Cefoperazone: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 9, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Apr 17, 2019 Waktu baca: 4 menit

Definisi Cefoperazone

Satu lagi antibiotik golongan Cephalosporin generasi ketiga yang mungkin Anda temui saat Anda berobat ke rumah sakit yaitu Cefoperazone. Cefoperazone adalah antibiotik Cephalosporin generasi ketiga, yang dipasarkan oleh Pfizer dengan nama Cefobid. Cefoperazone adalah salah satu dari beberapa antibiotik Cephalosporin yang efektif dalam mengobati infeksi bakteri Pseudomonas yang biasanya tidak mempan terhadap antibiotik ini.

Berbeda dengan penggunaan antibiotik golongan Cephalosporin generasi ketiga yang lain, Cefoperazone sangat rentan terhadap Beta laktamase. Beta-laktamase adalah enzim yang dihasilkan oleh bakteri untuk menghancurkan antibiotik sehingga antibiotik tidak dapat bekerja. Oleh karena itu, biasanya di dalam sediaan Cefoperazone terkandung Sulbactam.

Sulbactam adalah obat yang bekerja sebagai penghambat Beta-laktamase. Oleh karena itu enzim yang dikeluarkan bakteri untuk merusak antibiotik (dalam hal ini Cefoperazone) tidak akan bekerja. Sebaliknya karena enzim yang berfungsi sebagai pertahanan bakteri tidak bekerja, makan Cefoperazone akan bekerja dengan menghambat proses pembentukan dinding sel bakteri dan akhirnya membunuhnya.

Antibiotik Cefoperazone injeksi tidak akan berfungsi untuk menghadapi pilek, flu, atau infeksi akibat virus. Menggunakan antibiotik ketika tidak diperlukan akan meningkatkan risiko terkena infeksi yang nantinya tidak mempan terhadap pengobatan antibiotik.

Mengenai Cefoperazone- Sulbactam

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Serbuk suntik

Kandungan:

Antibiotik sefalosporin

Indikasi penggunaan Cefoperazone- Sulbactam

Kombinasi Cefoperazone- Sulbactam aktif terhadap semua organisme yang sensitif terhadap Cefoperazone. Kombinasi tersebut juga menunjukkan aktivitas yang sinergis (kadar hambat minimum pada kombinasi menurun sampai empat kali lipat dibandingkan untuk masing-masing komponen) pada berbagai macam organisme, khususnya yang tertera dibawah ini: Haemophilus influenzae, Bacteroides species, Staphylococcus species, Acinetobacter calcoaceticus, Enterobacter aerogenes, Escherichia coli, Proteus mirabilis, Klebsiella pneumoniae, Morganella morganii, Citrobacter freundii, Enterobacter cloacae, Citrobacter diversus.

Cefoperazone- Sulbactam diindikasikan untuk pengobatan infeksi berikut :

- Infeksi saluran pernapasan atas dan bawah
- Infeksi saluran kemih atas dan bawah
- Peritonitis, cholecystis, cholangitis, dan infeksi intraabdomen lainnya
- Infeksi kulit dan jaringan lunak

- Infeksi tulang dan sendi

- Infeksi aliran darah

- Infeksi leher rahim, infeksi vagina

- Infeksi vulva

Cefoperazone- Sulbactam dikontraindikasikan pada pasien yang alergi terhadap Penicillin, Cefoperazone- Sulbactam, atau Cephalosporin lainnya.

Dosis dan Cara pemberian Cefoperazone- Sulbactam

Cefoperazone- Sulbactam tersedia dalam sediaan vial yang hanya dapat digunakan melalui suntikan pembuluh darah(IV) atau melalui suntikan ke otot (im) dengan sediaan: 1g, 2g, 10g vial. Setiap vial Cefoperazone- Sulbactam mengandung : Cefoperazone sodium setara dengan Cefoperazone 500 mg dan Sulbactam sodium setara dengan Sulbactam 500 mg.

Cefoperazone- Sulbactam hanya dapat diberikan bersamaan dengan resep dokter. Jangan menggunakan obat ini secara sembarangan atau tanpa resep dokter, karena dapat memperparah kondisi Anda atau menimbulkan efek samping lain yang dapat membahayakan diri Anda sendiri.

Pemberian dosis Cefoperazone- Sulbactam pada orang dewasa:
- Infeksi jaringan kulit dan / atau subkutan: 2-4g / hari setiap 12 jam
- Penyakit radang panggul: 2-4g / hari dibagi IV / IM setiap 12 jam
- Infeksi saluran pernafasan: 2-4 g / hari dibagi IV / IM setiap 12 jam
- Endometritis: 2-4 g / hari dibagi IV / IM setiap 12 jam

Dosis dalam pediatri:
100-150mg / kg / hari, bagi setiap 8 hingga 12 jam

Dosis untuk ibu hamil dan menyusui:
Penelitian reproduksi yang telah dilakukan pada tikus dengan dosis hingga 10 kali dari dosis manusia tidak menunjukkan bukti gangguan kesuburan dan bukti teratogenik. Cefoperazone- Sulbactam menembus sawar plasenta. Belum ada penelitian yang cukup atau terkontrol dengan baik pada wanita hamil. Karena penelitian reproduksi pada hewan tidak selalu mencerminkan respons pada manusia, penggunaan obat ini selama kehamilan hanya jika memang diperlukan.

Hanya sejumlah kecil sulbactam dan Cefoperazone yang diekskresikan dalam air susu ibu. Walaupun kedua obat hanya sedikit yang keluar melalui air susu ibu, hati-hati jika Cefoperazone- Sulbactam diberikan kepada ibu menyusui.

Efek samping Cefoperazone- Sulbactam

Cefoperazone- Sulbactam secara umum dapat ditoleransi dengan baik. Mayoritas efek samping yang terjadi bersifat ringan atau sedang dan dapat ditoleransi dengan melanjutkan pengobatan.

Efek samping yang paling sering ditimbulkan seperti penggunaan antibiotik lainnya adalah kekurangan vitamin K akibat bakteri baik di dalam usus ikut dihancurkan oleh penggunaan antibiotik ini.

Efek samping lainnya meliputi sakit perut, diare, mual muntah, kadar sel darah putih meningkat, reaksi alergi seperti gatal mungkin terjadi. Jika reaksi seperti di atas tidak hilang setelah penghentian obat, segera pergi ke dokter untuk memeriksakan kondisi Anda secara keseluruhan.

Interaksi Cefoperazone- Sulbactam

Selain efek samping yang ditimbulkan, penggunaan obat ini juga dapat meningkatkan efek samping yang dihasilkan oleh penggunaan obat-obatan lainnya, termasuk:

- Heparin: peningkatan risiko pendarahan
- Live Typhoid Vaccine (vaksin tipes): mengurangi respons imunologis terhadap vaksin tifoid
- Warfarin: peningkatan risiko pendarahan

Selalu konsultasikan dengan dokter jika Anda menggunakan obat-obatan lain atau menderita penyakit lainnya sebelum memulai pengobatan dengan menggunakan Cefoperazone- Sulbactam.

Peringatan

  • Beritahukan dokter bila mengalami riwayat penyakit alergi penicillin, gangguan liver, ginjal atau kekurangan gizi.
  • Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal secara rutin perlu dilakukan bila mengkonsumsi obat ini dalam jangka panjang. 
  • Beritahukan dokter jika sedang menggunakan obat-obatan lainnya.
  • Bila terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera periksakan diri ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. 

1 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app