PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Jan 17, 2019 Update terakhir: Nov 9, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Setiap orang mungkin pernah mengalami trauma dengan kejadian-kejadian di masa lalu. Entah saat kehilangan orang yang dicintai, pernah mengalami kecelakaan parah, terkena bencana besar, dan sebagainya. Wajar saja jika Anda mengalami stres dan linglung ketika mengingat pengalaman pahit tersebut. Namun hati-hati, pahami kondisi kejiwaan Anda sendiri. Bila traumanya makin lama makin parah, waspada dengan gejala post-traumatic stress disorder (PTSD).

Apa itu post traumatic stress disorder?

Post-traumatic stress disorder (PTSD) atau dikenal juga dengan Gangguan Stres Pasca Trauma. PTSD adalah suatu kondisi kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh suatu kejadian mengerikan, baik dirinya sendiri yang mengalami ataupun menyaksikannya.

Apabila seseorang mengalami suatu kejadian traumatis, seseorang dapat mengalami kesulitan beradaptasi dan sulit melupakan kejadian tersebut. Kondisi ini bisa berlangsung dalam hitungan hari, bulan, atau bahkan tahunan, tergantung dari seberapa beratnya kejadian dan kondisi kejiwaan penderitanya. 

Bila rasa traumanya semakin lama semakin parah, apalagi sampai mengganggu aktifitas sehari-hari, maka bisa jadi orang tersebut mengidap PTSD.

Mengenai post traumatic stress disorder

Penyebab

Penyebab post-traumatic stress disorder (PTSD) ini biasanya terkait dengan kesehatan mental seseorang. Berikut ini beberapa penyebab PTSD, yaitu:

  • Adanya ketidaknormalan pada hormon stres: PTSD biasanya disebabkan oleh tingginya hormon stres yang dikeluarkan. Hal ini dipicu oleh stressor, yaitu peristiwa traumatis yang tersimpan di pikirannya.
  • Kondisi otak yang tidak normal: Ukuran dari hipokampus  lebih kecil dari seharusnya, sehingga tidak bisa menjalankan fungsinya secara sempurna.
  • Mekanisme perlindungan diri sendiri.

Selain itu, ada beberapa faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko post-traumatic stress disorder (PTSD) ini, antara lain:

  • Memiliki trauma jangka waktu panjang dan lama.
  • Mengidap gangguan kesehatan mental lainnya.
  • Kurangnya dukungan dari keluarga, teman, atau orang terdekat.
  • Mempunyai profesi yang dapat meningkatkan risiko kejadian traumatik.
  • Riwayat keluarga dengan PTSD.

Gejala

Tanda dan gejala gangguan stres pasca-trauma dapat mulai timbul dalam satu bulan dari peristiwa traumatik. Akan tetapi, gejala PTSD mungkin tidak muncul sampai beberapa tahun setelah kejadian tersebut.

Tanda dan gejala PTSD secara umum dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu:

  • Daya ingat terganggu
  • Sering menghindar
  • Muncul pikiran negatif
  • Suasana hati tidak stabil
  • Perubahan dalam reaksi fisik dan emosional.

Pencegahan post traumatic stress disorder

Sampai saat ini, belum ada cara khusus yang dapat mencegah PTSD. Hanya saja, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko PTSD, yaitu: 

  • Kelola stres.
  • Makan makanan bergizi seimbang
  • Penuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum 2-3 liter air setiap hari
  • Hindari merokok, kafein, alkohol, atau segala makanan dan minuman yang dapat meningkatkan suatu stres atau memperburuk kondisi Anda.

Jangan ragu untuk menemui dokter, baik psikiater atau dokter spesialis kejiwaan, bila Anda mencurigai mengalami gejala post-traumatic stress disorder.

Pengobatan post traumatic stress disorder

Post-traumatic stress disorder (PTSD) merupakan kondisi yang harus diperiksakan secara langsung ke dokter. Semakin lama dibiarkan, gejala PTSD bisa semakin parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Berikut adalah beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi gejala PTSD, yaitu:

  • Pemeriksaan fisik
  • Evaluasi psikologis. Biasanya mencakup diskusi tentang tanda dan gejala pasien serta peristiwa traumatik yang dialami.
  • Kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Dipublikasikan oleh American Psychiatric Association, berguna untuk membantu menegakkan suatu diagnosa mengenai kesehatan mental seseorang.

Anda tidak perlu khawatir dulu mengenai pemeriksaan apa saja yang akan dijalani. Tentunya, pemeriksaan yang dilakukan akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kejiwaan masing-masing pasien.

Perlu diketahui juga, bila tanda dan gejala PTSD yang berlangsung kurang dari 4 minggu setelah kejadian traumatis, maka tanda dan gejala tersebut masih tergolong ringan. Sedangkan, bila gejalanya sudah berlangsung lebih dari 4 minggu, maka barulah PTSD digolongkan sebagai kategori berat. Oleh sebab itulah, diperlukan observasi secara mendalam untuk menilai apakah kondisi PTSD mengarah kepada perbaikan atau justru perburukan.

Gejala PTSD ringan sebetulnya tidak membutuhkan penanganan. Sebab biasanya, gejala-gejala tersebut dapat pulih seiring berjalannya waktu. Tetapi, apabila gejala PTSD semakin parah, maka sebaiknya segera periksakan diri Anda ke dokter.

Dokter dapat merekomendasikan beberapa pilihan terapi, yaitu terapi dengan obat – obatan, terapi psikologis, atau kombinasi keduanya. Pilihan terapi psikologis tersebut, antara lain:

  • Terapi kelompok
  • Terapi desensitisasi gerakan mata dan pemprosesan ulang (eye movement desensitisation and reprocessing /EMDR)
  • Terapi perilaku kognitif 
  • Terapi penyingkapan (exposure therapy)

Sementara untuk jenis obat-obatannya, Anda mungkin akan diberikan antidepresan, anti kecemasan, atau prazosin. Pilihan obat yang diberikan nantinya akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan Anda setelah diperiksa oleh dokter.


18 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Yehuda, R., & Golier, J. (2009). Is there a rationale for cortisol-based treatments for PTSD? [Editorial]. Expert Reviews Neurotherapeutics 9(8), 1113-1115 (https://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.1586/ern.09.79)
Where to get help for PTSD. (2018, May 9) (https://www.ptsd.va.gov/public/where-to-get-help.asp)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app