Cyclobenzaprine: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 13, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Mei 6, 2019 Waktu baca: 3 menit

Cyclobenzaprine Merupakan obatan untuk relaksasi otot digunakan untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang diakibatkan oleh keseleo atau cedera otot lainnya.

Cyclobenzaprine bekerja pada sistem saraf pusat dengan cara menghalangi impulsi saraf atau sensasi nyeri yang dikirim ke organ otak pasien.  Biasanya obat ini diresepkan dokter bersamaan dengan terapi fisik dan istirahat untuk mengobati kondisi otot seperti nyeri atau cedera.

Cyclobenzaprine digolongkan sebagai obat antidepresan sehingga pengunaannya harus dengan pengawasan dokter.

Efek samping Cyclobenzaprine

Sama seperti obat lainnya, Cyclobenzaprine juga dapat menimbulkan efek pada beberapa pasien. Segera hentikan pengobatan Cyclobenzaprine jika pasien mengalami reaksi alergi dan hubungi bantuan medis terdekat.

Reaksi alergi serius dapat berupa namun tidak terbatas pada:

  • Ruam kemerahan
  • Kesulitan bernapas
  • Pusing yang berat
  • Bengkak pada wajah, lidah dan tenggorokkan

Beberapa efek samping yang sering ditemui antara lain:

Namun jika efek samping tidak kunjung membaik atau bahkan memburuk, segera hubungi tenaga medis terdekat.

Beberapa efek samping  cukup serius yang mungkin mucul adalah:

  • Nyeri dada
  • Masalah buang air kecil
  • Perubahan suasana hati atau perubahan mental yang tidak wajar seperi kebingungan atau halusinasi
  • Ritme jantung yang tidak biasa atau terlalu cepat
  • Demam
  • Kejang
  • Mati rasa mendadak atau kelemahan, gagap atau sulit bicara, masalah keseimbangan

Dosis Cyclobenzaprine

Pemberian dosis Cyclobenzaprine disesuaikan dengan diagnosa dokter kepada pasien, dokter mungkin menambah atau mengurangi dosis secara berkala untuk mendapatkan hasil terbaik.

Umumnya Cyclobenzaprine dikosumsi sekitar 2-3 minggu. Ikuti petunjuk yang ada pada label kemasan, jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa konsultasi dokter.

Jika selama 3 minggu, kondisi pasien tidak membaik atau bahkan memburuk, segera hubungi dokter. 

Jika pasien terlupa mengosumsi obat sesuai jadwal yang ditentukan, jangan menggandakan dosis pada jadwal minum obat berikutnya.

Jika terjadi kelebihan dosis, pasien wajib segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. 

Interaksi dengan obat lain

Selain dengan obat MAO inhibitor, Cyclobenzaprine juga mungkin dapat berinteraksi dengan obat OTC (Over-The-Counter), vitamin, produk herbal, terutama obat yang memberikan efek kantuk. Pasien wajib memberitahukan dokter semua obat, vitamin dan produk herbal yang sedang dikosumsi, terutama:

Beberapa obat lain juga mungkin dapat berinteraksi dengan Cyclobenzaprine dan menyebabkan serotonin syndrome yang dapat membahayakan jiwa pasien. Untuk memastikan caman untuk dikosumsi, pasien wajib memberitahu dokter mengenai riwayat penyakit, alergi dan obat yang sedang dikosumsi.

Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Penggunaan Cyclobenzaprine

Pasien tidak boleh menggunakan Cyclobenzaprine apabila memiliki riwayat alergi terhadap Cyclobenzaprine atau pasien:

Jangan menggunakan Cyclobenzaprine jika pasien dalam pengobatan MAO inhibitor selama kurun waktu 14 hari belakangan. MAO inhibitor termasuk selegiline, rasagiline, phenelzine, linezolid, isocarboxazid dan tranylcypromine. Interaksi obat dapat mengancam jiwa pasien.

Pasien wajib memberitahukan dokter jika sedang mengosumsi obat stimulasi, obat opioid, produk herbal atau jenis obat depresi , penyakit mental, penyakit Parkinson, sakit kepala migrai, obat pencegah muntah dan mual, atau obata infeksi serius. 

Konsultasikan kepada dokter jika mungkin pasien harus merubah jadwal konsumsi obat.

Untuk memastikan bahwa Cyclobenzaprine aman digunakan, pasien disarankan untuk memberitahu dokter jika memiliki riwayat:

Cyclobenzaprine tidak boleh digunakan untuk pasien dibawah usia 15 tahun. Sedangkan belum diketahui apakah Cyclobenzaprine dapat membahayakan janin dalam kandungan, beritahu dokter jika pasien sedang atau berencana untuk hamil.

Belum diketahui apakah Cyclobenzaprine  dapat disalurkan melalui ASI namun beberapa studi menunjukkan bahwa beberapa obat serupa terbukti dapat disalurkan melalui ASI sehingga Ibu menyusui juga kemungkinan tidak boleh mengosumsi Cyclobenzaprine, tanyakan dokter lebih lanjut mengenai resiko yang mungkin ada.



12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Cyclobenzaprine hydrochloride - cyclobenzaprine hydrochloride tablet, film coated. (2017). (https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?setid=592871f6-0eb2-4624-9e10-bd8bf767c002)
Fexmid - cyclobenzaprine hydrochloride tablet, film coated. (2018). (https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?setid=bb4e151d-a391-4c02-891b-a74af2a4dead)
Amrix - cyclobenzaprine hydrochloride capsule, extended release. (2016). (https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?setid=3902123b-1365-ac3c-0934-afff9eeeb1bd)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app