Upper Respiratory Tract Infection - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 28, 2019 Update terakhir: Nov 9, 2020 Waktu baca: 3 menit

Pernahkah kamu mendengar istlah ISPA ? ISPA merupakan kepanjangan dari istilah Infeksi Saluran Pernafasan Atas. Nah begitu kamu mendengar kepanjangan dari istilah ISPA, tentunya kamu akan paham topik yang akan kita bahas kali ini.

Topik kali ini apalagi kalo bukan bahasan mengenai adanya gangguan yang terjadi pada saluran pernafasan atas manusia. Untuk menambah wawasanmu mengenai topik satu ini, yuk langsung saja simak artikel dibawah ini.

Apa yang dimaksud dengan ISPA ?

ISPA atau Infeksi saluran pernafasan atas ialah suatu keadaan infeksi yang terjadi pada saluran pernafasan seseorang di bagian penafasan atasnya. 

Umumnya ISPA merupakan suau keadaan infeksi akut dimana kebanyakan menyerang bagian atas pernafasan seperti trakea atau pipa pernafasan, sinus, hidung, faring dan laring.  Infeksi ISPA tentunya akan membawa gangguan pada proses pernafasan si penderitanya. 

Infeksi ISPA sebaiknya harus segera ditangani oleh team medis karena bila tidak, infeksi ISPA dapat menganggu seluruh sistem pernafasan para penderitanya dan menyebabkan tubuh si penderita mengalami kekurangan oksigen. 

Bila terus didiamkan, ISPA juga dapat berdampak sangat serius hingga dapat menyebabkan kematian seseorang.

ISPA merupakan salah satu penyakit yang menular dan proses penularannya pun sangatlah cepat. 

ISPA biasanya disebabkan oleh adanya virus atau bakteri yang terhirup secara tidak disengaja oleh para penderitanya ketika mereka bernafas dan dapat juga ditularkan dengan cara batuk atau bersin dari si penderita ke lingkungan sekitar sehingga dapat dengan mudah menyebabkan orang lain yang ada disektarnya untuk tertular juga penyakit ISPA. 

Penyebab ISPA sendiri umumnya dikategorikan menjadi 3 kategori virus yaitu Adenovirus yang adalah sebutan untuk kumpulan lebih dari 50 virus yang biasanya menyebabkan gangguan proses pernafasan sehingga menyebabkan si penderitanya juga mengalami penyakit pilek, pneumonia dan bronkitis.  

Kategori kedua ialah Rhinovirus yang ialah virus yang menyebabkan penyakit pilek namun bila terkontaminasi pada penderita dengan sistem imun yang lemah seperti pada anak anak maka penyakit pilek ringan akan berubah menjadi penyakit ISPA yang dapat membahayakan sistem pernafasan si kecil. 

Kategori ISPA yang ketiga ialah Pneumokokus. Bakteri dan virus pada jenis pneumokokus biasanya akan mengakibatkan para penderitanya terkena penyakit meningitis.

Walaupun terdengar sangat berbahaya namun jangan buru buru khawatir karena penyakit ISPA biasanya hanya akan menghinggapi mereka yang memiliki daya imun dan sistem kekebalan tubuh yang lemah sehingga virus dan bakteri dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh mereka. 

Merokok aktif dan pasif juga akan lebih rentan dan beresiko mengalami penyakit ISPA mengingat sistem pernafasan para perokok yang sudah terganggu dan tidak sebersih mereka yang tidak merokok sehingga sistem filter akan virus dan bakteri yang masukpun sudah tidak sebaik mereka yang hidupnya bersih dari merokok. 

Penularan yang terjadi pada para pasien ISPA ke orang orang di sekitarnya ternyata dapat juga melalui sentuhan langsung seperti sentuhan terhadap benda benda yang sudah terkontaminasi virus dan bakteri penyebab penyakit ISPA.

Mereka yang banyak berhubungan dengan para pasien ISPA juga harus menggunakan sarung tangan ketika ingin melakukan kontak langsung dengan para pasien penderita ISPA.

Terdapat beberapa gejala yang dapat menunjukan bahwa seseorang sedang mengidap penyakit ISPA seperti sering bersin bersin disertai hidung yang terus berair, terasa adanya gangguan pada paru paru, hidung tersumbat, batuk batuk, tenggorkan terasa sakit serta tubuh terus terasa lelah disertai demam dan pusing kepala. 

Biasanya gejala tersebut akan membaik dengan sendirinya bila imun tubuh kembali meningkat dalam waktu 7 hari

Namun bila dalam seminggu tidak ada perbaikan maka keadaan akan bertambah buruk dan akan muncul gejala kedua seperti penderita mengalami kesulitan dalam bernafas diserta demam yang tinggi dan rasa mengigil, tingkat oksigen dalam tubuhpun menurun dan menyebabkan si penderita pingsan.

Bila sudah berada d tahap gejala yang serius, sebaiknya penderita segera memeriksakan diri ke dokter terdekat untuk mendapatkan pengobatan yang memang cocok dengan kondisi tubuh si penderita. 

Ingatlah untuk selalu menjaga pola hidup yang sehat dan tidak merokok, banyak berolahraga serta mengkonsumsi makanan kaya serat dan vitamin agar tubuh tetap fit dan imun tubuh tetap terjaga baik agar terhindar dari segala macam jenis penyakit. 


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Tidy, C. Patient (2016). Lower Respiratory Tract Infection in Children. (https://patient.info/doctor/lower-respiratory-tract-infection-in-children)
Balentine, et al. MedicineNet (2017). Upper Respiratory Tract Infection. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532961/)
Mayo Clinic (2017). Diseases and Conditions. Pneumonia. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pneumonia/symptoms-causes/syc-20354204)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app