Jenis perkosaan dan dampak fisik dan mental bagi korban

Dipublish tanggal: Jul 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Jenis perkosaan dan dampak fisik dan mental bagi korban

Ada beberapa jenis pemerkosaan. Perkosaan adalah kejahatan kekerasan yang melibatkan tindakan seksual yang dilakukan pada satu orang oleh orang lain.

Perkosaan secara teknis didefinisikan sebagai penetrasi paksa (dengan bagian tubuh atau benda apa pun) termasuk hubungan anal, vagina atau oral. 

Perkosaan adalah ilegal meskipun tindakan seksual lainnya yang tidak melibatkan penetrasi, hal yang dipaksakan juga termasuk ilegal. 

Bentuk-bentuk pemerkosaan dapat ditentukan berdasarkan siapa yang melakukan pemerkosaan, siapa korban pemerkosaan dan tindakan spesifik yang terlibat dalam pemerkosaan tersebut. 

Beberapa jenis pemerkosaan dianggap jauh lebih parah daripada yang lain. 

Mengapa pemerkosaan dapat terjadi?

Sebagian besar kekerasan seksual sebenarnya terjadi di rumah korban atau pelaku kekerasan. Meskipun demikian, penculikan oleh orang asing seringkali merupakan awal dari pemerkosaan dan peluang untuk penculikan semacam itu dipengaruhi oleh lingkungan fisik. 

Lingkungan sosial dalam suatu komunitas, bagaimanapun, biasanya lebih penting daripada lingkungan fisik. 

Seberapa dalam keyakinan komunitas terhadap superioritas pria dan hak pria untuk berakar akan sangat memengaruhi kemungkinan terjadinya kekerasan seksual, seperti halnya toleransi umum dalam komunitas kekerasan seksual dan kekuatan sanksi terhadap pelaku. 

Pemerkosaan bahkan dapat terjadi di depan umum, dengan orang yang lewat menolak ikut campur. 

Pemerkosaan dapat terjadi karena beberapa faktor diantaranya: 

  1. Gangguan psikologis 
  2. Masa kecil
  3. Niat jahat
  4. Hawa nafsu 
  5. Emosi
  6. Kecanduan obat
  7. Kemiskinan

Apa saja yang efek yang ditimbulkan pada wanita?

Efek yang ditimbulkan akibat pemerkosaan dapat berdampak pada kondisi fisik sekaligus mental pada wanita. Efek ini tidak selalu mudah untuk ditangani, tetapi dengan bantuan dan dukungan yang tepat, mereka dapat dikelola. 

Mempelajari kondisi korban lebih banyak dapat membantu Anda menemukan bentuk perawatan terbaik untuk memulai proses penyembuhan.

Efek fisik dari pemerkosaan dapat muncul baik dari kekerasan seksual yang dipaksakan maupun yang tidak melibatkan paksaan, seperti pemerkosaan akibat pengaruh obat-obatan. 

Kekerasan seksual yang dipaksakan sering menyebabkan memar atau pendarahan yang terlihat di dalam dan di sekitar area vagina atau anal dan memar pada bagian lain dari tubuh karena kekerasan paksaan. 

Tetapi baik pemerkosaan yang dipaksakan maupun jenis lain dapat memiliki banyak konsekuensi fisik lainnya:

  1. Rasa nyeri pada alat kelamin
  2. Infeksi saluran kemih
  3. Kelainan rahim
  4. Kehamilan
  5. Penyakit menular seksual (PMS) - HIV, kutil kelamin, sifilis, gonore, klamidia, dan lain-lain

Korban mengalami efek psikologis pemerkosaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu konsekuensi psikologis paling umum dari pemerkosaan adalah menyalahkan diri sendiri. 

Korban menggunakan amarah dari diri sendiri sebagai alat penanganan berbasis penghindaran. Menyalahkan diri sendiri memperlambat atau menghentikan proses penyembuhan. Efek emosional dan psikologis umum lainnya dari pemerkosaan meliputi:

  1. Posttraumatic stress disorder (PTSD) - perasaan cemas dan stres yang hebat
  2. Depresi
  3. Niat bunuh diri
  4. Kilas balik - kenangan perkosaan seolah-olah itu terjadi lagi
  5. Gangguan kepribadian 
  6. Gangguan tidur
  7. Gangguan Makan
  8. Gangguan identitas disosiatif
  9. Kesalahan
  10. Ketidakpercayaan terhadap orang lain - gelisah dalam situasi sosial sehari-hari
  11. Marah
  12. Perasaan ketidakberdayaan pribadi 

Ketika seseorang menjadi korban kekerasan seksual, itu tidak hanya mempengaruhi korban, tetapi juga semua orang di sekitar mereka. Kekerasan seksual dapat mempengaruhi banyak orang dalam kehidupan korban / penyintas: orang tua, teman, pasangan, anak-anak, pasangan, teman sekelas dan / atau rekan kerja.

Buntut dari pemerkosaan melibatkan sekelompok efek fisik dan psikologis yang akut dan kronis

Penting bagi para korban untuk menerima perawatan komprehensif yang menangani efek pemerkosaan baik jangka pendek maupun jangka panjang saat mereka menjadi nyata. 

Seringkali hubungan intim korban, jika ada sebelum penyerangan, hancur dalam waktu satu tahun setelah pemerkosaan. Ini hanya menambah dampak psikologis dari perkosaan pada korban. 

Korban perkosaan yang sangat kejam, atau mereka yang diserang berulang kali atau pada usia yang sangat muda, mungkin perlu perawatan yang lebih panjang. 


1 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Sexual assault and posttraumatic stress disorder: A review of the biological, psychological and sociological factors and treatments. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2323517/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app