebagainya memiliki kandungan bahan kimia yang dapat menimbulkan jamur dan iritasi di kulit kepala. Selain itu, pencucian rambut yang kurang bersih juga menjadi alasan pemicu timbulnya ketombe.

4. Makanan tidak sehat

Seorang peneliti menjelaskan, makanan yang tinggi lemak jenuh bisa memicu produksi minyak berlebih yang bisa memperparah gejala ketombe. Maka dari itu, sebaiknya ganti makanan berlemak tinggi dengan sayur dan buah-buahan segar yang kaya akan zat besi, vitamin E, dan B. Juga, perbanyak makan makanan tinggi probiotik, seperti yogurt, untuk membantu mengendalikan pertumbuhan jamur.

5. Stres

Stres menurunkan imun atau pertahanan tubuh pada manusia dan menyebabkan segala penyakit dapat berkembang lebih cepat. Dalam keadaan normal, kulit kepala bisa menahan jamur penyebab ketombe secara alami karena adanya imun, namun jika kita mengalami stress, imun akan menurun dan jamur dapat berkembang biak dengan bebas.

Tips menjaga kulit kepala sehat tanpa ketombe

Setelah mengetahui penyebabnya, ketahui pula cara menghindari dan menyembuhkan ketombe di kulit kepala agar kembali percaya diri dengan penampilan Anda. Berikut adalah cara menjaga kulit kepala tetap sehat tanpa ketombe yang dapat Anda lakukan dengan mudah:

  1. Gunakan penutup kepala seperti topi atau payung saat berada di bawah sinar matahari
  2. Cuci rambut hingga bersih dari produk perawatan rambut yang digunakan
  3. Kenali jenis kepala Anda untuk memilih produk perawatan rambut yang tepat
  4. Jangan menutup kepala dalam keadaan rambut basah atau lembab seperti: penggunaan hijab, topi, atau mengikat rambut.
  5. Menjaga kebersihan kulit kepala dan rambut dengan keramas secara rutin dan juga mencuci rambut setelah melakukan kegiatan yang mengeluarkan keringat.
  6. Menjaga pola makan sehat dengan mengurangi lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar minyak di kulit kepala.
  7. Hindari stres berlebihan

5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app