Cara Pasang IUD dan Efek Samping yang Perlu Diperhatikan

Dipublish tanggal: Jul 3, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Okt 7, 2019 Waktu baca: 3 menit
Cara Pasang IUD dan Efek Samping yang Perlu Diperhatikan

Jika Anda ingin menunda kehamilan dalam waktu yang lama, alat kontrasepsi IUD merupakan pilihan tepat. IUD alias KB spiral ini dapat mencegah kehamilan hingga 10 tahun bila terpasang dengan benar. Sama seperti kontrasepsi lainnya, KB spiral juga memiliki efek samping yang perlu Anda perhatikan, terlebih jika posisinya bergeser dari lokasi semula. Penasaran bagaimana cara pasang IUD dan efek samping IUD yang dapat terjadi? Baca selengkapnya pada ulasan berikut ini.

Sekilas tentang IUD

Intrauterine Device atau IUD adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang ukuran kecil seperti huruf T dan terbuat dari plastik atau tembaga. Benda ini akan dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah terjadinya pembuahan. Ada 2 jenis IUD yang dapat digunakan, yaitu IUD hormonal dan IUD tembaga. 

IUD hormonal mengandung hormon progesteron yang dapat mengentalkan lendir pada leher rahim, sehingga sperma tidak dapat membuahi sel telur. Selain itu, penggunaan IUD hormonal juga akan menipiskan rahim, sehingga sel telur tidak dapat menempel ke dinding rahim sehingga mencegah kehamilan.

Sementara itu, IUD tembaga dilapisi tembaga yang dapat memicu reaksi inflamasi sehingga sperma sulit bergerak. Menggunakan IUD tembaga terbukti efektif mencegah kehamilan hingga 10 tahun.

Baca Juga: Alasan dan Cara Melepas IUD

Begini cara pasang IUD

Jika ingin pasang IUD, Anda bisa melakukannya di pelayanan kesehatan terdekat. Sebelum memasang IUD, dokter akan memeriksa kondisi rahim, leher rahim, dan vagina terlebih dahulu. Selain itu, dokter juga akan menanyakan apakah Anda menderita penyakit menular seksual atau tidak.

Alat KB spiral atau IUD tidak boleh digunakan oleh penderita penyakit menular seksual. Pasalnya, pemasangan benda asing ini justru bisa memicu infeksi dan memperparah penyakit.

Sebelum pasang IUD, dokter akan memberikan antiseptik guna menghindari risiko infeksi. Dokter juga akan memberikan anestesi lokal untuk mengurangi rasa nyeri yang muncul saat pemasangan IUD.

Pada saat pemasangan IUD, usahakan kondisi tubuh Anda serileks mungkin. Hal ini akan sangat membantu otot-otot vagina ikut rileks dan tidak menegang, sehingga dokter akan lebih mudah memasang IUD. 

Selanjutnya, dokter akan membuka vagina dengan alat bernama spekulum dan memasukkan IUD menggunakan inserter ke dalam rahim. Setelah selesai pasang IUD, Anda dianjurkan untuk check-up secara rutin untuk menghindari posisi IUD bergeser.

Efek samping IUD yang mungkin terjadi

Pemasangan IUD memang terbukti efektif mencegah kehamilan bahkan hingga 10 tahun. Selain itu, IUD hanya dipasang 1 kali sehingga Anda tidak perlu merasakan sakit berulang kali.

Kelebihannya lagi, pasang IUD juga tidak akan memengaruhi kesuburan Anda. Jadi, setelah Anda lepas IUD, Anda tidak butuh waktu lama untuk bisa hamil kembali dan punya anak.

Meskipun memiliki beberapa kelebihan, pemasangan IUD juga memiliki kekurangan. Salah satunya adalah tidak mampu melindungi diri dari risiko terkena penyakit menular seksual.

Selain itu, pemasangan dan pencopotan IUD juga tidak dapat dilakukan sendiri sehingga Anda harus bolak-balik pergi ke dokter. Alat kontrasepsi ini juga dapat mengubah siklus menstruasi Anda, bahkan ada pula yang tidak haid. Beberapa wanita juga mengeluh perut kram dan perdarahan setelah pasang IUD.

Kontrol rutin ke dokter setelah pasang IUD juga sangat penting untuk memastikan posisi IUD tetap di dalam rahim sesuai letaknya semula. Pasalnya, pemasangan IUD yang tidak tepat atau bergeser posisinya dapat menyebabkan infeksi pada rahim.

Baca Selengkapnya: Gejala Ketika IUD Bergerser dari Rahim dan Cara Pencegahannya

Selain itu, penggunaan IUD pada penderita penyakit menular seksual dapat membuat infeksinya menyebar hingga meningkatkan risiko kemandulan. Efek samping IUD juga dapat memicu perdarahan hebat sehingga wanita berisiko terkena anemia

Jika setelah pasang IUD muncul tanda-tanda seperti demam, nyeri pada perut, tidak mengalami menstruasi, sakit saat melakukan hubungan seksual, atau mengalami pendarahan hebat, sebaiknya segera periksa ke dokter. Hal ini bisa jadi pertanda posisi IUD telah bergeser. Itulah kenapa penting untuk tetap rutin check-up ke dokter untuk mencegah posisinya bergeser dan efek samping IUD yang mengganggu.


19 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
What to expect after insertion of Paragaurd IUD. (n.d.) (http://goaskalice.columbia.edu/answered-questions/what-expect-after-insertion-paragard-iud)
The American College of Obstetricians and Gynecologists. (2007, December). Adolescents and long-acting reversible contraception: Implants and intrauterine devices (http://www.acog.org/Resources-And-Publications/Committee-Opinions/Committee-on-Adolescent-Health-Care/Adolescents-and-Long-Acting-Reversible-Contraception#34)
Sexually speaking: The whole truth about IUDs. (2010, June). American Journal of Nursing, 110(6), 53-53 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/215087%2049)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app