Gigi Copot Tiba-tiba ? Mungkin Karena Anda Sedang Stres

Dipublish tanggal: Agu 10, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Gigi Copot Tiba-tiba ? Mungkin Karena Anda Sedang Stres

Stres dapat dialami oleh siapa saja dan penyebabnya ada berbagai macam. Kehidupan sehari-hari Anda seperti bekerja yang memberikan tekanan pekerjaan tinggi, atau mahasiswa sedang menjalani skripsi, bahkan kisah percintaan dengan pasangan Anda bisa menyebabkan stres. 

Dampak dari stres juga berbagai macam, mulai dari sakit kepala hingga menyebabkan tensi darah Anda naik. Tapi ternyata, stres berat yang terus-menerus juga dapat mengganggu kesehatan gigi bahkan menyebabkan gigi copot atau ompong. Apakah benar ? Bagaimana hal itu bisa terjadi ? Berikut ini adalah penjelasannya.

Bagaimana bisa stress mengakibatkan gigi Anda copot atau ompong ?

Saat stress, sebagian orang akan merespon dengan cara yang berbeda. Ada sebagian orang yang ketika hatinya merasa dongkol atau mengalami stress terus-menerus yang membebani pikirannya, akan mengepalkan rahangnya dengan kuat. Hal ini mereka lakukan biasanya untuk menahan rasa amarah atau dongkol dan stress yang sedang mereka hadapi. 

Kebiasaan tersebut sebenarnya tidak baik karena dapat merusak kesehatan rahang dan gigi. Begitu pula dengan kebiasaan orang melakukan bruxism. Bruxism adalah kebiasaan menggemeretakkan gigi-gigi, baik secara sadar atau tidak sadar. Saat beraktivitas maupun saat sedang tidur. 

Beberapa orang yang memiliki kebiasaan bruxism, ketika dilanda stress, kebiasaannya tersebut akan meningkat sebagai respon spontan. Hal ini akan merusak gigi Anda karena membuat gigi menjadi semakin longgar dari kantung gusinya dan menghancurkan tulang penyangga gigi. Selain itu, juga merusak lapisan enamel gigi Anda dan menyebabkan gigi mudah copot.

Dampak dari kebiasaan bruxism ini gigi tidak hanya menyebabkan gigi mudah copot. Namun, jika ini terus berlanjut, dapat mengakibatkan bagian rahang Anda terkena sindrom TMJ. 

Sindrom ini merupakan jenis gangguan di daerah persendian temporomendibular pada bagian rahang. Sindrom ini menyebabkan rasa teramat sakit, bahkan dapat menjalar hingga ke bagian wajah serta bagian telinga Anda.

Selain itu, stres juga mengakibatkan gusi mudah berdarah

Stres dapat membuat orang merasa ingin melampiaskannya dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan merokok, terutama laki-laki. Merokok biasa dilakukan ketika seseorang merasa stres, untuk melampiaskannya mereka akan merokok bahkan bisa menghabiskan lebih banyak batang rokok dari biasanya. 

Ada juga sebagian orang yang mengalami stres, menjadi tidak nafsu makan dan malas makan. Namun, kedua hal tersebut tidak baik karena menjadi faktor utama penyebab gusi mudah berdarah. 

Zat kimia berbahaya yang terkandung dalam rokok dan juga kondisi tubuh yang kekurangan asupan nutrisi akibat jarang makan. Selain itu, perubahan produksi hormon juga dapat menyebabkan gusi mudah berdarah karena adanya produksi berlebihan dari hormon stres (kortisol).

Kadar hormon stres yaitu kortisol yang tinggi sudah sejak lama terbukti berhubungan dengan tingginya risiko gusi mudah berdarah serta penyakit gusi (gingivitis). Penyakit gusi/periodontitis merupakan penyebab utama gigi copot pada orang dewasa. 

Juga telah banyak studi yang berhasil membuktikan bahwa penyakit gusi ternyata dapat disebabkan oleh stres, karena stres dapat menurunkan kekebalan tubuh dan membuatnya menjadi rentan terserang infeksi bakteri penyebab penyakit gigi dan gusi.

Stres berat menyebabkan seseorang mengabaikan kebersihan dirinya

Stres yang melanda dapat menyebabkan seseorang menjadi malas melakukan aktivitas apapun, termasuk, makan, mandi, sikat gigi, apalagi pergi ke dokter. Hal ini menyebabkan terjadinya penumpukan bakteri di tubuh dan mulut yang lama-kelamaan dapat mengakibatkan infeksi gusi dan juga peradangan pada gusi. 

Seperti yang telah dibuktikan oleh sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2009, dimana seseorang yang stres/depresi dan mengabaikan kebersihan mulutnya akan lebih berisiko mengalami gigi copot/ompong.

Tidak semua orang yang stres mengalami gigi copot

Janet Zaiff, DDS, dokter gigi di New York, mengungkapkan bahwa ketika menggabungkan 3 faktor tadi, yaitu bruxism (kebiasaan menggemeretakkan gigi), penyakit gusi (periodontitis) serta kurangnya kebersihan gigi, memungkinkan terjadinya gigi copot terutama saat Anda mengalami stres (Dikutip dari Reader’s Digest). 

Akan tetapi, dampak mengerikan dari stres ini termasuk langka dan jarang terjadi. Jikalau terjadi, gigi copot tidak akan langsung terjadi secara tiba-tiba/dalam semalam saja.

Ini dibenarkan oleh dr. Ronald Burakoff (kepala departemen Kesehatan Gigi di North Shore University Hospital, New York) yang berkata pada Live Science, bahwa memang kebiasaan bruxism dan adanya periodontitis pada orang yang sedang stres bisa memicu terjadinya gigi copot/ompong. 

Namun, beliau mengatakan bahwa stres bukan penyebab langsung/utama dari gigi copot, harus ada penyakit bawaan yang menjadi faktor utamanya tadi.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
6 Ways Stress Can Affect Your Oral Health. Healthgrades. (Accessed via: https://www.healthgrades.com/right-care/oral-health/6-ways-stress-can-affect-your-oral-health)
Vasiliou, A., Shankardass, K., Nisenbaum, R., & Quiñonez, C. (2016). Current stress and poor oral health. BMC oral health, 16(1), 88. https://doi.org/10.1186/s12903-016-0284-y. National Center for Biotechnology Information. (Accessed via: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5010733/)
How to Keep Stress From Wrecking Your Mouth. WebMD. (Accessed via: https://www.webmd.com/oral-health/stress-teeth#1)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app