Kenapa Bayi Sering Muntah?

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit
Kenapa Bayi Sering Muntah?

Tentu menjadi keheranan tersendiri bagi orang tua yang memiliki bayi sering muntah, rasa khawatir pasti menyelimuti jangan-jangan sang buah hati sedang mengalami kondisi yang berbahaya. Terlebih ketika ia tampak lemas, pucat, atau bahkan begitu rewel tidak seperti biasanya.

Ada banyak alasan kenapa seorang bayi sering mengalami muntah, mulai dari masalah sederhana ketika ia terlalu banyak minum susu, atau bisa jadi pertanda suatu kondisi yang serius seperti penyakit infeksi dan keracunan makanan.

Kita tahu bahwa sebagian besar bayi sering muntah dalam jumlah kecil dari waktu ke waktu, dan biasanya mengeluarkan beberapa susu ketika bersendawa. Hal ini dikenal sebagai possetting atau dalam masyarakat kita dikenal dengan istilah "gumoh", kondisi ini adalah wajar dan tidak perlu khawatir.

  • Gumoh Pada Bayi – Penyebab dan Cara Mengatasinya

Tapi jika bayi sering muntah, atau jika ia muntah dalam jumlah yang besar, tentu ini akan menimbulkan keprihatinan. Berikut beberapa kemungkinan penyebab kenapa bayi sering muntah dan kapan Anda harus khawatir.

Penyebab Bayi Sering Muntah

Refluks

Memiliki nama panjang gastro-esofagus reflux (GOR). Pada kondisi ini bayi mengalami muntah akibat terbukanya sfingter atau pintu yang menghubungkan esofagus dengan lambung, ketika pintu itu lemah dan terbuka, maka makanan beserta isi lambung lainnya akan kembali naik ke atas dan terjadilah muntah.

Reflux dapat menyebabkan bayi memuntahkan sedikit susu setelah menyusui, dan juga bisa menyebabkan cegukan. Terkadang bisa juga disertai dengan batuk ketika ada yang mengganjal pada tenggorokan. Hal ini adalah normal, dan inilah yang sering kita sebut dengan gumoh, selama bayi terlihat baik-baik saja, Anda tidak perlu khawatir.

Namun, kasus yang lebih parah dari refluks dapat menyebabkan bayi menjadi sakit yang ditandai dengan menangis dan batuk yang tak kunjung reda. Jika bayi tidak dapat minum atau makan dengan baik atau tampak rewel, maka konsultasikan dengan dokter. Dokter mungkin meresepkan antasida yang dirancang khusus untuk bayi, atau mungkin pengental yang dapat ditambahkan ke dalam ASI atau susu formula.

Alergi Susu Sapi atau Intoleransi

Jika bayi Anda alergi terhadap susu sapi, maka salah satu gejalanya adalah muntah. Hal ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap protein susu sapi yang menganggapnya sebagai zat berbahaya sehingga berusaha untuk dikeluarkan.

Pada intoleransi berarti dia memiliki kesulitan untuk mencerna laktosa, yang merupakan gula alami yang ada dalam susu. Protein susu sapi dan laktosa ditemukan di banyak susu formula dan juga produk susu lainnya, seperti keju dan yoghurt.

Jika bayi memiliki alergi susu sapi atau intoleransi laktosa, maka salah satu gejalanya adalah sering muntah setelah mengonsumsinya. Di samping itu ada gejala lain yang menyertai ketika bayi alergi susu seperti eksim, sakit perut, diare, sembelit, dan berat badan sulit naik.

Bagaimana solusinya?

Jika saat ini bayi hanya minum ASI dan sering mengalami gejala di atas, maka ibu harus menghindari susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu. Jika bayi diberi susu formula, maka berilah susu formula hypoallergenic atau yang mengandung rendah laktos (LLM). Bicarakan dengan dokter sebelum mencoba salah satu dari saran ini, karena tentu saja dokter akan memeriksa sang buah hati terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab pasti kenapa bayi sering muntah dan memutuskan solusi yang terbaik.

Gangguan Pencernaan

Jika muntah pada bayi terjadi secara tiba-tiba, atau jika ia juga mengalami mencret (diare), maka mungkin saja sedang terjadi masalah pada pencernaanya seperti gastroenteritis. Gastroenteritis dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.

Ketika bayi muntah dan berak berkali-kali (Muntaber) berarti bayi kehilangan cairan yang penting. Cairan ini harus diganti, untuk mencegah dehidrasi. Oleh karena itu, berikan bayi solusi rehidrasi oral (oralit), beberapa kali dalam satu jam. Anda dapat memberikannya bersama ASI atau susu formula. Ketika bayi tak dapat minum dan terlihat lemas segeralah mencari pertolongan medis.

Penyakit atau Infeksi

Penyakit atau infeksi pada bayi bisa menyebabkan muntah. Bayi sering muntah karena infeksi memiliki tanda-tanda atau gejala yang meliputi demam, kehilangan selera makan, rewel, lesu, ruam pada kulit, batuk, pilek dan hidung tersumbat.

Muntah juga bisa menjadi salah satu dari gejala penyakit seperti flu, demam berdarah, infeksi saluran kemih, dan infeksi telinga. Bayi sering muntah juga bisa menjadi gejala dari penyakit yang lebih serius seperti meningitis, yang membutuhkan pengobatan yang cepat.

Stenosis pilorus

Ini adalah penyakit langka yang dapat menyebabkan bayi sering muntah dalam waktu setengah jam setelah makan. Gejala stenosis pilorus muncul ketika bayi berusia sekitar enam minggu, tetapi bisa muncul setiap saat sebelum ia mencapai empat bulan. Stenosis pilorus terjadi karena otot mengendalikan katup yang menghubungkan lambung dan usus menjadi mengencang. Harusnya katup ini membuka dan menutup dengan lancar, namun pada kondisi ini katup selalu menutup sehingga makanan akan tetap bertahan dalam lambung yang lama kelamaan akan menyebabkan muntah. Biasanya ditangani dengan prosedur operasi.

Jika Anda masih bingung kenapa bayi sering muntah, maka sebaiknya periksakan ke dokter, terlebih ketika ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan seperti rewel, lemah, dan tampak sakit.


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Villarreal R, et al. (2018). Urticaria, nausea, and vomiting. (http://10.1016/j.anai.2018.09.393)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app