Dampak Kekerasan Terhadap Anak

Tidak hanya masa kecil, ketika beranjak remaja dan dewasa, mereka juga dapat mengalami trauma yang berkepanjangan dimana akan berakibat fatal bagi kehidupan mereka apabila tidak mendapat pertolongan.
Dipublish tanggal: Jul 4, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Okt 14, 2019 Waktu baca: 3 menit
Dampak Kekerasan Terhadap Anak

Masa anak-anak merupakan masa yang rentan bagi anak-anak mengalami kekerasan yang akan berdampak pada masa remaja dan dewasanya.

Penanganan yang tidak serius mengenai kekerasan terhadap anak dapat menimbulkan berbagai dampak yang bersifat negatif yang akan mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis anak-anak yang menjadi korban kekerasan. 

Yang tidak pernah terpikirkan adalah bahwa dampak kekerasan yang dialami oleh seorang anak dapat bersifat permanen, dimana akan mengganggu kehidupan anak dimasa yang akan datang. 

Banyak korban yang sulit menikmati masa anak-anak mereka karena tidak adanya penanganan yang serius terhadap hal tersebut. 

Tidak hanya masa kecil, ketika beranjak remaja dan dewasa, mereka juga dapat mengalami trauma yang berkepanjangan dimana akan berakibat fatal bagi kehidupan mereka apabila tidak mendapat pertolongan. 

Dampak yang ditimbulkan oleh kekerasan meliputi beberapa aspek berikut ini: 

Dampak kekerasan pada tumbuh kembang anak 

Kekerasan pada anak-anak di usia yang sangat muda dapat mempengaruhi kecepatan perkembangan otak karena akan mengakibatkan beberapa masalah kesehatan seperti:

Terlambatnya perkembangan otak; kemampuan sosial, emosional dan kognitif yang tidak seimbang dimana anak tidak mampu lagi berkomunikasi serta bersosialisasi dengan baik dengan lingkungan sekitarnya; mengalami gangguan bahasa yang spesifik; tidak dapat menggunakan indera penglihatan, bicara dan pendengaran dengan baik.  

Memiliki resiko yang tinggi untuk mengalami beberapa penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, paru-paru kronis, hati, berat badan, hipertensi, dan asam urat. 

Tidak hanya itu, kekerasan terhadap anak juga dapat mengakibatkan anak mempunyai kebiasaan untuk merokok, memiliki ketergantungan yang tinggi pada alkohol dan penyalahgunaan narkotika. 

Hal-hal tersebut dapat terjadi ketika anak membutuhkan pelarian atau ingin terbebas dari rasa sakit yang mereka alami. 

Dampak kekerasan terhadap kesehatan mental anak 

Kekerasan pada mental anak mempengaruhi rasa kepercayaan diri dimana mereka akan menemukan kesulitan ketika ingin mengekspresikan apa yang mereka rasakan. Anak-anak cenderung merasa ketakutan dan kehilangan kepercayaan terhadap orang dewasa.

Anak-anak berisiko mengalami gangguan kecemasan dan depresi apabila kekerasan pada mereka tidak segera ditangani dan dibiarkan terus berlanjut.

Dampak kekerasan yang mempengaruhi kesehatan mental seorang anak meliputi: pemisahan diri dari kelompok sosial yang membuat anak-anak membentuk pertahanan alam bawah sadar terhadap peristiwa menakutkan yang telah ia alami (disosiasi). 

Mengalami serangan panik yang ditimbulkan oleh trauma akan kejadian dimasa lalu, mengalami kesulitan fokus dan tidur, penurunan nafsu makan, risih terhadap sentuhan fisik, besarnya keinginan untuk melukai diri sendiri termasuk bunuh diri. 

Dampak kekerasan terhadap kesehatan fisik anak 

Kondisi fisik seorang anak menjadi sinyal yang kuat yang dapat menunjukkan apakah anak tersebut mengalami kekerasan atau tidak. 

Meskipun tidak semua tanda fisik pada seorang anak dikategorikan sebagai akibat dari kekerasan, dengan menyadari sebuah tanda maka akan lebih mudah untuk memberikan penanganan yang serius. 

Karena terkadang anak-anak tidak menyadari apa yang mereka alami sebenarnya merupakan sebuah kekerasan fisik yang dapat membahayakan diri mereka sendiri. Hal tersebut membuat orang lain kesulitan memutuskan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk menolong mereka. 

Beberapa dampak kekerasan terhadap kesehatan fisik seorang anak dapat diidentifikasikan dengan adanya memar, bengkak, keseleo atau patah tulang, luka bakar, kesulitan berjalan atau duduk, nyeri atau pendarahan di area reproduktif, penyakit menular seksual, dan masalah kebersihan yang buruk. 

Rasa takut dan ketidakpercayaan diri pada anak korban kekerasan mengakibatkan orang lain sulit untuk melihat berbagai tanda kekerasan yang mereka alami. Hal ini membuat mereka akan semakin lama berada dalam kondisi yang tidak baik karena tidak mendapat penanganan yang serius. 

Bantulah anak yang menjadi korban kekerasan 

Akibat dari terlambatnya penanganan akan kekerasan terhadap anak tidak hanya berdampak anak itu sendiri, tetapi juga pada lingkungan tempat ia tinggal. Dengan adanya Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA), anda dapat membantu melepaskan anak dari kekerasan yang dialaminya. 

Cukup dengan menghubungi nomor 082125751234 atau hubungi nomor darurat 112 Anda sudah berkontribusi menyelamatkan anak-anak dan perempuan dari kekerasan yang akan mereka alami. 


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Violence against children. World Health Organization (WHO). (https://www.who.int/health-topics/violence-against-children#tab=tab_1)
Violence against Children Surveys. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (https://www.cdc.gov/violenceprevention/childabuseandneglect/vacs/index.html)
Violence against Children: A Challenge for Public Health in Pakistan. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2753994/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app