Bayi laki-laki rentan terkena stroke bayi

Dipublish tanggal: Jun 12, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Bayi laki-laki rentan terkena stroke bayi

Stroke adalah salah satu kondisi dimana kemampuan bagian di otak berhenti mendadak atau terjadi penurunan aliran darah di otak, yang menyebabkan kerusakan di otak.

Ada dua jenis stroke yang umum, yaitu iskemik dan hemoragik. Ada dua subtipe stroke iskemik yang terjadi pada anak-anak, terutama terjadi pada bayi baru lahir.

Faktor risiko stroke pada bayi baru lahir meliputi cacat lahir yang memicu gangguan pada organ di jantung, riwayat masalah pembekuandarah, infeksi serius, dehidrasi, dan melahirkan.

Stroke dapat didiagnosis selama kehamilan, tetapi kelainan pada janin tidak dapat diobati terkait kondisi tersebut sampai setelah mereka dilahirkan. Untuk mencegah stroke, calon ibu harus menjaga pola makan yang sehat, tidak merokok dan menghindari dehidrasi.

Faktor resiko Stroke pada bayi

Meskipun tekanan darah tinggi, detak jantung tidak teratur dan pengerasan pembuluh darah adalah penyebab umum stroke orang dewasa, kondisi ini jarang terjadi pada anak-anak. Faktor risiko umum untuk stroke pada anak-anak meliputi:

Gejala Stroke bayi

Pada bayi baru lahir akan menunjukkan gejala yang sebagian besar datang dengan kejang. Kejang adalah tanda stroke yang paling dikenal pada kelompok umur ini. Gejala kejang terkadang sulit dikenali pada bayi baru lahir, dan gejala yang bervariasi yang dapat muncul adalah sebagai berikut:

  • gerakan wajah berulang, termasuk mengisap, mengunyah atau gerakan mata
  • Gerakan tidak biasa seperti mengayuh sepeda
  • henti bernapas yang berhubungan dengan melambatnya jantung
  • gerakan menyentak berirama yang melibatkan otot-otot wajah, lidah, lengan, kaki atau daerah lain pengerasan atau pengetatan kelompok otot sentakan cepat, tunggal yang melibatkan satu lengan atau kaki atau seluruh tubuh

Stroke bayi pada bayi laki-laki

Stroke terjadi pada sekitar 1 dari 4.000 kelahiran bayi hidup. Risiko stroke sejak lahir hingga usia 18 tahun adalah hampir 11 dalam 100.000 anak per tahun. Stroke sedikit lebih sering terjadi pada anak-anak di bawah usia 2. 

Anak laki-laki dan anak-anak Dengan usia lebih dewasa memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena stroke daripada kelompok lain.

Meskipun tidak dapat secara khusus membahas peran perbedaan jenis kelamin , perbandingan hasil studi menemukan dominasi laki-laki yang sangat tinggi dalam kasus diseksi arteri dan kasus dengan riwayat trauma.

Kondisi ini mungkin menunjukkan bahwa perilaku mengambil risiko sebagian menjelaskan perbedaan jenis kelamin dalam stroke masa kanak-kanak. Atau, adanya kemungkinan anak laki-laki dan perempuan menunjukkan perilaku yang sama, anak laki-laki mungkin lebih rentan terhadap diseksi traumatis, mungkin terkait dengan gangguan terkait-X yang belum terdiagnosis. 

Namun, masih ada kecenderungan hasil yang mendominasi laki-laki (57%) bahkan setelah tidak ada resiko kasus dengan riwayat trauma. Studi lain tentang diseksi arteri masa kanak-kanak yang sama menemukan dominasi pada anak laki-laki dengan trauma.

Bagaimana cara mendiagnosis Stroke pada bayi?

Terkadang stroke dapat didiagnosis saat bayi masih dalam kandungan. Umumnya, ini terjadi jika diduga cacat lahir dan ibu diberikan tes yang disebut fetal magnetic resonance imaging (MRI). MRI janin sangat efektif dalam mendeteksi stroke pada janin.

Pada beberapa janin, jika timbul gejala  stroke sangat parah, dapat dideteksi pada USG normal selama kehamilan. Setelah bayi lahir, pencitraan otak lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis.

Selain itu, semua bayi baru lahir yang mengalami kejang harus diberikan USG dan CT kepala. Mereka juga dapat diberikan MRI. MRI lebih sensitif tetapi setiap stroke signifikansi akan terlihat pada CT.

Bagaimana jenis terapi pada Stroke bayi?

Penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan antikoagulan aman dalam pengobatan trombosis tanpa perdarahan di otak. Hampir seperempat bayi baru lahir dengan jenis stroke ini yang tidak menerima antikoagulan mengalami pembekuan gumpalan darah mereka.

Di sisi lain, bayi baru lahir yang mengalami stroke iskemik arteri umumnya tidak memerlukan antikoagulan kecuali ada gumpalan darah tambahan di jantung yang bisa naik ke otak

. Jika bayi mengalami stroke hemoragik, yang berarti ada perdarahan di otak, antikoagulan tidak boleh digunakan karena akan memperparah perdarahan.


20 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
What are the signs and symptoms of a stroke? (2016). (https://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/stroke/signs)
Sue-Min L, et al. (2005). Sex differences in stroke recovery. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1364522/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app