HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Supracondylar Fracture - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 30, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Fraktur supracondylar adalah cedera pada humerus, atau tulang lengan atas, pada titik tersempitnya, tepat di atas siku. Fraktur dalam bahasa awam adalah patah tulang. Fraktur supracondylar adalah salah satu tipe cedera lengan atas yang sering terjadi pada anak-anak. Fraktur ini relatif jarang terjadi pada orang dewasa.

Fraktur supracondylar dikelompokan menjadi dua tipe jenis fraktur menggunakan sistem Gartland. Sistem Gartland dikembangkan oleh Dr. J.J. Gartland pada tahun 1959.

  • Jenis yang pertama adalah fraktur supracondylar ekstensi, dimana posisi sendi sendi siku terbuka saat Anda mengalami cedera. Fraktur jenis ini mencakup 95% dari keseluruhan fraktur supracondylar.
  • Jenis yang kedua adalah fraktur supracondylar fleksi,  dimana posisi sendi sendi siku melipat saat Anda mengalami cedera. Jenis fraktur ini jarang terjadi.

Fraktur ekstensi selanjutnya diklasifikasikan menjadi tiga jenis utama tergantung pada pergeseran tulang lengan atas (humerus):

  • tipe 1: tulang lengan atas tidak bergeser
  • tipe 2: pergeseran tulang lengan atas yang sedang
  • tipe 3: pergeseran tulang lengan atas yang parah

Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, fraktur supracondylar dapat menyebabkan terjadinya komplikasi berupa cedera pada saraf dan pembuluh darah, atau penyembuhan yang tidak sempurna sehingga menyebabkan tulang menjadi bengkok (malunion).

Apa penyebab terjadinya Fraktur Supracondylar?

Fraktur supracondylar adalah salah satu tipe cedera lengan atas yang sering terjadi pada anak-anak. Fraktur supracondylar paling sering disebabkan oleh jatuh dengan posisi siku terentang atau pukulan langsung ke siku.

Gejala fraktur supracondylar

Gejala fraktur supracondylar meliputi:

  • rasa nyeri hebat yang muncul secara tiba-tiba di daerah siku dan lengan bawah
  • terdengar suara patahan saat mengalami cedera
  • pembengkakan di sekitar siku
  • sensasi mati rasa di tangan
  • ketidakmampuan untuk bergerak atau meluruskan lengan

Bagaimana cara mencegah terjadinya fraktur supracondylar?

Fraktur supracondylar pada humerus adalah cedera pada siku anak-anak yang paling sering terjadi. Untuk mencegah terjadinya fraktur, disarankan agar lebih berhati-hati dalam beraktivitas dan menggunakan pengaman saat berkendara maupun saat melakukan olahraga yang melibatkan kontak fisik.

Untuk mencegah terjadinya komplikasi, disarankan bagi Anda untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika terjadi cedera pada daerah siku dengan gejala-gejala yang mengarah ke fraktur supracondylar. Dengan penanganan awal yang adekuat, fraktur supracondylar tidak akan menimbulkan komplikasi apapun di kemudian hari.

Diagnosa

Untuk mendiagnosa terjadinya fraktur supracondylar, Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mencari tanda-tanda dari fraktur, yang secara umum meliputi:

  • nyeri tekan di sekitar siku
  • memar atau bengkak
  • keterbatasan rentang gerak
  • kemungkinan kerusakan saraf dan pembuluh darah
  • hambatan aliran darah yang ditunjukkan oleh perubahan warna tangan
  • cedera pada tulang lengan bawah

Jika pemeriksaan fisik menunjukkan kemungkinan terjadinya fraktur, dokter akan melakukan pemeriksaan X-ray untuk menentukan lokasi terjadi fraktur. Pemeriksaan X-ray dapat dilakukan untuk membedakan fraktur supracondylar dari kemungkinan jenis cedera lainnya.

Pada anak-anak yang sangat kecil, tulang mungkin tidak cukup mengeras untuk terlihat baik pada pemeriksaan X-ray.Oleh karena itu, dokter akan meminta pemeriksaan X-ray pada lengan yang lain untuk membuat perbandingan.

Penanganan fraktur supracondylar

Fraktur ringan

Pada fraktur ringan, dokter biasanya akan memasang gips, untuk mengurangi pergerakan sendi agar dapat mendukung proses penyembuhan tulang yang patah. Pada kasus ringan, operasi umumnya tidak dilakukan.

Sebelum memasang gips, dokter akan melakukan reposisi tulang untuk mencegah terjadinya malunion. Reposisi tulang akan dilakukan dibawah penggunaan obat bius agar Anda atau anak Anda tidak merasa nyeri.

Fraktur lebih parah

Pada fraktur yang menyebabkan cedera parah, operasi mungkin diperlukan. Ada dua jenis operasi utama:

  • Closed reduction with percutaneous pinning. Prosedur ini dilakukan dengan pemasangan besi yang disebut dengan pin. Pin akan dipasang pada kedua sisi daerah yang mengalami cedera, menembus kulit dan otot.
    Kemudian pada pin yang berada di luar tubuh akan dipasang plat untuk menstabilkannya. Pemasangan pin akan dilepas dan diganti menjadi gips setelah tulang sudah mulai menyatu yang dapat dipantau melalui pemeriksaan X-ray. Operasi ini adalah prosedur yang paling sering dilakukan pada kasus yang parah.
  • Open reduction with internal fixation (ORIF). Jika terdapat  kerusakan pada saraf atau pembuluh darah dan kemungkinan terjadinya infeksi, maka akan dilakukan ORIF.

2 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
William Morrison, MD, Supracondylar Fracture (https://www.healthline.com/health/supracondylar-fracture), 18 December 2017.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app