Jahe Efektif Untuk Berhenti Merokok

Dipublish tanggal: Jun 20, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Jahe Efektif Untuk Berhenti Merokok

Apakah Anda seorang perokok dan sedang dalam proses berhenti merokok? Mungkin saat ini Anda sedang dalam kebimbangan tentang bagaimana lagi cara yang harus dilakukan untuk berhenti merokok. 

Berhenti merokok memang termasuk suatu tantangan terbesar bagi para perokok, prosesnya cukup panjang dan tidak hanya dalam semalam. 

Salah satu proses yang bisa anda coba yaitu dengan menggunakan bahan-bahan alami.  Bagaimana jika tidak berhasil? Tetap mencobanya berulang kali, karena berhenti merokok membentuk suatu kebiasaan yang baru.

Apa yang terjadi ketika Anda berhenti merokok?

Zat adiktif yang terkandung di tembakau memang akan menimbulkan rasa kecanduan yang membuat anda selalu menginginkan tembakau dalam porsi yang lebih banyak lagi.  

Efek kecanduan yang anda rasakan itu berasal dari dari nikotin. Nikotin sendiri dapat mengatur seberapa besar tingkat ketergantungan yang diberikan. Kemudian tubuh akan membentuk kebutuhan nikotin, seberapa banyak yang dibutuhkan tubuh setiap harinya.

Ketika anda berniat untuk mencoba berhenti dari kebiasaan merokok.  Beberapa gejala berikut akan muncul seperti mual, keringat yang berlebihan, rasa sakit kepala, bahkan gejala batuk dan sakit tenggorokan.  

Biasanya orang yang ingin berhenti dari kebiasaan merokok membutuhkan waktu 8 sampai 12 minggu untuk mulai terbiasa tidak menghisap rokok. Memang bukan waktu yang sebentar, tetapi tidak ada salahnya untuk dicoba. Gejala-gejala fisik yang ditimbulkan ketika Anda berhenti merokok memang tidak mengenakkan, tapi gejala tersebut juga tidak akan lama..

Perlukah mempertimbangkan penggunaan jahe untuk berhenti merokok ?

Jahe memiliki khasiat yang cukup banyak, terutama dalam menyembuhkan penyakit pencernaan seperti mual, muntah, kehilangan nafsu makan dan nyeri.   Jahe dapat juga dikonsumsi untuk menambah daya tahan tubuh, terutama jika anda mengalami gejala flu, menstruasi, migrain, sakit dada, dan permasalahan pada pernapasan.

Senyawa phenolic yang terkandung pada jahe memiliki khasiat mengurangi rasa sakit terhadap iritasi yang terjadi pada sistem pencernaan.  Selain itu, jahe juga dapat menekan terjadinya kontraksi lambung. Jahe juga memiliki cara kerja menstimulasi air liur dan membantu dalam produksi empedu

Oleh karena itu, jahe sering digunakan untuk mengobati penyakit yang terkait dengan pencernaan. Mual adalah salah satu gangguan pada saluran pencernaan. Senyawa pada jahe memiliki target efek di otak dan sistem saraf untuk mengontrol terjadinya rasa mual. 

Bahkan, jahe juga sempat digunakan untuk menjadi obat pereda rasa mual akibat efek samping dari pengobatan kimia pada penderita kanker.

Anda juga bisa mengatasi rasa sakit kepala yang timbul dengan menggunakan jahe, karena jahe dipercaya mampu mengurangi efek rasa sakit. Penelitian yang dilakukan University of Georgia yang melibatkan relawan sekitar 74 orang, disimpulkan bahwa penggunaan harian suplemen jahe dapat mengurangi 25 persen rasa sakit yang timbul akibat olahraga berat. 

Gejala sakit pernapasan seperti batuk yang muncul setelah berhenti merokok kemungkinan besar dapat diredakan dengan jahe, karena jahe sendiri bisa obat alternatif untuk mengurangi rasa sakit yang timbul pada penderita bronkitis.

Bagaimana cara mengonsumsinya?

Untuk mengatasi gejala fisik yang muncul akibat berhenti merokok, bisa menggunakan teh jahe.   Selain menangkal dan mengurangi rasa mual dan sakit yang timbul, jahe juga berfungsi membantu proses detoksifikasi tubuh dari racun-racun yang menginfeksi tubuh. 

Jika Anda tidak ingin yang cara mengkonsumsi yang rumit, anda bisa mencoba membuat kapsul jahe. Namun, sama halnya dengan suplemen herbal lainnya, terlebih dahulu konsultasikan dengan dokter anda.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
de mesquita, Maria & Silva, Margarida & Moncada, Margarida & Bernardo, Alexandra & Silva, Maria & Proença, L.. (2018). Effect of a Ginger Infusion in Smokers with Reduced Salivary Flow Rate. International Journal of Clinical Research & Trials. 3. 121. 10.15344/2456-8007/2018/121.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/327345079_Effect_of_a_Ginger_Infusion_in_Smokers_with_Reduced_Salivary_Flow_Rate)
Najim, A.. (2017). Potential health benefits and scientific review of ginger. Journal of Pharmacognosy and Phytotherapy. 9. 111-116. 10.5897/JPP2017.0459.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/318793373_Potential_health_benefits_and_scientific_review_of_ginger)
Bhatt, Neeru & Waly, Mostafa & Musthafa, Mohamed Essa & Ali, Amanat. (2013). Ginger: A functional herb.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/257416254_Ginger_A_functional_herb)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app